Mohon tunggu...
Nur Fauziyah
Nur Fauziyah Mohon Tunggu... Lainnya - Semoga Bermanfaat :)

Jalani, Nikmati, Syukuri

Selanjutnya

Tutup

Money

Jika Asuransi Syariah Lebih Menguntungkan, Mengapa Asuransi Konvensional Lebih Populer di Indonesia?

4 Mei 2020   21:35 Diperbarui: 5 Mei 2020   09:12 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan itulah yang menimbulkan beberapa hal yang harus kita pertimbangkan saat memilih asuransi yang tepat. Dari beberapa penjelasan tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sesungguhnya asuransi syariah memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan dengan asuransi konvensional bagi nasabahnya. 

Akan tetapi mengapa popularitas dari asuransi syariah kalah dengan popularitas yang dimiliki oleh asuransi konvensional?

Sebelum membahas ke titik masalah, kita sedikit kembali mengulik sejarah dari lahirnya asuransi di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia sekitar tahun 1845 M Belanda mendirikan perusahaan asuransi di Indonesia yang diberi nama Nedherlands Indie, kemudian perusahaan tersebut dapat diambil alih oleh Indonesia yang kemudian berganti nama menjadi PT Asuransi Jiwasraya (hingga sekarang), tidak lama kemudian disusul dengan berdirinya asuransi konvensional yang lain seperti perusahaan asuransi Bumi Poetra pada tahun 1912 M. Dan kemudian semakin banyak lahir perusahaan asuransi konvensional yang lainnya.

Sedangkan, perusahaan asuransi syariah di Indonesia baru mulai muncul pada tahun  1994 M. Yang mana perusahaan asuransi syariah yang pertamakali berdiri di Indonesia adalah PT Syarikat Takaful Indonesia atau biasa disingkat dengan STI. Dengan berdirinya asurasi STI ini menjadi titik awal berkembangnya perusahaan asuransi syariah di Indonesia.

Akan tetapi hadirnya asuransi syariah tidak banyak mempengaruhi eksistensi dari asuransi konvensional. Bahkan jika dibandingkan keeksistensian dari keduanya, asuransi syariah masih terpaut jauh dibawah asuransi konvensional.

Asuransi syariah merupakan lembaga keuangan  Islam yang mungkin masih cukup baru dan masih terdengar asing di telinga masyarakat. Belum banyak masyarakat yang mengetahui tentang asuransi syariah. Hal ini juga pasti sangat mempengaruhi citra dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Apalagi jika perusahaan yang berkecimpung di bidang yang sensitif (keuangan). Maka masyarakat akan lebih memilih bermitra dengan perusahaan yang terpercaya. Salah satunya dengan asumsi bahwa perusahaan tsersebut sudah beroperasi sejak lama. Karena biasanya usia suatu produk juga mempengaruhi kepercayaan dari konsumen. Semakin lama produk tersebut beredar di pasaran, maka semakin banyak juga konsumen yang dimiliki.

Selain dari segi asumsi masyarakat. Penyebab lain yang mungkin mempengaruhi kurang populernya asuransi syariah adalah faktor internal dari perusahaan . Asuransi syariah kurang berperan aktif dalam mempromosikan produk-produknya. Kurangnya sosialisasi oleh pihak asuransi syariah menyebabkan tidak banyak masyarakat yang mengetahui tentang asuransi syariah, dan memungkinkan sulit untuk meyakinkan masyarakat yang sebelumnya telah menjadi mitra dengan asuransi konvensional.

Asuransi syariah juga tidak bisa melakukan investasi dana sembarangan sehingga hal ini membatasi perusahaan untuk mengelola modalnya. Bentuk investasi yang dilakukan oleh asuransi syariah harus sesuai dengan persetujuan DPS dan sesuai dengan ketentuan dalam fatwah DSN. Dan hal ini dapat menghambat keleluasaan perusahaan dalam mengelola dana dari peserta untuk mencari keuntungan lebih. Sehingga mengakibatkan keuntungan asuransi hanya akan terbatas pada sebagian bidang, dan memungkinkan keuntungan yang diperoleh dari asuransi syariah kurang maksimal.

Demikian penjelasan dari saya, kurang lebihnya mohon maaf.

Terimakasih :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun