Mohon tunggu...
Nur HabibahNasution
Nur HabibahNasution Mohon Tunggu... Penulis - become a good writer

blog lebih banyak berisi cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menolak Lupa Jas-anya

10 Mei 2020   04:26 Diperbarui: 10 Mei 2020   12:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih teringat hari itu. hari pertama aku berkuliah untuk matakuliah Pancasila di semester satu. Tepatnya hari senin pertengahan Agustus 2019. aku lupa tanggalnya tapi aku sangat ingat itu terjadi pada bulan  Agustus setelah idul adha.

Siang itu waktu terasa berjalan sangat lama untuk kami mahasiswa baru yang sedang menunggu dosen untuk kelas Pancasila. Sisa sisa kelelahan ospek masih sangat terasa tapi tidak mematahkan semangat mahasiswa baru yang katanya masih sangat fresh. Setelah beberapa menit bukan setelah beberapa belas menit berlalu beliau masuk dengan gaya santai bahkan kelewat santai jika dilihat dari waktu  yang seharusnya dijadwalkan. Berbagai alasan beliau katakan. Masih teringat jika beliau berkata "Perkenalkan saya adalah Bapak Hadi pengganti dosen kalian hari ini yaitu Bapak Edi Purwanto yang mengajar mata kuliah Pancasila. Baik karena ini  minggu pertama kita awali dengan perkenalan".

Jika dilihat dari ucapan beliau memang tidak ada yang aneh. Sampai salah seorang dari kami (ketua kelas) menyadari bahwa Bapak Hadi ini sekilah mirip dengan foto profile whatsapp Bapak Edi. Beliau sempat mengelak saat kami bertanya mengenai wajahnya yang persis dengan Bapak Edi. sampai akhirnya mengaku jika beliau adalah Bapak Edi dan ingin mengerjai kami yang masih polos-polosnya. Unik. Satu kata yang menggambarkan beliau. Disaat dosen lain hanya memulai perkenalan dan langsung masuk sesi mengajar tetapi tidak dengannya. Beliau mampu membuat suasana kelas terasa nyaman dan hangat. Sehingga pembelajaran terasa sangat menyenangkan.

Jika dilihat-lihat Beliau berperawakan tidak seperti dosen pada umumnya. Dengan gaya layaknya anak muda dan wajah yang tidak terlalu berumur. Beliau juga murah senyum dan selalu meyelipkan  candaan di setiap sesi mengajarnya. Cara berjalannya kelewat santai meski beliau sadar jika dia sudah telat masuk kelas. Bicaranya pun medok orang jawa tetapi tidak heran karena beliau orang jawa. Tapi aku tahu beliau sangat pandai berbicara. Sempat aku lihat di beberapa seminar beliau sebagai host/MCnya.

dok pribadi
dok pribadi
Cara mengajar beliau juga sangat menyenangkan, tidak selalu belajar tapi ada juga refreshing. Di setiap akhir presentasi para pemateri wajib menampilkan sesuatu. Seperti ; bernyanyi, bermain gitar, fun game, berpuisi, dan lain lain. Aku tahu itu semua untuk mengasah kreativitas para mahasiswanya. Cara mengajarnya sederhana tetapi sangat berbobot. Tidak hanya seputar materi tetapi juga seni, etika, kekeluargaan, kaidah hidup, dan lain lain. Semua tertuang dalam kelas ini.

Ternyata beliau juga mengajar mahasiswa semester dua pada matakuliah kewarganegaraan. Dan pada saat memasuki semester dua tanpa ragu aku memilih beliau sebagi dosen kewarganegaraanku. Aku bahkan rela bangun pagi karena takut kehabisan kuota kelasnya. Pada kelas ini beliau meminta kita untuk memilih mau  presentasi seperti kelas pada umumnya atau kita buat karya yang akan terus di kenang (Film). Ucapannya sederhana tetapi mampu mengubah pola pikirku tentang kuliah. Sayang sekali karena pandemi covid 19 ini kami tidak dapat menyelesaikan pembuatan film tersebut. tetapi tenang saja Pak karena kami dapat mengambil pembelajaran dari tugas tersebut. Meski sekarang kami belajar melalui kelas online tetapi beliau tidak selalu memberi tugas yang memberatkan mahasiswanya. Terlihat sekali beliau sangat mempedulikan mahasiswanya, tak heran beliau jadi dosen terfavorit.

Selain itu beliau juga aktif bermedia sosial baik twitter maupun Instagram. Dari postingan-postingannya terlihat jelas beliau adalah orang yang sangat kritis terhadap sesuatu. Beliau juga tidak malu malu untuk saling mengikuti dengan mahasiswanya di media social. Beliau sangat multitalent. Meski lulusan psikologi tetapi mampu mengajar kewarganegaraan. Sepertinya beliau juga seorang penulis, motivator, dan MC. Tidak heran beliau memiliki banyak relasi .

Teruntuk Bapak Edi Purwanto : Bapak sangat menginspirasiku. Aku bukanlah orang yang mudah bersosialisasi tetapi bapak dapat menghidupkan suasana kelas sehinga terasa lebih bersahabat. Aku bukanlah orang yang percaya diri tetapi bapak memberi tugas yang membuat aku lebih percaya diri. Aku bukanlah orang yang mudah bekerja sama tetapi bapak dengan tugasnya lagi membuat aku sadar kerjasama dalam tim itu sangat penting. Dan aku bukanlah orang yang mudah merindukan momen momen kebersamaan tetapi bapak mengajarkan betapa hebatnya kebersamaan dan kekeluargaan. Terimakasih Bapak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun