Mohon tunggu...
Nurfitri LutfiahSufiani
Nurfitri LutfiahSufiani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KKN di Kota? Mahasiswa Perikanan Bisa Apa?

6 Agustus 2020   13:35 Diperbarui: 6 Agustus 2020   14:43 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk Akhir Fish Bitterballen. Dok. pribadi.

Kunciran (4/8),  sejak tanggal 5 Juli 2020 lebih dari 3000 mahasiswa Universitas Diponegoro melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di kampung halaman masing-masing mahasiswa. Kegiatan yang diberi nama KKN Pulang Kampung ini mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)" berdasarkan tema tersebut diharapkan mahasiswa UNDIP dapat mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah didapatkan selama kuliah dan dapat memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitarnya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Nurfitri Lutfiah Sufiani (21) merupakan salah satu mahasiswa perikanan UNDIP yang melakukan kegiatan KKN dilingkungan rumahnya. Tinggal di tengah perkotaan tidak membuat mahasiswa dengan nama panggilan Fifi ini patah semangat. Dengan mengambil sampel warga RW 007, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang Fifi memutuskan untuk membuat 2 program kerja monodisiplin yaitu pembuatan bitterballen dengan daging ikan dan pemanfaatan air rebusan rumput laut dalam pembuatan sabun.

Pengenalan diversifikasi hasil perikanan adalah salah satu langkah untuk meningkatkan konsumsi ikan bagi masyarakat RW 007. Salah satu produk diversifikasi yang didemokan adalah pembuatan bitterballen dengan menggunakan daging ikan. Bitterballen sendiri merupakan salah satu snack yang berasal dari negara kincir angin.

Fish bitterballen terbuat dengan campuran mentega, bawang merah dan bawang putih cincang, tepung terigu, daging ikan cincang, susu cair, keju, wortel dan bumbu dapur seperti garam, lada dan bubuk pala, Hasil akhir produk adalah tekstur yang lembut dan bau dari ikan tidak menyengat dapat dengan mudah diberikan kepada anak-anak. Demonstrasi produk diversifikasi yang dilakukan pada 17 Juli 2020 pukul 16.00 tersebut disambut baik oleh masyarakat RW 007.

Mengonsumsi ikan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan 2 poin pada SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yaitu tujuan 2 (perbaikan nutrisi) dan tujuan 14 (pemanfaatan sumberdaya perairan) selain itu diversifikasi produk perikanan dapat membuka peluang usaha baru karena sifatnya yang mudah dibuat, termasuk ke dalam frozen food sehingga dapat diawetkan dan lokasi Kota Tangerang sebagai penyangga ibukota membuat masyarakat mudah dalam mengakses segala kebutuhan. Selain itu ikan yang memilki banyak manfaat seperti Vitamin B6, Vitamin B12, Protein, Vitamin D, Vitamin A dan Omega 3 dapat turut serta menjaga imun agar tetap fit ditengah wabah pandemi Covid-19.

Produk Akhir Fish Bitterballen. Dok. pribadi.
Produk Akhir Fish Bitterballen. Dok. pribadi.
Pandemi covid-19 yang dapat menular melalui droplet tersebut menyebabkan pemerintah dan organisasi dunia mengeluarkan berbagai kebijakan guna memutus rantai penyebaran covid-19, salah satunya adalah dengan mencuci tangan dengan sabun. Seringnya mencuci tangan membuat masyarakat khususnya warga RW 007, Kelurahan Kunciran, Kota Tangerang resah. Pasalnya kebiasaan memcuci tangan ini membuat sebagian orang mengalami kulit kering. Berdasarkan hal tersebut mahasiswa KKN UNDIP mencoba untuk memanfaatkan air rebusan rumput laut sebagai bahan tambahan pada pembuatan sabun. Sabun dapat dengan mudah dibuat dengan 3 bahan utama yaitu soap base (padat atau cair), air rebusan rumput laut dan essence agar aroma sabun lebih menarik.

Hasil Akhir Sabun dengan Campuran Air Rebusan Rumput Laut. Dok. pribadi.
Hasil Akhir Sabun dengan Campuran Air Rebusan Rumput Laut. Dok. pribadi.

Hasil akhir dari proses pembuatan sabun rumput laut adalah kulit akan terasa lebih lembut dan tidak kering, hal ini disebabkan karena adakan kandungan vitamin E pada rumput laut yang baik bagi kulit. Selain memberikan inovasi pemanfaatan air rebusan rumput laut, mahasiswa undip juga memberikan penanganan terhadap pengolahan rumput laut sisa agar tidak terbuang begitu saja. Kegiatan KKN yang dilakukan oleh mahasiswi UNDIP ini menyebabkan 71,4% masyarakat RW 007 tertarik untuk memulai bisnis berjualan produk perikanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun