Mohon tunggu...
nurhalifah
nurhalifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobi saya main voli ball

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori psikososial Erik Erikson

17 Januari 2025   18:25 Diperbarui: 17 Januari 2025   18:25 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Psikososial Erik Erikson

Erik Erikson adalah seorang psikolog perkembangan yang terkenal dengan teori psikososial yang menjelaskan perkembangan manusia sepanjang hidup. Teorinya terdiri dari delapan tahap perkembangan psikososial, yang masing-masing diwarnai oleh konflik atau krisis yang harus diselesaikan untuk mencapai pertumbuhan yang sehat. Erikson percaya bahwa setiap tahap membentuk fondasi bagi tahap berikutnya, dan kesuksesan dalam mengatasi konflik ini akan menghasilkan perkembangan kepribadian yang sehat.

---

Prinsip Utama Teori Psikososial

1. Pengaruh Sosial dan Budaya:

Erikson menekankan bahwa perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial dan budaya. Lingkungan sosial memainkan peran penting dalam membantu individu menyelesaikan krisis di setiap tahap perkembangan.

2. Krisis Psikososial:

Setiap tahap perkembangan memiliki krisis unik yang merupakan konflik antara kebutuhan individu dan harapan sosial. Resolusi positif dari krisis ini membantu individu berkembang, sementara kegagalan menyelesaikannya dapat menyebabkan masalah psikologis.

3. Rentang Kehidupan:

Tidak seperti teori perkembangan lainnya yang fokus pada masa kanak-kanak, teori Erikson mencakup seluruh rentang kehidupan, mulai dari bayi hingga usia lanjut.

---

Delapan Tahap Perkembangan Psikososial Erikson

1. Tahap 1: Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0--1 tahun)

Krisis: Bayi belajar mempercayai dunia berdasarkan pengalaman dengan pengasuh.

Hasil Positif: Rasa aman dan kepercayaan terhadap dunia.

Hasil Negatif: Ketidakpercayaan dan ketakutan terhadap lingkungan.

2. Tahap 2: Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu (1--3 tahun)

Krisis: Anak mulai mengembangkan kemandirian dengan belajar melakukan sesuatu sendiri.

Hasil Positif: Rasa percaya diri dan kemampuan untuk mengontrol diri.

Hasil Negatif: Perasaan malu atau ragu atas kemampuan diri.

3. Tahap 3: Inisiatif vs Rasa Bersalah (3--6 tahun)

Krisis: Anak mulai menunjukkan inisiatif untuk beraktivitas dan mengeksplorasi lingkungan.

Hasil Positif: Rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam mengambil keputusan.

Hasil Negatif: Rasa bersalah karena takut melanggar aturan atau mengecewakan orang lain.

4. Tahap 4: Kerajinan vs Inferioritas (6--12 tahun)

Krisis: Anak belajar bekerja keras untuk menguasai keterampilan baru.

Hasil Positif: Rasa kompeten dan bangga atas pencapaian.

Hasil Negatif: Perasaan rendah diri jika gagal memenuhi harapan.

5. Tahap 5: Identitas vs Kekacauan Identitas (12--18 tahun)

Krisis: Remaja mencari identitas diri melalui eksplorasi nilai, tujuan, dan peran sosial.

Hasil Positif: Rasa identitas diri yang kuat dan tujuan hidup.

Hasil Negatif: Kebingungan tentang peran dan identitas.

6. Tahap 6: Keintiman vs Isolasi (18--40 tahun)

Krisis: Individu dewasa muda berusaha membangun hubungan yang dekat dan intim dengan orang lain.

Hasil Positif: Hubungan yang mendalam dan saling mendukung.

Hasil Negatif: Isolasi emosional dan ketakutan terhadap komitmen.

7. Tahap 7: Generativitas vs Stagnasi (40--65 tahun)

Krisis: Individu di usia paruh baya berusaha memberi kontribusi kepada masyarakat dan generasi berikutnya.

Hasil Positif: Rasa makna melalui pengasuhan, pekerjaan, atau kontribusi sosial.

Hasil Negatif: Perasaan stagnasi dan ketidakpuasan hidup.

8. Tahap 8: Integritas vs Keputusasaan (65 tahun ke atas)

Krisis: Lansia merenungkan kehidupan mereka, mengevaluasi pencapaian dan kegagalan.

Hasil Positif: Rasa damai dan penerimaan diri.

Hasil Negatif: Penyesalan mendalam dan ketakutan terhadap kematian.

Implikasi Teori Erikson

1. Pengasuhan:

Teori ini membantu orang tua dan pendidik memahami pentingnya mendukung kebutuhan emosional anak di setiap tahap perkembangan.

2. Psikologi Klinis:

Dalam terapi, teori Erikson sering digunakan untuk memahami sumber konflik psikologis berdasarkan tahap perkembangan individu yang mungkin tidak terselesaikan dengan baik.

3. Pengembangan Diri:

Teori ini menekankan bahwa perkembangan adalah proses seumur hidup, sehingga individu memiliki kesempatan untuk terus bertumbuh, meskipun mengalami tantangan di tahap-tahap sebelumnya.

---

Kesimpulan

Teori psikososial Erik Erikson menekankan pentingnya hubungan sosial dan budaya dalam perkembangan kepribadian. Setiap tahap perkembangan psikososial melibatkan krisis yang harus diselesaikan untuk mencapai keseimbangan yang sehat. Teori ini memberikan pandangan holistik tentang bagaimana individu tumbuh, belajar, dan membentuk identitas sepanjang hidup mereka. Dengan memahami teori ini, kita dapat lebih baik mendukung perkembangan individu dalam berbagai konteks kehidupan.

Fokus utama teori ini adalah pentingnya interaksi sosial, budaya, dan pengalaman dalam membentuk identitas serta hubungan individu dengan lingkungannya.

Setiap tahap perkembangan mencakup konflik antara kebutuhan individu dan tuntutan sosial, seperti kepercayaan, otonomi, inisiatif, identitas, hingga integritas.

Hasil positif dari krisis ini akan menghasilkan kualitas kepribadian yang mendukung individu menghadapi tantangan hidup berikutnya. Sebaliknya, kegagalan menyelesaikan krisis dapat menyebabkan masalah psikologis yang memengaruhi tahap perkembangan selanjutnya.

Teori Erikson memberikan pemahaman bahwa perkembangan manusia bersifat dinamis dan berkesinambungan, sehingga memungkinkan individu untuk terus berkembang meskipun ada tantangan di masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun