Malioboro, sebuah jalan ikonik di Yogyakarta, tidak hanya terkenal sebagai pusat perbelanjaan dan wisata, tetapi juga sebagai tempat berkumpulnya para seniman, termasuk pelukis jalanan. Di sepanjang trotoar Malioboro, kita akan menemukan beberapa pelukis dengan kanvas dan cat mereka, siap untuk menangkap momen dan wajah-wajah wisatawan. Keberadaan mereka menambah warna dan keunikan Malioboro, menjadikannya bukan sekadar tempat belanja, tetapi juga galeri seni terbuka yang hidup.
Ketika berjalan menyusuri jalan Malioboro yang selalu ramai dengan pengunjung, kita akan menemui pelukis yang mengambil tempat di sepanjang trotoar. Di sekeliling mereka, terdapat berbagai alat lukis seperti kuas dengan berbagai ukuran, palet cat yang penuh warna, dan kanvas-kanvas yang siap untuk digunakan. Sebagian pelukis membawa kursi lipat kecil sebagai tempat duduk mereka, sementara yang lain lebih memilih duduk di atas tikar.
Para pelukis ini dengan hati-hati menata karya-karya mereka yang sudah selesai di papan kayu atau menggantungnya menggunakan tali sederhana. Papan-papan tersebut sering kali dipasang di dinding-dinding bangunan di sekitar mereka. Setiap lukisan dipajang dengan tujuan agar mudah terlihat oleh para pejalan kaki yang lalu-lalang. Ada yang menampilkan potret wajah, ada juga yang memamerkan pemandangan alam atau budaya lokal Yogyakarta. Dengan cara ini, para pelukis tidak hanya menjual karya seni, tetapi juga menciptakan sebuah galeri seni terbuka yang bisa dinikmati siapa saja yang melewati Malioboro.
Namun, meski kontribusi mereka sangat besar dalam memperkaya budaya dan wisata di Yogyakarta khususnya Malioboro, para pelukis jalanan sering kali menghadapi tantangan, seperti persaingan ketat dan kadang kurangnya penghargaan dari beberapa pihak. Keberadaan mereka terkadang terpinggirkan oleh hiruk-pikuk perdagangan dan keramaian wisatawan yang lebih fokus pada belanja. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghargai dan mendukung mereka, baik melalui apresiasi karya seni mereka maupun dengan membeli lukisan sebagai bentuk dukungan langsung. Dengan demikian, kita turut menjaga agar tradisi seni di Malioboro tetap hidup dan berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H