Jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001).
Jurnal Refleksi Dwimingguan ini dibuat untuk melengkapi salah satu tugas Calon Guru Penggerak. Sebagai Calon Guru Penggerak kami akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 1.1 yaitu tentang Filosofis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan.
Dalam menulis jurnal refleksi ini, kami menggunakan Model 1 yaitu Model 4F, yaitu Fact, Feeling, Finding, dan Future yang digagas oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dipterjemahkan menjadi 4P yakni ; Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan.
Fact (Peristiwa)
Kegiatan CGP Angkatan 9 resmi dimulai pada tanggal 16 Agustus 2023. DIbuka oleh Kemendikbudristek Nadiem Makarim, B.A.,M.B.A dan Dirjen GTK melalui Zoom yang diikuti oleh CGP Angkatan 9 se-Indonesia. Sesi kedua kegiatan dilanjutkan oleh BGP Provinsi Jawa Timur melalui Zoom dan Live Streaming BBGP Jatim.Dalam kegiatan ini, CGP diberi arahan tentang rangkaian pelaksanaan kegiatan mulai dari jadwal teknis, hingga strategi dalam mempersiapkan diri dan menjalani tugas selama mengikuti program CGP. Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 9 akan dilaksanakan selama enam bulan, terhitung mulai tanggal 16 Agustus 2023 hingga 28 April 2023. Pembelajaran dimulai pada tanggal 21 Agustus 2023. Pada hari itu, agendanya pengenalan LMS. Peserta CGP angkatan 9 diajak mempelajari apa yang dimuat dalam LMS yang akan dimulai dari Modul 1.1, yang nantinya akan dilaksanakan juga forum diskusi bersama fasilitator pada Ruang Kolaborasi bersama teman-teman CGP lainnya yang dibentuk dalam beberapa Kelompok.
Pada tanggal 16 -- 18 Agustus 2023, peserta CGP Angkatan 9 melaksanakan Pretes Modul 1. Mempelajari Modul 1.1 tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2023. Konsep Forum DIskusi dipimpin dan dipandu oleh Fasilitator, ibu Siti Husnul Chotimah dari Probolinggo.Dari kegiatan Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep kami mengetahui dan mulai memahami tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran, dalam kesempatan itu kami berdiskusi dengan sesame teman Calon Guru Penggerak. Â Setelah memulai materi Mulai Dari Diri dan Eksplorasi yang dilaksanakan diskusi secara virtual, kita juga berdiskusi dengan Fasilitator pada Modul 1.1a.4.1 eksplorasi konsep dilaksanakan via Google meet pada tanggal 22 Agustus 2023.
Kami juga mengikuti ruang kolaborasi dengan Fasilitator, Ibu Husnul. Hal yang menarik saat mengikuti kegiatan ruang kolaborasi kelompok. CGP berdiskusi di ruang virtual tentang budaya daerah yang mengandung konsep-konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara. Fasilitator membuka Forum Diskusi dengan menegaskan tujuan pembelajaran, yaitu CGP mampu memberikan refleksi kritis tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam forum Diskusi. Disana kami berbagi pengalaman dan berdiskusi dengan teman-teman mengenai filosofi KHD dan penerapannya di sekolah.
 Selanjutnya, kami diminta untuk membuat karya berupa Demonstrasi Kontekstual pada tanggal 28 Agustus 2023. Materi Elaborasi Pemahaman dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2023,dalam kegiatan Eloborasi Konsep CGP dijelaskan pemahaman secara mendalam tentang Konsep Dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan pendidikan Abad 21, pada elaborasi konsep, kami mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari instruktur dan teman-teman CGP. Selain itu CGP diminta untuk membuat pertanyaan di LMS, pertanyaan akan dibaca oleh Instruktur dan dibahas dalam Gmeet. Dalam kegiatan tersebut bapak/ibu CGP juga diminta untuk menilai kinerja instruktur.
 Feeling (Perasaan )
Selama dua minggu awal sebagai peserta CGP, yang saya rasakan di awal mengikuti kegiatan ini adalah perasaan khawatir dan cemas, kekuatiran kami dilator belakangi oleh apakah kami nanti mampu mengikuti program ini dengan baik dan sampai tuntas, mengingat program PGP ini memerlukan waktu sangat lama. Sebagai seorang Pendidik kami kuatir dan takut tidak dapat membagi waktu antara PGP dengan waktu mengajar di kelas. Â Namun, setelah beberapa saat kami mengikuti pertemuan demi pertemuan dan dukungan dari teman-teman CGP Angkatan 9 akhirnya kami mampu menata niat dan menyiapkan diri untuk mengikuti Program CGP ini. Akhirnya, muncul tekad yang kuat dari kami untuk mengikuti dan menyelesaikan Program CGP ini dengan baik.
Kekuatiran diatas menjadi tantangan bagi kami untuk mengatasinya dan mencari jalan keluar. Dari kegiatan ini kami belajar meningkatkan kemampuan manajamen waktu dan focus pada program yang sedang kami jalani. Setelah mengikuti materi, kami menjadi senang karena pemahaman kami tentang pendidikan semakin berkembang melalui penerapan Filosofi dan pemikiran KHD dalam pembelajaran. Kami mulai mengubah gaya belajar kami yang sebelumnya lebih konvensional dengan pembelajaran berpusat pada guru, menjadi pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran lebih berorientasi pada anak dengan lebih memberikan kasih sayang terhadap murid. Kami tidak lagi memandang murid sebagai anak nakal, anak ramai, anak Ndableg sebagai anak yang harus ditegur dengan kasar dan dihukum. Serangkaian kegiatan yang ada dalam LMS membuat kami tersadar bahwa apa yang kami miliki tentang pendidikan dan pengajaran jauh dari konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Kami mulai terbuka bahwa kodrat anak adalah bermain, maka kami pun berupaya mengemas pembelajaran yang semula kaku menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dari kegiatan ini, kami merasa bangga karena memperoleh pengetahuan baru dan mampu mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas.
Finding (Pembelajaran)
Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Releksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, kami berusaha untuk memahami dan mengimplementasikan secara maksimal tentang pemikiran KHD. Pemahaman ini penting bagi kami sebagai pendidik dalam rangka meningkatkan kemampuan pribadi kami. Dengan memahami dasar-dasar pemikiran KHD, kami merasa memiliki persiapan baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pendidikan.Â
Jauh sebelum mempelajari pemikiran KHD, kami masih memiliki anggapan bahwa memberikan tindakan tegas kepada peserta didik dapat mengubah perilaki peserta didik agar menjadi lebih disipilin dan focus selama kegiatan belajar. Setelah mempelajari filosofi Pendidikan menurut KHD, kami akan belajar untuk menjadi pemimpin pembelajaran minimal untuk teman sejawat atau sekolah, tujuannya untuk memerdekakan anak dalam mengembangkan kompetensinya sesuai bakat  dan minat yang dimiliki.Â
Kami menyadari bahwa pendidikan dan pembelajaran harus berjalan selaras dengan penghidupan dan kehidupan bangsa agar semangat cinta tanah air senantiasa terpelihara. Pemikiran KHD tentang pendidikan dan pengajaran merupakan suatu usaha persiapan dan persediaan segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya, artinya pendidikan merupakan suati usaha yang berokus pada proses atau usaha pembentukan mental dan karakter suatu bangsa sesuai dengan lingkungannya.
Setelah mendalami pemikiran KHD dalam pendidikan, kami menyadari bahwa pembelajaran akan menjadi efektif ketika mampu memberikan bimbingan kepada peserta didik dengan kesabaran, ketulusan dan mengutamakan kepentingan peserta didik. Kami semakin mendalamiya setelah melalui diskusi dengan teman-teman CGP, fasilitator, dan instruktur dalam berbagai ruang kolaborasi, hal tersebut membantu kami memahami peran kami sebagai pendidik yaitu sebagai seorang penuntun yang sesuai dengan kodrat alam anak-anak. Dalam pemikiran KHD, peserta didik diharapkan dapat hidup bahagia dan mandiri di masyarakat.
Future (Penerapan)
Setelah mempelajari Modul 1,1, kami akan mencoba menerapkan dalam proses pembelajaran di kelas, agar tujuan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan lingkungannya. Pembelajaran yang berpusat pada guru harus diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada murid, hal tersebut dilakukan agar tercipta kelas yang lebih interaktif dan menyenangkan. Anak diberi kebebasan dan keleluasaan dalam menggali potensi yang dimiliki, sehingga mereka menjadi manusia yang seutuhnya.Â
Sudah bukan saatnya terlalu banyak mengarahkan kepada peserta didik melainkan harus diubah menjadi menuntun peserta didik agar kodrat alam yang mereka miliki sejak lahir dapat berkembang kearah yang lebih baik dan tumbuh sesuai kodrat zamannya. Perlahan mengubah pandangan bahwa anak bukan seperti kertas putih yang kosong melainkan tabula rasa (sudah ada sama-samar goresan dan tugas pendidik adalah menebalkan lakunya). Mengubah cara pandang terhadap anak yang selalu berorientasi pada nilai/Grade menjadi berorientasi pada nilai/value dan prosesnya.Â
Membuat kesepakatan kelas di awal pembelajaran, banyak melakukan kolaborasi sehingga menghasilkan pembelajaran yang mandiri dan menyenangkan bagi peserta didik. Menjadikan pembelajaran yang memperhatikan gaya belajar peserta didik sehingga dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yaitu dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H