Struktur Modal
Pendahuluan
   Struktur modal merupakan salah satu konsep penting dalam dunia keuangan dan manajemen perusahaan. Struktur modal merujuk pada komposisi antara utang dan ekuitas yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasional dan pertumbuhan bisnisnya. Pemilihan struktur modal yang tepat sangat penting karena dapat mempengaruhi nilai perusahaan, biaya modal, dan risiko keuangan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji konsep struktur modal secara mendalam, termasuk teori-teori yang mendasarinya, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta implikasi praktis bagi perusahaan.
Latar Belakang
   Struktur modal telah menjadi topik penelitian yang intens sejak Modigliani dan Miller (1958) memperkenalkan teori struktur modal mereka. Teori ini, yang dikenal sebagai Teorema Modigliani-Miller, menyatakan bahwa dalam pasar yang sempurna, nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Namun, dalam kenyataan, pasar tidak sempurna dan berbagai faktor seperti pajak, biaya kebangkrutan, serta asimetri informasi, dapat mempengaruhi keputusan struktur modal.
   Perusahaan harus menentukan proporsi optimal antara utang dan ekuitas untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Pilihan ini melibatkan pertimbangan biaya modal, yang mencakup biaya utang (cost of debt) dan biaya ekuitas (cost of equity). Di samping itu, risiko keuangan juga menjadi pertimbangan utama, karena penggunaan utang yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kebangkrutan.
Pembahasan
Teori Struktur Modal
    Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan yang dapat diartikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001).
   Menurut Van Horne and Wachowicz (2007) struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang terdiri dari utang, saham preferen dan saham biasa. Pemenuhan akan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan baik secara internal perusahaan maupun secara eksternal. Bentuk pendanaan secara internal (internal financing) adalah laba ditahan dan depresiasi. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan secara eksternal dapat dibedakan menjadi pembiayaan utang (debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan utang dapat diperoleh dengan melalui pinjaman, sedangkan modal sendiri melalui penerbitan saham baru
   Ada beberapa teori utama yang menjelaskan bagaimana perusahaan menentukan struktur modalnya:
- Teori Trade-OffÂ
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan menyeimbangkan manfaat pajak dari utang dengan biaya kebangkrutan dan biaya  keagenan. Manfaat pajak berasal dari pengurangan pajak bunga utang, sedangkan biaya kebangkrutan mencakup biaya finansial dan operasional yang timbul jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
- Teori Pecking Order
Teori ini dikembangkan oleh Myers dan Majluf (1984) dan menyatakan bahwa perusahaan memiliki urutan preferensi dalam pemilihan sumber pendanaan. Perusahaan lebih cenderung menggunakan pendanaan internal (laba ditahan), kemudian utang, dan terakhir ekuitas. Alasan utama dari teori ini adalah adanya asimetri informasi antara manajemen dan investor, di mana manajemen lebih mengetahui kondisi internal perusahaan daripada investor eksternal.
- Teori Market Timing
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan memilih struktur modal berdasarkan kondisi pasar. Manajer akan menerbitkan ekuitas ketika harga saham dianggap tinggi dan sebaliknya menerbitkan utang ketika suku bunga rendah.
Tujuan dan Fungsi Strukutur Modal
   Pengelolaan capital structure bertujuan untuk memadukan sumber-sumber dana permanen yang digunakan untuk kegiatan operasional, yang akan memaksimalkan nilai perusahaan.
Tidak hanya itu, pengaturan modal ini memiliki fungsi untuk perusahaan, di antaranya:
- Memaksimalkan Pengembalian
Pengaturan moal yang dirancang dengan baik memberikan ruang lingkup untuk meningkatkan laba per saham sehingga dapat memaksimalkan pengembalian bagi pemegang saham ekuitas dan memulihkan biaya pinjaman.
- Mengurangi Risiko Finansial
Struktur yang benar dapat menyeimbangkan utang dan ekuitas bisnis. Dengan begitu, dapat membantu perusahaan untuk mengelola dan mengurangi risiko keuangan.
- Meminimalkan Biaya Modal
Struktur modal dapat menyediakan perencanaan modal utang jangka panjang untuk perusahaan secara strategis. Dengan demikian, dapat membantu meminimalkan biaya modal.
- Mengoptimalkan Pemanfaatan Dana
Pengaturan modal yang baik dan tersusun secara sistematis membantu perusahaan dalam menghasilkan output yang optimal dari dana yang tersedia.
- Membantu Perencanaan Pajak Perusahaan
Bagi perusahaan yang memilih dana utang, pengaturan modal yang baik dapat membantu pengurangan pajak manfaat dan tabungan sehingga mengurangi biaya pinjaman.
- Solvabilitas
Pengelolaan struktur yang baik dapat membantu menjaga likuiditas perusahaan karena modal utang yang tidak direncanakan dapat menyebabkan beban pembayaran bunga, yang dapat mengurangi kas perusahaan.
- Meningkatkan Nilai Perusahaan
Struktur modal yang sehat dapat menarik perhatian investor untuk menanamkan saham di suatu perusahaan. Dengan begitu, dapat meningkatkan nilai pasar dari saham dan sekuritas perusahaan.
