Pertanian merupakan bidang yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Bidang pertanian perannya sangat luas dalam membuka lapangan pekerjaan dan sumber devisa negara. Kemampuan suatu negara untuk mengelola sektor pertanian akan menentukan ketahanan dan kemajuan negara tersebut, termasuk Negara Indonesia, apalagi Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja di bidang pertanian.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2018), Rakyat Indonesia yang berprofesi sebagai petani berjumlah 33.487.806 orang atau sekitar 12% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Sementara itu, jumlah petani berdasarkam kelompok umur, menunjukkan persentase petani umur <25 tahun hanya berjumlah 0.86%, kelompok umur 25-34 tahun sebesar 10.65%, kelompok umur 35-44 sebesar 24.17% dan  kelompok umur 45-54 tahun sebesar 28.23%. selebihnya adalah petani yang berumur diatas 55 tahun.
Data jumlah petani Indonesia  berdasarkan kelompok umur tersebut menunjukkan bahwa persentase tertinggi adalah petani berumur 45-54 tahun atau petani yang tergolong dalam usia diakhir masa produktif. sedangkan persentase terendah adalah kelompok petani muda yang berumur kecil dari 25 tahun dengan jumlah persentase tidak mencapai 1% dari jumlah petani indonesia. hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan jumlah yang sangat signifikan terhadap profesi petani dan dunia pertanian. Anak-anak petani dan pemuda desa enggan untuk meneruskan pekerjaan orang tuanya sebagai petani, mereka lebih memilih untuk pindah ke kota dan bekerja di sektor industri. Hal ini dapat menjadi permasalahan yang serius jika tidak disiati dengan benar. Jika hal ini terus berlanjut maka beberapa tahun akan datang, bisa jadi Indonesia akan menjadi negara agraris yang langka akan petani.Â
Dilihat dari sisi lain, sebagai bangsa yang optimis, masih ada harapan dan peluang untuk pertanian Indonesia di masa depan terutama mengenai peluang regenerasi petani masih terbuka lebar yaitu dengan meningkatnya jumlah pemuda yang berminat dibidang pendidikan pertanian. Berdasarkan data Ditjen Dikti yang dikutip kementerian Pertanian (2019), perkembangan mahasiswa pertanian tahun 2010-2018 terus mengalami peningkatan sebesar 64,16%. Jumlah mahasiswa pertanian Indonesia tahun 2018 mencapai 284.259 orang. Ditjen Dikti memprediksikan pada tahun 2025 jumlah mahasiswa pertanian Indonesia mencapai 536.000 orang. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pendidikan pertanian makin diminati.
Diharapkan potensi meningkatnya minat dan jumlah pemuda Indonesia yang melanjutkan pendidikan di bidang pertanian dapat memberi dampak positif bagi dunia pertanian Indonesia. kehadiran mereka hendaknya dapat diarahkan dengan sebaik-baiknya, sehingga peran pemuda sebagai generasi produktif dapat menciptakan inovasi-inovasi baru dan diharapkan dapat membawa pertanian Indonesia lebih maju.
Meningkatnya jumlah minat mahasiswa Indonesia di bidang pertanian tidak serta-merta menjawab permasalahan utama regenerasi petani Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar mahasiswa Indonesia setelah menyelesaikan studinya, mereka memilih bekerja di luar sektor pertanian. Seperti yang diberitakan oleh detik.com (2013), 40% dari alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja di luar bidang pertanian, mereka banting setir bekerja di sektor perbankan  dan birokrat pemerintah. BBC Indonesia (2017), juga melaporkan bahwa hanya delapan persen yang melanjutkan karir di dunia pertanian. Dwi Andreas, pakar pertanian IPB menyatakan lulusan pertanian pindah haluan ke sektor lain penyebab utamanya adalah rendahnya pendapatan, tidak adanya kepastian harga dan jaminan keberhasilan dari usaha tani. Oleh karena itu mereka lebih memilih bekerja di kantor dengan gaji tetap.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan langkah-langkah konkrit untuk kembali menarik minat sarjana lulusan pertanian agar tetap fokus di sektor tersebut, untuk mengembangkan pertanian di Indonesia. salah satu cara untuk membuat para lulusan untuk tetap setia dengan apa yang mereka pelajari di kampus, adalah dengan membentuk suatu wadah yang dapat mendukung para mahasiswa untuk mengembangkan usaha-usaha dibidang pertanian itu sendiri sehingga dapat  mengubah citra, bahwa sektor pertanian juga bernilai ekonomi tinggi dan bahwa menjadi entrepreneur pertanian juga ada kepastian usaha tani dan pendapatan.
Wadah tersebut diberi nama Rumah Insan Tani Muda sebagai tempat mempertemukan mahasiswa dengan petani, investor, pemerintah dan pengusaha. Mahasiswa pertanian dan lulusan pertanian selanjutnya disebut dengan Insan Tani Muda. Rumah Insan Tani Muda merupakan tempat untuk mempersatukan semua elemen untuk bersama-sama memajukan pertanian Indonesia.
Rumah Insan Tani muda dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu:
- Insan Tani Muda dan Petani
Tujuan utama dari lingkup ini adalah sinergisitas antara insan tani muda dengan petani. Insan tani muda yang selama perkuliahan lebih banyak mempelajari teori-teori dapat belajar dari pengalaman petani yang telah bertahun-tahun berbudidaya komoditas pertanian. Â Insan tani muda sebagai pemuda yang kaya dengan inovasi-inovasi dan kemampuan teknologi dan pengetahuan terbaru juga dapat membantu petani untuk mengaplikasikan pertanian modern guna meningkatkan produktivitas petani. Selain itu, Insan tani muda juga dapat menjembatani antara petani dengan pemerintah, juga menyampaikan pengetahuan antar petani dengan teknologi pertanian karena sebagian besar petani Indonesia belum melek teknologi. Sinergisitas ini diharapkan dapat saling memberikan dampak positif bagi dunia pertanian Indonesia.
- Insan Tani Muda Entrepreneur
Insan Tani Muda Entrepreneur adalah bagian khusus untuk mencetak wirausaha-wirausaha pertanian. Disini, Insan tani muda akan dibekali dengan pelatihan-pelatihan untuk menjalankan usaha, mereka dibimbing, mereka diberikan modal dan mereka juga akan dipertemukan dengan investor dan pengusaha-pengusaha pertanian yang sukses. Usaha di bidang pertanian sangat luas sekali lingkupnya, mereka dapat memilih membuka usaha di bidang budidaya baik itu budidaya tanaman, perikanan maupun peternakan, penyediaan barang dan jasa pertanian, memproduksi produk sekunder, bahkan sampai usaha kuliner.
- Penelitian dan Pengembangan Insan Tani Muda
Bagian ini dikhususkan untuk Insan Tani Muda yang berminat untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan persoalan yang dialami petani dilapangan. Hasil penelitian dari tim Litbang Insan Tani Muda akan dapat diaplikasikan langsung untuk mengatasi permasalahan petani tersebut. Jika selama ini, mahasiswa pertanian melakukan penelitian dan percobaan hanya sekedar untuk mengejar gelar, ataupun mengisi SKS matakuliah, sehingga hasil-hasil penelitian banyak yang hanya tertinggal di dalam laporan-laporan dan skripsi yang hanya bertumpuk dan berdebu di perpustakaan. Maka penelitian dan pengembangan Insan Tani Muda dilaksanakan betul-betul untuk diaplikasikan dilapangan agar produktivitas pertanian semakin meningkat.
Secara teknis, Rumah Insan Tani Muda dapat dibuat dan dihadirkan secara bertahap di seluruh daerah, provinsi atau kabupaten/kota sehingga Rumah Insan Tani Muda kehadirannya dapat menjangkau petani sampai ke pelosok desa. Mahasiswa pertanian setiap daerah dapat menjadi penggerak utamanya, sedangkan pihak pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan swasta dapat menjadi pendukung bagi terlaksananya wadah ini sebagaimana tujuan semestinya yaitu menciptakan regenerasi petani indonesia guna memastikan kemajuan dan keberlanjutan pertanian Indonesia.
Untuk pengembangan dalam jangka panjang, Rumah Insan Tani Muda juga dapat dikembangkan sebagai salah satu start up yang bergerak dibidang pertanian sehingga dapat bermanfaat lebih luas lagi, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan dapat diakses di seluruh wilayah Indonesia. diharapkan Rumah Insan Tani Muda dapat menarik minat generasi muda untuk bergerak di sektor pertanian, mengembalikan kembali mindset mereka bahwa mempertahankan idealis dan setia di bidang pertanian adalah pilihan yang tepat.
Berdaya  Mahasiswa Pertanian, Maju Pertanian Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2018. Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018. Jakarta
BBC Indonesia. 2017. Mengapa Banyak Lulusan Pertanian Kerja di Bank?. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41175869 (diakses pada 21 mei 2019)
Detik.com. 2013. 40% Alumni IPB Pilih Kerja di Luar Bidang Pertanian https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2450591/40-alumni-ipb-pilih-kerja-di-luar-bidang-pertanian (diakses pada 21 mei 2019)
Kementerian Pertanian 2019. Kinerja Pertanian 2015-2018. Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H