Mohon tunggu...
Nurfatqiyah Mufarricah
Nurfatqiyah Mufarricah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

haiii saya icha tapi biasa dipanggil tapasyaaaa

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kebebasan Berekspresi di Dunia Maya: HAM dan Tantangan Generasi Z

30 Juni 2024   10:53 Diperbarui: 30 Juni 2024   14:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluatrasi by: Kumparan

Kebebasan Berekspresi di Dunia Maya: HAM dan Tantangan Generasi Z

Di era digital yang semakin terhubung dan tergantung pada media sosial, kebebasan berekspresi telah menjadi pilar penting dalam kehidupan sosial generasi Z. Dengan platform-platform seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan lainnya, generasi Z memiliki akses tak terbatas untuk berbagi ide, mengungkapkan opini, dan menyuarakan kekhawatiran mereka kepada dunia.

Di kehidupan sehari-hari, Generasi Z menggunakan kebebasan berpendapat mereka untuk membela isu-isu penting, seperti hak asasi manusia, lingkungan, kesetaraan gender, dan lainnya. Melalui media sosial, suara mereka mencapai audiens yang lebih luas, memengaruhi perubahan sosial, dan merubah pandangan masyarakat terhadap berbagai isu. 

Namun, di balik kemudahan ini, ada tantangan yang kompleks yang perlu diatasi terkait dengan hak asasi manusia (HAM) dan penggunaan yang bertanggung jawab dari kebebasan berekspresi di dunia maya.

Salah satu tantangan terbesar adalah perlindungan hak asasi manusia (HAM). Di beberapa negara Maya, seperti Meksiko, ada kekhawatiran yang signifikan tentang kekerasan terhadap jurnalis, dengan banyak jurnalis yang menjadi korban pembunuhan, penyiksaan, dan ancaman lainnya. Ini telah mengakibatkan penurunan kebebasan berekspresi dan penurunan kebebasan pers, karena jurnalis dan penulis menjadi lebih berhati-hati dalam mengungkapkan pendapat mereka.

 kebebasan berekspresi di dunia maya juga membawa tantangan yang signifikan. Salah satu masalah utama adalah penyebaran informasi palsu atau hoaks yang dapat dengan mudah menyebar luas dan mempengaruhi pandangan masyarakat. Generasi Z sering kali berada di garis depan dalam menyebarkan dan mengonsumsi konten di media sosial, yang dapat memperburuk ketegangan sosial atau merusak reputasi individu atau kelompok tertentu.

Dengan mempertimbangkan tantangan dan peluang yang ada, masa depan kebebasan berekspresi di dunia maya bergantung pada komitmen bersama untuk memastikan bahwa nilai-nilai HAM, termasuk kebebasan berekspresi, tetap menjadi pijakan utama dalam evolusi sosial dan teknologi. Generasi Z memiliki potensi untuk membentuk masa depan yang lebih inklusif, etis, dan aman di dunia digital dengan memanfaatkan kekuatan mereka untuk berinovasi, berkolaborasi, dan beraksi untuk perubahan positif.

Masa depan kebebasan berekspresi kemungkinan akan terus menjadi isu yang kontroversial dan perdebatan. Dengan munculnya teknologi baru dan perubahan dalam dinamika politik dan sosial, batas-batas kebebasan berekspresi kemungkinan akan terus berubah. 

Pemerintah dan organisasi akan terus menyeimbangkan kebutuhan untuk melindungi masyarakat dari konten yang merugikan dengan kebutuhan untuk mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan berekspresi dan perlindungan hak asasi manusia. 

Teknologi seperti filter sosial dan regulasi konten kemungkinan akan terus digunakan untuk menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan perlindungan masyarakat, tetapi akan ada perdebatan tentang bagaimana dan kapan mereka harus digunakan. 

Secara keseluruhan, masa depan kebebasan berekspresi akan terus menjadi isu yang kompleks dan menantang yang memerlukan keseimbangan yang halus antara hak individu dan kebutuhan untuk melindungi masyarakat.

Pentingnya perlindungan HAM di era digital semakin meningkat seiring dengan evolusi teknologi dan pergeseran dinamika sosial. Generasi Z, sebagai agen perubahan utama dalam hal ini, memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa kebebasan berekspresi mereka di dunia maya dihormati dan dilindungi. Ini mencakup membangun kesadaran tentang etika digital, keamanan data, dan penggunaan yang bertanggung jawab dari platform-platform media sosial.

Perlindungan HAM juga melibatkan advokasi untuk kebijakan publik yang mempromosikan lingkungan daring yang aman dan mendukung, serta memastikan bahwa setiap upaya pembatasan terhadap kebebasan berekspresi didasarkan pada hukum yang adil dan proporsional. Kolaborasi antara individu, platform media sosial, dan pemerintah dalam mengembangkan regulasi yang memadai dan efektif adalah krusial dalam menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan perlindungan terhadap hak-hak individu.

Untuk melindungi kebebasan berekspresi warga negara, tentu diperlukan jaminan dalam suatu produk hukum. Menurut Thomas Emerson, kebebasan berekspresi perlu dijamin karena memiliki berbagai urgensi. Pertama, membantu seseorang untuk mendapatkan kepuasan. 

Kedua, membantu untuk menemukan kebenaran. Ketiga, memperkuat kemampuan setiap individu dalam membuat keputusan. Keempat, menyediakan mekanisme yang mendukung terwujudnya keseimbangan antara stabilisasi dan perubahan sosial.

Keempat urgensi ini telah mencerminkan hakikat dari kebebasan berekspresi itu sendiri sebagai bagian dari komunikasi yang melibatkan dua atau lebih pihak. Dengan demikian, terdapat dua jenis hak dalam kebebasan berekspresi, yaitu hak untuk berekspresi itu sendiri dan juga hak untuk mendengarkan atau menerima ekspresi tersebut (Wiratraman, 2014).

Urgensi lainnya dapat dilihat dalam hubungan kebebasan berekspresi dengan demokrasi. John Stuart Mill berpendapat bahwa kebebasan berekspresi memiliki peran sentral dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tidak tiran. Peran ini dimulai ketika proses pengisian jabatan pemerintahan melalui pemilu. 

Untuk memilih calon yang paling baik dibutuhkan akses dan keterbukaan informasi tentang peserta pemilu. Hal ini penting agar masyarakat mempunyai informasi yang cukup dalam memilih calon yang tepat untuk duduk dalam pemerintahan.

 Kebebasan berekspresi di dunia maya adalah hak fundamental bagi generasi Z, tetapi tantangan seperti sensor, kontrol orang tua, dan kekhawatiran privasi harus diatasi agar mereka dapat sepenuhnya menggunakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun