Mohon tunggu...
Nurfauziyah 17160014
Nurfauziyah 17160014 Mohon Tunggu... Mahasiswa - bontang kaltim

cheer up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

29 Maret 2021   23:32 Diperbarui: 29 Maret 2021   23:54 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bahasa (language) adalah suatu bentuk komunikasi baik secara lisan, tertulis, maupun tanda yang di dasarkan pada sebuah system symbol-simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang digabungkan oleh suatu symbol-symbol dan aturan untuk memvariasikan dan menggabungkannya. Bahasa sangat penting bagi kehidupan sehari-hari kita. Kita memerlukan Bahasa untuk berbicara dengan orang lain, mendengarkan orang lain, membaca dan menulis. Dengan Bahasa menjadikan kita mampu untuk menjelaskan kejadian-kejadian masa lalu secara detail dan untuk merencanakan masa depan. Bahasa menjadikan kita mampu menurunkan informasi dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menciptakan warisan budaya yang kaya.

Bahasa yang pertama kali dikenal dan diperoleh anak-anak dalam kehidupannya adalah Bahasa ibu (mother language) atau sering disebut dengan Bahasa pertama (first language). Bahasa inilah yang mula-mula dikenal oleh anak kecil dan dipergunakan dalam kehidupannya sehari-hari sebagai Bahasa komunikasi. Pada saat ini, maka telah mempunyai kemampuan bawaan, memperoleh pengetahuan tentang Bahasa yang dipelajari melalui pembentukan hipotesis karena adanya struktur internal pada mental mereka.

Saat seorang ibu memberi nasihat pada anaknya "rajin-rajinlah menabung dan berhemat dalam menggunakan uang karna hemat itu pangkal kaya" ia pasti memikirkan Bahasa. Bahasa sangat teratur dan terorganisasi. Organisasi ini melibatkan 5 sistem pengaturan, yaitu: fonologi, sintaksis, semantic, dan pragmatic.

Setiap Bahasa terdiri dari bunyi dasar. Fonologi (phonology) adalah system bunyi Bahasa, termasuk bunyi yang digunakan dan bagaimana mereka dapat dikombinasikan. Mempelajari bunyi-bunyian yang digunakan untuk merangkai kata, aturan untuk menggabungkan bunyi-bunyi, dan intonasi yang membantu untuk mengkomunikasikan makna. Fonologi memberikan landasan untuk membangun serangkaian besar dan semakin besar Bahasa dari dua atau tiga lusin fenom. Fonem adalah unit dasar bunyi dalam Bahasa, merupakan unit terkecil bunyi yang mempengaruhi makna. Misalnya, dalam Bahasa inggris, bunyi yang diwakili oleh huruf p, seperti dalam kata pot dan spot, adalah sebuah fonem. Bunyi /p/ sedikit berbeda dalam 2 kata tersebut, tetapi variasi ini tidak dibedakan dalam Bahasa inggris, sehingga bunyi /p/ adalah fenom tunggal.

Morfologi (morphology) mengacu pada unit makna yang terlibat dalam pembentukan kata. Sebuah morfem adalah unit minimal makna yang merupakan kata-kata atau bagian kata yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang bermakna. Sama seperti aturan-aturan yang mengatur fonologi menggambarkan urutan bunyi yang dapat terjadi dalam suatu Bahasa, aturan morfologi menjelaskan betapa berartinya unit morfem dapat dikombinasikan dalam kata-kata.

Sintaksis (syntax) melibatkan bagaiman kta-kata digabung untuk membentuk frasa dan kalimat yang dapat diterima. Seperti saat ibu berkata "kakak harus menjaga adiknya saat bermain bersama" jadi kita tahu siap yang harus menjaga siapa dalam masing-masing kasus karena kita memiliki pemahaman mengenai struktur sintaksis kalimat.

Semantik (semantic) mengacu pada makna semantik kata-kata dan kaliamt. Setiap kata memiliki seperangkat elemen semantik yang membutuhkan atribut yang terkait dengan makna. Misalnya, girl dan women berbagi banyak elemen semantik, tetapi berbeda secara semantik dalam hal usia.

Pragmatik seperangkat akhir aturan Bahasa melibatkan pragmatic, penggunaan Bahasa yang sesuai dalam konteks yang berbeda. Pragmatik mencakup banyak area. Missal jika kita bergiliran berbicara atau tumpang tindih saat bicara dalam diskusi atau menyampaikan untuk menyampaikan perintah "kenapa sangat bising disini?" "apa ini pasar?" maka anada menunjukkan pengetahuan pragmatis.

Dworetzsky (1990) menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia mengalami perkembangan Bahasa melalui 2 tahapan, yakni pralinguistik dan linguistic.

Periode Pralinguistik adalah masa anak sebelum mengenal Bahasa/mampu berbahasa.

Tahap pertama, dari 0-2 bulan yaitu masa fonasi. Selama tahap ini bayi sering membuat bunyi-bunyi. Antara usia 2-4 bulan, bayi biasanya berada pada going stage, yaitu bayi mengucapkan kata sejenis dengan kombinasi quasi vocal dengan keras, sebagai awal konsosnan. Anatara 4-7 bulan anak memproduksi beberapa kata baru, disebut masa expansion satge.

Tahap kedua, setelah anak belajar mengeluarkan suara dalam bentuk tangis, anak muali mengoceh (babbling stage) bunyi yang muncul pada usia 7-10 bulan. Antara usia tersebut ocehan bayi semakin meningkat karna mulai mengahasilkan sukukata dan menirukan seperti ucapan "papapa" atau "mamama".

Tahap ketiga secara meningkat bayi mempersempit penggunaan fenom mereka, terutama pada fenom yang akan mereka gunakan dalam Bahasa yan mereka pelajari pada umum nya terjadi Antara usia 10-14 bulan. Pada masa ini bayi juga memperoleh langkah irama Bahasa.

Periode Linguistik pada periode ini, anak sudah mulai tampak perkembangan bahasanya, ia sudah mulai mampu menggunakan kata-kata dalam berbicara. Katayang dimaksud adalah ucapan yang berhubungan langsung dengan benda atau kegiatan tertentu,sebagai bentuk dasar. Misalnya mama, papa, baba dan barn kemudian mempelajari kata abstrak. Ini terjadi antara umur 10 sampai 17 bulan (Benedict, 1979 dalam Dworetzky, 1990). Jalongo (1992:8-9) mengelompokkan perkembangan linguistik ini sebagai tahapan kedua. Pada awal tahun pertama yakni usia sekitar 12 bulan, anak menggunakan kata antara 3-6 kata (holofrase). Tahap berikutnya anak berusia antara 12 sampai 18 bulan, anak telah mampu menggunakan kata benda yang luas serta telah mampu menggunakan kosakata yang terdiri antara 3 sampai dengan 50 kata. Pada usia sekitar 2-3 tahun, anak sudah mampu menerima bahasa dengan menggunakan bahasa telegrafik 2-3 kata. Anak, selanjutnya mampu berkomunikasi dengan menggunakan kata antara 3-50 kata.

Anak ketika berusia sekitar 3 tahun, kosakatanya bertambah setiap hari. Pada usia tersebut, menurut Jalongo (1992) anak memiliki kosakata antara 200 sampai 300 kata. Pada usia 4 tahun, anak telah mampu menerapkan pengucapan dan tata bahasa. Anak telah memiliki kosakata sebanyak 1400 sampai 1600 kata. Pada usia 5 sampai 6 tahun, anak telah memiliki susunan kalimat dan tata Bahasa yang benar, baik dalam menggunakan awalan maupun dalam menggunakan kata kerja sekarang. Panjang kaliamt rata-rata setengah baris perkalimat, kemudian meningkat menjadi 6-8 kata. Anak telah mampu menggunakan kosa kata kira-kira 2500 kata, dan anak mengerti sekitar 6000 kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun