Judul Buku : Waktunya Pulang
Penulis : Febriawan Jauhari
Penerbit : Diandra Kreatif
Tahun : 2022
Jumlah Halaman : 193
Resume by : Infahrun
Genre : Spiritual
"Perjalanan paling menyakitkan adalah perjalanan melupakan Allah.."
Begitulah kalimat pertama yang terdapat pada cover buku ini. Ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami, dan terdiri dari 4 bab. Bab pertama tentang "Allah sayang padamu", yang terdiri dari 9 bagian. Bab kedua tentang "Tapi kamu menjauh" yaing terdiri dari 7 bagian. Bab ketiga tentang "Pulanglah" yang terdiri dari 5 bagian. Sedangkan bab keempat tentang " Rasakanlah Allah" yang terdiri dari 4 bagian.
Hari ini kita sudah melangkah sangat jauh. Melewati berbagai suasana kehidupan dunia. Bahagia, sedih, duka, tertawa, dan berbagai rasa yang ada. Apakah kita melewatinya sendirian? Tidak. Pada satu waktu, Allah izinkan kita dibersamai oleh orang-orang di sekitar. Namun pada waktu yang lain, saat tidak ada orang di sekitar kita percayalah bahwa Allah selalu ada menemani kita.
Dalam Al-Quran surah Az-Zariyat ayat 56 Allah berfirman yang artinya
"Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku."
Kita manusia seringkali merasa angkuh. Seringkali saat berbuat maksiat yang kecil, merasa bahwa itu hanya maksiat kecil dan dakmpaknya juga kecil. Seringkali lupa bahwa apa yang kita dapatkan hari ini adalah milik Allah. Seringkali bertumpu pada diri sendiri.
Satu pertanyaan. Sudah ribuan hari kita hidup di dunia, nikmat mana yang itu milik kita sepenuhnya?
Bahkan perkara oksigen, garam di dapur, bensin. Itu semua kita dapatkan dari Allah.
Melalui buku Waktunya pulang, penulis mendapatkan 2 hal penting, yaitu :
1. Kasih sayang Allah untuk makhluknya itu tanpa batas.Â
2. Seringkali kita manusia yang memilih menjauh dari Allah. Menunda salat, malas mengaji, lalai dengan waktu kosong dan kesehatan. Namun sejauh apapun kita menjauh, Allah masih selalu menolong kita, memberikan apa yang kita butuhkan, bahkan selalu menerima taubat saat kita kembali.
Saatnya pulang. Agar hati yang hampa bisa kembali tenang. Agar jiwa gersang bisa kembali tumbuh.
