Jadi tidak ada lagi terdengar seorang ibu atau bapak yang berteriak karena kelelahan dalam mendampingi proses sekolah dari rumah, ataupun seorang anak yang mengeluh ingin kembali ke sekolah, karena orangtua atau wali murid pendamping di rumah tampak menyeramkan.
Kembali lagi, laksana seekor kupu-kupu, biarkan ia menetas perlahan, mencoba terbang, lalu mengepakkan sayap-sayap indahnya nan warna-warni. Karya-karya dari tangan mungil mereka biarkan apa adanya, tak mengapa tak simetris guntingan dan goresan warnanya.Â
Bagi saya, membersamai anak-anak dalam berkarya adalah rejeki tanpa batas, tak dapat digantikan dengan materi apapun.
Kelak mereka akan terbang tinggi, melintasi berbagai benua dengan karya-karya indah mereka. Biarkan rumah kita menjadi tempat mereka berproses, bertumbuh secara produktif dan menjadi anak-anak hebat kini dan nanti. Salam bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H