Judul Buku: Pengen Jadi Baik 8
Penulis: Squ
Penerbit: Wake Up Early Publisher
Tahun: 2022
Jumlah Halaman: 159
Resume oleh : Putri Rezeki Agustiana
Banyak hal-hal dianggap sepele menjadi ramai dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu sering dilakukan oleh kaum laki-laki. Salah satunya adalah cara mengambil baju dalam lemari dan misteri handuk di atas kasur.Â
Sebanyak apapun teori yang dibaca namun praktik di lapangan seringkali gagal. Begitu pula dengan memakai dasi di kantor. Dasi hanya dikenakan ketika rapat, ada tamu, atau diminta foto bersama oleh adik-adik SMK ketika magangnya selesai.
Selain itu, ada pula hal lain yang kerap terjadi dalam kehidupan kita,baik laki-laki dan perempuan. Antara lain bercita-cita menjadi ASN dengan beranggapan memiliki penghasilan tetap dan mapan.Â
Namun, ada sebagian orang yang begitu menjadi ASN, SK-nya dijadikan sebagai jaminan utang ribawi. Riba itu terjadi karena ingin memenuhi kemauan secara cepat dan akhirnya terjerat diri sendiri.Â
Ibarat gentong, air yang masuk dari kran lebih sedikit daripada air yang keluar, karena salah paham mengelola akhirnya gentong itu akan selalu kekurangan, dan lama-lama menjadi kering.
Nah cara mengatasinya, tutup lubang itu dan memperbanyak sumber air masuk. Pengeluaran dikurangi (tidak boros) dan penghasilan ditambah. Jika perlu catat apa saja yang kita butuhkan dan evaluasi mana biaya yang tidak perlu. Penghasilan ditambah dengan upgrade diri, jangan nyaman di zona itu saja.Â
Banyak bidang yang bisa kita lakukan dengan skill yang kita miliki. Selain profesi utama, kita bisa dagang, bagi hasil investasi, jual jasa, dan banyak lainnya. Mulailah menabung dan buka usaha. Jual aneka makanan, tanaman hias, kue, jadi reseller, dan banyak lagi.Â
Mencari penghasilan tambahan butuh waktu dan energi ekstra. Namun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, InsyaAllah dimudahkan.Â
Jangan jadi kaum rebahan yang tinggi angan tetapi tidak melakukan perubahan. Jika gentong tersebut penuh kita bisa berbagi untuk sesama.
Sedekah itu wajib karena infaq fii sabilillah tidak mengurangi harta, justru rezeki bertambah. Kita sebagai muslim harus kuat, terutama kuat dalam soal ekonomi.Â
Banyak sekali kita temukan kejadian-kejadian yang menyogok fakir miskin dengan pemberian uang atau sembako agar pindah ke agama lain. Nauuzubillah...
Hal lain yang marak terjadi saat ini adalah pengakuan. Pengakuan yang ingin didapatkan baik secara langsung ataupun melalui media sosial.Â
Dengan alasan pengakuan yang efeknya menjadi riya. Misalnya kita sudah berprestasi, berjasa, atau membuat sesuatu namun tidak diakui oleh orang lain, bahkan yang diakui adalah pihak lain yang tidak terlibat langsung dari apa yang telah kita kerjakan. Di saat itulah kita kembali luruskan niat.Â
Untuk siapa kita berbuat baik dan untuk siapa amal yang kita perbuat ini. Jangan rusak keikhlasan demi pujian manusia semata. Contoh lain, ketika crazy rich palsu yang menyumbangkan hartanya ke fakir miskin namun ada kamera yang merekam dan memposting hal yang dilakukan agar dicap dermawan.
Mutasi kerja kerap  terjadi di dunia ASN dan pegawai swasta di perusahaan tertentu. Setiap mendengarkan kata mutasi tentunya bertanya-tanya mutasi kemana. Tidak setiap kabar mutasi itu bahagia ataupun sebaliknya. Pastinya, semua yang Allah takdirkan kepada kita terselip hikmah di dalamnya.Â
Mutasi dengan jarak yang lumayan jauh dengan keluarga pasti membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Belum lagi dengan adaptasi yang dilakukan sesuai dengan daerah penempatan.Â
Butuh energi dan waktu untuk belajar hal baru. Di sini kita mencoba menerapkan kembali sikap ikhlas. Ikhlas menjalani tugas kita semata-mata karena Allah.Â
Di balik ikhlas dan berpasrah kepada Allah, akan Allah berikan kebahagian yang sebelumnya tidak diduga. Allah juga mengabulkan doa-doa kita di saat yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H