Mohon tunggu...
Nurhakim Yuanfabell
Nurhakim Yuanfabell Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa FKM Unair

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi dalam Penanganan dan Pencegahan Mpox

2 Oktober 2024   08:17 Diperbarui: 2 Oktober 2024   08:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cacar monyet atau yang sering disebut sebagai monkeypox atau mpox adalah penyakit cacar yang disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 pada sekumpulan monyet yang sedang menjadi objek penelitian. Penyakit ini pada awalnya ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis), namun penyakit ini juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Penyakit ini sendiri memliki beberapa varian yang telah teridentifikasi, yaitu varian Ia, Ib, dan IIb. Gejala dari mpox sendiri sangatlah beragam, mulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, dll. Gejala -- gejala tersebut dapat terlihat setelah beberapa waktu orang tersebut terkena mpox.

Proses penularan mpox dari hewan ke manusia adalah melalui kontak fisik dengan hewan yang terinfeksi. Biasanya mpox ditularkan dari hewan pengerat atau primata. Sedangkan proses penularan mpox dari manusia ke manusia juga melalui kontak fisik, seperti tatap muka, bersentuhan, kontak seksual, dll. Lingkungan sendiri dapat terkontaminasi oleh virus mpox, yaitu melalui pakaian yang dipakai, handuk yang dipakai, bahkan alat elektronik yang disentuh sekalipun. Percikan air liur juga diidentifikasi mampu menyebarkan virus ini. Fakta mengatakan bahwa pasangan pria dengan pria (gay) memiliki resiko paling tinggi terkena penyakit ini, namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit ini mampu menjangkit manusia dari segala kalangan.

Risiko kematian dari penyakit ini dapat diperkuat jika yang terinfeksi memiliki catatan penyakit HIV atau AIDS. Dalam kasus ini HIV dapat dengan mudah menurunkan imun orang yang terinfeksi, kemudian mpox akan dengan cepat mengakhiri hidup dari seseorang yang terinfeksi. Maka dari itu penyakit ini sangat berbahaya dan berpotensi menjadi wabah.

Pemerintah bersama organisasi dunia juga sedang dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit ini, guna menurunkan angka terinfeksi dan angka kematian akibat penyakit ini. Salah satu upaya untuk pencegahan penyakit ini adalah pengembangan vaksin yang bernama smallpox. Namun, ketersediaan dari vaksin ini sendiri tidak mencukupi, maka dari itu vaksin ini hanya dikhususkan bagi orang -- orang yang memiliki risiko tinggi terjangkit penyakit ini. Dalam upaya pencegahannya, pemerintah telah mengembangkan pengobatan berupa antivirus, dengan catatan orang yang terinfeksi harus mengikuti saran dan arahan yang diberikan oleh tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan. Pasien mpox juga diharapkan untuk tidak melakukan aktivitas yang sekiranya mampu menyebarkan penyakit ini, seperti menggaruk area ruam pada kulit, menjaga kebersihan anggota badan, dll. Pasien mpox juga diharapkan untuk menjaga pola makan dan minum, serta menjaga kualitas tidur. Selain menjaga lingkungan dan kesehatan tubuh, pasien mpox juga harus menjaga mentalnya agar tidak jatuh. Mental yang jatuh hanya akan memperparah situasi dan kondisi. Maka dari itu, pasien mpox diharapkan mampu menjaga kesehatan mentalnya dengan cara melakukan aktivitas yang mampu membuat diri sendiri senang, menjalin komunikasi dengan orang terdekat menggunakan alat elektronik, dan meminta pelayanan kesehatan mental jika diperlukan.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari essay ini adalah kita harus bisa menjaga diri kita dan merawat lingkungan kita. Dalam penanganannya, tenaga medis dan tenaga kesehatan tentu tidak bisa bergerak sendiri, harus ada dukungan dari diri pasien yang terjangkit. Kesadaran diri sangat diperlukan dalam kasus ini, guna menyelamatkan orang -- orang yang kita sayangi.

KATA KUNCI: Infeksi, mpox, Pasien, Vaksin

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Gerald. 2024. Frequently Asked Questions (FAQ) Mpox.

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/frequently-asked-questions-faq-mpox. [online]. Diakses pada tanggal 26 September 2024.

Tarmizi, Siti Nadia. 2024. Vaksin MPOX Sudah Disetujui WHO dan BPOM.

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240912/5346444/vaksin-mpox-sudah-disetujui-who-dan-bpom/. [online]. Diakses pada tanggal 26 September 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun