Mohon tunggu...
nurhadi sucahyo
nurhadi sucahyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Membaca, Mendengar, Melihat, Menulis

Mulai dari Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengingat Genosida Rwanda dari Wajah Bernard Kalume

21 Februari 2022   20:30 Diperbarui: 21 Februari 2022   20:34 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebutir peluru yang dipakai milisi itu untuk membunuh istrinya.

Setidaknya, itu adalah kematian yang cepat. Yang tidak diwarnai kengerian tanpa batas oleh ayunan parang.

Setidaknya, Bernard masih bisa menunjukkan cintanya, lewat sebutir peluru itu.

Cinta tidak hanya terwujud lewat benda-benda wangi atau puisi. Dalam hidup Bernard, dalam kekalutan dan tragedi kemanusiaan yang mengguncang Afrika dan dunia, ada cinta dalam sebutir peluru. Barangkali, ketika itu, ada peluru-peluru lain yang juga melesat ke orang-orang tercinta di Rwanda, karena bagaimanapun kematian yang tidak menyakitkan masih lebih baik daripada ayunan pedang dengan akhir hayat yang tak pasti.

Setelah huru-hara itu usai, Bernard mencoba mencari milisi pembantai istrinya. Tapi kemudian dia berhenti, dan memulai hidup baru di Congo.

Pada akhirnya aku memahami, bahwa kebencian tidak menghancurkan orang yang kita benci. Tetapi menghancurkan diri kita sendiri..., kata Bernard.

Ya, dia benar..., tentang peluru itu, dan tentang penerimaan untuk menghapus kebencian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun