Namanya selalu dipuja-puji kala dia berhasil menjadi penentu kemenangan Piala Uber cup 1993, baru berusia 14 tahun dia sudah memegang tanggung jawab yang besar
Dimana kala itu Indonesia berhasil membawa piala Uber cup yang kedua kali setelah tahun 1975 dia berhasil mengalahkan Zhang Ning di partai final dengan rubber set 11-7, 10-12, 11-4
Pertama kali dia terjun di turnamen bulutangkis membawa nama Indonesia di tahun 1993, setelah mendapat piala Uber cup di tahun 1993 dan dua tahun berselang tepatnya di Hongkong, Dia mempertahankan piala Uber cup dan menjadi gelar ketiga yang sampai sekarang belum bisa kembali ketanah air
Dia lah Mia audina tjiptawan tunggal putri penerus Susy Susanti dan pernah di sebut menjadi The Next Susy Susanti
Tidak salah dia pernah mendapatkan julukan tersebut karena di Usia 16 Tahun Mia berhasil melangkah dirinya ke puncak Final Olimpiade Atlanta 1996 sebelum akhirnya nya di kalah oleh pemain asal bang so Hyun dan dia harus pulang ke Indonesia membawa perak tetapi walaupun begitu berhasil menjadi membuat sejarah menjadi atlet termuda dalam sejarah pergelaran Olimpiade dan di tahun itu juga di berhasil menduduki peringkat pertama IBF ( Federasi Bulutangkis Internasional)
Namun pencapaian Mia audina tjiptawan masih selalu di bayang-bayang senior nya Susy Susanti
"Saya akui saya masih sulit kalahkan dia, Susy pemain bagus dan ulet" kata Mia setelah simulasi Piala Sudirman dan Kejuaraan dunia 1997 dikutip kompas, 26 April 1997
Sayang setelah menikah dengan pria ke Bangsawan Belanda Prestasi Mia audina grafik prestasi Mia mulai menurun,
Meninggalnya sang ibu lanny Susilawati pada akhir April tahun 1999 tak di pungkiri membuat prestasi Mia menurun
Hingga akhirnya dia memutuskan keluar dari PBSI dan membela negara Belanda di pentas Internasional
Prestasi terbaik Mia ketika dia berhasil membawa negara Belanda ke puncak Tinggi Olimpiade Athena tahun 2004, walaupun kalah dengan unggulan China Zhang Ning tetapi warga negara Belanda sangat bangga kepada Mia audina