Mang Dodi: "Ada masalah apa, Yun?"
Yuni: "Yuni bukan orang yang tepat"
Dalam adegan ini menunjukkan Yuni pergi ketempat mang Dodi dan mengembalikan uang yang dikasih pada saat mang Dodi melamarnya. Adegan ini juga menunjukkan penolakan Yuni terhadap lamaran mang Dodi dengan alasan karena dia bukan orang yang tepat. Sikap Yuni pada adegan ini menampilkan wajah yang ada rasa kekhawatiran dan bingung karena ini sudah kedua kalinya lamaran yang dia tolak. Namun Yuni tetap teguh terhadap pendiriannya dan tidak mengurangi tekad terhadap keputusannya untuk tetap menolak lamaran tersebut. Adegan ini sesuai dengan perspektif feminisme kekuasaan yang dijelaskan oleh Wolf (1993, hal. 137) dalam jurnal (Annatasya, 1993) yakni tentang “keteguhan perempuan dalam menjalankan apa yang ia yakini.”
Resistensi dalam adegan tersebut berdasarkan perspektif Naomi Wolf, yang dilakukan Yuni adalah dengan menolak lamaran lagi sebagai bentuk upaya bahwa perempuan memilki keteguhan dalam menjalankan apa yang dia inginkan. Dan perempuan haruslah kuat dan berpendirian. Yuni menentang pandangan konvensional yang menganggap perempuan hanya sebagai ibu rumah tangga dengan leih mengutamakan pendidikan dan cita-citanya daripada pernikahan. Inilah bentuk dari perjuangannya Yuni terhadap keputusan yang dengan penuh keberanian dan tekad kuat untuk dia bisa melanjutkan sekolah walaupun dia masih memiliki ketakutan dan kekhawatiran akan apa yang dibilang orang-orang. Motivasi dari penolakan tersebut adalah untuk menegakkan sebuah keberanian kepada perempuan untuk berani dalam mengambil keputusan sendiri demi masa depan meskipun banyak tekanan dari orang yang tidak setuju terhadap keputusan kita.
3. Adegan Yuni Melarikan Diri Dari Pernikahannya
Datangnya lamaran ketiga untuk Yuni dari salah satu orang yang ia kenali yaitu Pak Damar yang merupakan gurunya sendiri yang dulu sempat ia kagumi. Yuni dikejutkan dengan Pak Damar yang tiba-tiba datang kerumahnya dengan maksud tujuan untuk melamarnya. Tentunya lamaran ketiganya ini Yuni benar-benar dibuat tertekan dan bingung. Lamaran dari pak Damar seperti sebuah paksaan yang mutlak dimana seperti mengharuskan Yuni untuk menerima lamaran tersebut. Tapi Yuni tetap ingin melanjutkan sekolahnya tanpa harus menikah terlebih dahulu. Akan tetapi Yuni dibuat bingung karena banyak masyarakat dilingkungan sekitarnya mengharapkan dia segera menikah. Walaupun penuh tekanan Yuni tetap berani melakukan penolakan terhadap lamaran pernikahan tersebut karena sikap teguh pendiriannya. Dari penjelasan diatas bahwa bentuk penolakan Yuni terdapat satu adegan, yaitu sebagai berikut.
Durasi ke 1:56:21 – 1:56:49
Dari beberapa cuplikan adegan diatas yaitu Yuni pergi melarikan diri dari pernikahannya dengan pak Damar. Sehingga adegan ini menunjukkan suatu penolakan Yuni terhadap pernikahannya dengan pak Damar. Dalam cuplikan tersebut adalah moment yang dramatis dan penuh emosi dimana ini adalah perjuangannya dan inilah akhir dimana Yuni menunjukkan kisahnya yang memperjuangkan hak dan pilihannya untuk kebebasan. Adegan tersebut sesuai dengan pendapat Wolf (1993, hal. 137) dalam jurnal (Annatasya, 1993) yang menyatakan bahwa “salah satu penjelasan dari feminisme kekuasaan yaitu perempuan berhak untuk menentukan apa yang menurutnya benar untuk dirinya dan berhak menentukan jalan hidupnya.”
Resistensi dari cupikan tersebut berdasarkan perspektif Naomi Wolf tentang apa yang dilakukan Yuni sebagai bentuk penolakan saat hari pernikahannya dengan pak Damar adalah Yuni memilih melarikan diri. Perjuangan yang dilakukan Yuni dengan tekad yang berani untuk mencapai impiannya dan keinginannya untuk mengatur hidupnya sendiri. Dari hal tersebut dapat dimaknai bahwa Yuni secara tidak langsung menyatakan penolakan tersebut karena dia ingin memilih jalan hidupnya sendiri. Dan dari keputusan ini Yuni tidak hanya menggambarkan tentang penolakannya terhadap pernikahannya akan tetapi juga mengenai penolakan campur tangan orang lain dalam kehidupannya. Dengan melarikan diri maka Yuni mendapatkan sebuah kebebasan tanpa ada orang lain yang ikut campur dan juga menentang sistem patriarki yang dimana seringkali mengabaikan keinginan dan pendapat perempuan.
Kesimpulan