Mohon tunggu...
Nurhaedin
Nurhaedin Mohon Tunggu... Lainnya - Kreator

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Music

Pasca Ramadhan, Sumsel Bergaya Bak Kota La Vegas, Masyarakat Anggap Biasa

20 April 2024   11:20 Diperbarui: 20 April 2024   11:36 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah bulan suci Ramadhan mereda, provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kini bergaya bak Kota Las Vegas dengan berbagai Dj Remix di hajatan. Fenomena ini menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat, yang secara mengejutkan meresponnya dengan sikap yang mengejutkan---dengan anggapan bahwa perubahan ini adalah hal yang biasa.

Dengan modal organ tunggal kadang dilengkapi dengan aksesori DJ lengkap, penduduk setempat Palembang menunjukkan kesatuan dan keteraturan dalam menjalankan tradisi dugem yang khas, dikenal dengan nama "geleng-geleng kepala ayam kangkung". Tradisi ini telahdianggap menjadi bagian dari budaya, dari kalangan remaja hingga kelompok lanjut usia.

Tradisi dugem ini bukan hanya berlangsung di Palembang, namun sering kali diadakan di kabupaten Oku Timur, Sumatera Selatan. Meskipun demikian, sejak munculnya budaya clubbing di Palembang, tidak pernah terjadi insiden kekerasan antara para pelakunya. Mereka tetap menjaga kedamaian dan harmoni di antara satu sama lain.

Namun, seperti halnya tradisi apapun, tradisi ini juga tidak luput dari kritik pedas dan cacian yang dilontarkan oleh sejumlah netizen di media sosial. Meski demikian, komunitas tersebut tetap teguh dalam menjalankan tradisinya, sambil terus berupaya menjaga identitas budaya mereka di tengah perubahan zaman yang terus berlangsung.

Sementara itu, beberapa tokoh masyarakat memperingatkan agar pemerintah setempat tetap memperhatikan nilai-nilai tradisional dalam mengelola transformasi kota. Mereka menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara modernisasi dan identitas budaya lokal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun