Ketergantungan pada Facilitator: Untuk secara efektif membantu siswa melalui proses belajar, paradigma pembelajaran berbasis masalah sering membutuhkan partisipasi aktif dari seorang facilitator atau guru. Jika facilitator tidak memiliki pengetahuan atau keahlian yang diperlukan dalam metode ini, itu mungkin sulit.
Tidak Semua Materi Pembelajaran Cocok untuk Metode Pembelajaran Berbasis Masalah: Beberapa materi pembelajaran mungkin tidak cocok untuk metode pembelajaran berbasis masalah, terutama jika kontennya lebih faktis atau membutuhkan pemahaman dasar yang kuat sebelum siswa dapat bekerja melalui masalah yang terkait.
Memiliki kesulitan menginspirasi siswa: Jika siswa tidak melihat hubungan yang jelas antara kesulitan yang mereka hadapi dan tujuan belajar, mereka mungkin merasa sulit untuk mengilhami diri mereka sendiri untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam pembelajaran berbasis masalah.
Terlepas dari keterbatasan, model pembelajaran berbasis masalah adalah strategi yang berguna untuk meningkatkan pemahaman konseptual, kemampuan memecahkan masalah, dan penerapan pengetahuan dalam pengaturan praktis.
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa siswa secara aktif berpartisipasi dalam pembelajaran berbasis masalah dengan mengatasi masalah dunia nyata atau skenario sulit. Namun, ada beberapa kelemahan yang harus diketahui, seperti waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat materi instruksi yang relevan.Selain itu, seorang facilitator atau guru harus secara aktif terlibat dalam metodologi pembelajaran berbasis masalah. Tidak semua materi kursus cocok untuk pendekatan ini, terutama jika informasi lebih fakta atau membutuhkan pemahaman dasar yang kuat sebelum siswa dapat memecahkan masalah tertentu.
