"Jadi, setelah seluruh peserta mempresentasikan hasil inovasinya, juri akan mengambil peserta terbaik dengan 10 besar (3 besar, 3 terbaik, dan 4 favorite), dan nantinya akan diikutkan di kompetisi tingkat provinsi kemudian ketingkat nasional," tutupnya.Â
Sehingga dengan adanya kegiatan ini instansi dapat terdorong dalam memunculkan ide inovasi baru dalam pelayanan publik, dan mereka akan diberi masukan kepada dewan juri mengenai masing-masing ide inovasi yang mereka paparkan. Seperti di SDN Kotalama 1 Malang memberikan ide inovasinya dengan sebutan yang unik Inovasi Bulu Kotoran Ayam (IBUKOTA), yang mana di sekitar sekolah tersebut berada di lingkungan home industry ayam potong. Dengan kondisi lingkungan tersebut memunculkan limbah, dan bagaimana caranya agar dapat mengurangi polusi udara tersebut.
"Dari lingkungan sekitar kami ada masalah adanya limbah yang berakibat munculnya polusi udara, maka kami selesaikan dengan inovasi ini agar dapat mengurangi polusi udara. Karena inovasi muncul berawal dari suatu masalah, salah satunya dengan kondisi tempat kami mengajar di lingkungan home industry," jelasnya, salah satu peserta SDN Kotalama 1 Malang.
"Dari kompetisi ini kami senang diberikan masukan dari dewan juri, juga nantinya kami diminta kerjasama dengan pihak DLH (Dinas Lingkungan Hidup)," tambahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H