- Fleksibilitas
Struktur modal yang baik dapat memfasilitasi ekspansi atau kontraksi modal utang agar sesuai dengan strategi dan kondisi perusahaan. Struktur modal yang baik dapat memfasilitasi ekspansi atau kontraksi modal utang agar sesuai dengan strategi dan kondisi perusahaan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal antara lain:
- Ukuran Perusahaan
Perusahaan besar cenderung memiliki akses lebih mudah ke pasar modal dan dapat meminjam dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil.
- Profitabilitas
Perusahaan yang lebih menguntungkan biasanya memiliki lebih banyak laba ditahan dan cenderung menggunakan pendanaan internal daripada utang.
- Pertumbuhan perusahaan
Perusahaan dengan prospek pertumbuhan tinggi sering kali membutuhkan lebih banyak pendanaan eksternal dan cenderung memiliki rasio utang yang lebih tinggi.
- Kestabilan Pendapatan
Perusahaan dengan pendapatan yang stabil lebih mungkin untuk menggunakan utang karena memiliki arus kas yang dapat diandalkan untuk pembayaran bunga dan pokok utang.
- Kebijakan Dividen
Perusahaan yang membayar dividen tinggi mungkin memiliki sedikit laba ditahan dan lebih bergantung pada pendanaan eksternal.
- Regulasi dan Pajak
Kebijakan pajak dan regulasi yang menguntungkan penggunaan utang dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan rasio utangnya.
- Growth Opportunity
Growth opportunity adalah peluang perusahaan tumbuh di masa depan. Namun menurut Kartini dan Arianto (2008), growth opportunity adalah perubahan total aktiva yang dimiliki perusahaan.Perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan.
- Struktur Aktiva (Tangibility)
Menurut Weston dan Brigham, struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Lalu, ada pula menurut Syamsudin bahwa struktur aktiva adalah penentuan besar alokasi dana untuk tiap-tiap komponen aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar.
Umumnya, perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan modal dari modal permanen yang berarti modal sendiri. Sedangkan utang adalah bersifat pelengkap.
Perusahaan dengan aktiva yang semakin besar, terutama aktiva lancar, akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan
- Risiko Bisnis
Faktor ini dapat menjadi salah satu alasan perusahaan mengalami kesulitan untuk pendanaan eksternal, yang akan memberikan pengaruh negatif kepada penggunaan aset atau dana perusahaan.
Implikasi Praktis Struktur Modal
   Pemilihan struktur modal yang tepat memiliki implikasi praktis yang signifikan bagi perusahaan. Struktur modal yang optimal dapat meminimalkan biaya modal dan memaksimalkan nilai perusahaan. Selain itu, keputusan ini juga berdampak pada likuiditas, risiko kebangkrutan, dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
   Misalnya, perusahaan dengan struktur modal yang sehat dapat lebih mudah mendapatkan pembiayaan tambahan saat diperlukan, serta lebih mampu menghadapi ketidakpastian ekonomi. Di sisi lain, penggunaan utang yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kebangkrutan dan mengurangi kemampuan perusahaan untuk berinvestasi pada proyek-proyek yang menguntungkan.
Penutup
   Struktur modal adalah salah satu aspek krusial dalam manajemen keuangan perusahaan. Melalui pemahaman yang mendalam tentang teori-teori struktur modal, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan implikasi praktisnya, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam menentukan proporsi antara utang dan ekuitas. Keputusan struktur modal yang tepat tidak hanya mempengaruhi biaya dan risiko keuangan, tetapi juga dapat meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.
Kesimpulan
   Struktur modal adalah komposisi antara utang dan ekuitas yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasional dan pertumbuhan bisnisnya. Beberapa teori utama yang menjelaskan keputusan struktur modal termasuk Teori Trade-Off, Teori Pecking Order, dan Teori Market Timing. Faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan, kestabilan pendapatan, kebijakan dividen, serta regulasi dan pajak, semuanya memainkan peran penting dalam menentukan struktur modal yang optimal.
Pemilihan struktur modal yang tepat dapat meminimalkan biaya modal, mengurangi risiko kebangkrutan, dan meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai struktur modal sangat penting bagi manajer keuangan dalam membuat keputusan strategis yang akan berdampak jangka panjang pada kesehatan keuangan dan keberlanjutan perusahaan.
Â
Daftar Pustaka
Baker, M. &. (2002). Market Timing and Capital Structure. Journal of Finance, 57(1), 1-32.
Brigham, E. F. (2013). Financial Management: Theory & Practice (14th ed.). South-Western Cengage Learning.
Harris, M. &. (1991). The Theory of Capital Structure. ournal of Finance, 46(1), 297-355.
Jensen, M. C. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305-360.
Modigliani, F. &. (1958). The Cost of Capital, Corporation Finance and the Theory of Investment. In A. E. Review.
Myers, S. C. (1984). Corporate Financing and Investment Decisions When Firms Have Information That Investors Do Not Have. Journal of Financial Economics, 13(2), 187-221.
Ross, S. A. (2013). Corporate Finance (10th ed.). McGraw-Hill Education.
Titman, S. &. (1988). The Determinants of Capital Structure Choice. Journal of Finance, 43(1), 1-19.
Penulis :
1. Desti Ratnasari
2. Diah Rahmawati
3. Nur Habibah
4. Angelina Putri
5. Tri Kurnia Dewi
Mahasiswa Universitas Pamulang
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Akuntasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H