Agar kesempatan kerja berada dimana saja. Yaitu, dengan menambah kota-kota sebagai pusat perekonomian hingga minimal 14 kota menjadi mesin penggerak perekonomian.
Tata Kelola.
Memerangi mafia-mafia pertanian yang menyebabkan tidak ballance penjualan dan pendapatan petani.
Kepastian Hukum.
Pemberantasan korupsi menjadi prioritas penting penegakan hukum yang adil sehingga keadilan menjadi creadible. Keadilan penting agar semua mendapat manfaat yang sama sehingga tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setiap bakal calon presiden memiliki gagasan dan rancangan yang baik untuk keberlangsungan Indonesia kedepanya, seperti yang telah dijelaskan diatas. Dari penguraian tersebut dapat ditarik simpulan bahwasanya dalam rangka mewujudkan Indonesia maju itu berawal dari kita sendiri sebagai rakyat Indonesia.Â
Dimana kita berusaha mencari tahu dan memahami tentang gagasan dan rancangan bakal calon presiden (pemimpin) Indonesia yang mana dapat menjadi bahan pertimbangan kita apakah gagasan dan rancangan tersebut masuk akal dan dapat terlaksana kedepanya atau tidak agar kita tidak salah pilih dalam menentukan hak pilih kita.Â
Sebab Jokowi pernah berkata "kedepan saya wanti-wanti dimanapun, karena keadaan ketidakpastian global itu masih menyelimuti dunia, para ahli menyampaikan, para pakar menyampaikan bisa 5-10 tahun yang akan datang keadaanya masih belum bisa dikendalikan. Baik yang namanya krisis keuangan, baik yang namanya krisis energi, baik yang namanya krisis pangan, mengerikan," kata Jokowi di acara Rapimnas Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara JP) di Hotel Salak, Kota Bogor, Jawa Barat.
"beberapa negara sudah mulai penduduknya kelaparan, harga pangan sudah naik sudah sampai 2 kali, inilah yang terus harus kita jaga dengan kerja keras," imbuhnya. Barulah Jokowi mengingatkan jangan salah memilih pemimpin. Sebab, kata Jokowi, kondisi dunia tidak normal. "oleh sebab itu jangan salah memilih pemimpin. Karena keadaan dunia tidak normal, global tidak normal geopolitiknya, karena perang juga geoekonominya bergeser," jelasnya.
Jokowi menambahkan tidak bisa diprediksi mana negara yang menjadi kawan ataupun negara yang menjadi lawan. Jokowi tidak ingin Indonesia salah menentukan posisi. "inilah tidak tahu, kawan ini jadi kawan ini atau tidak, yang dulu musuhan menjadi sambung, akan kita lihat mungkin dalam jangka nggak tahu, bisa 2 tahun, bisa 3 tahun, bisa 5 tahun, pergeseranya ke mana. Siapa akan berkawan dengan siapa, negara gede dengan negara kecil, atau posisi ini yang kita harus tahu dan jangan sampai salah menentukan," tutur dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H