Mohon tunggu...
NURFATILA AMIN
NURFATILA AMIN Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional

Nama lengkap Nurfatila'amin merupakan mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sulawesi Barat angkatan 24

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bocornya Suara Kaum Bawah Akan Paham Neo-Marxisme yang Meregut Mimpi Anak Bangsa

28 November 2024   11:46 Diperbarui: 28 November 2024   11:52 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tanpa sadar hubungan internasional sudah berhasil masuk kedalam ranah kehidupan bangsa Indonesia bahkan telah melekat dan diadopsi oleh bangsa Indonesia sendiri, mulai dari kita beraktivitas, memenuhi kebutuhan hidup sampai masuknya setiap asupan nutrisi yang sudah menjadi bagian dari tubuh kita. 

Menariknya apapun yang dilakukan oleh para aktor hubungan internasional pasti memiliki implikasi yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia maupun masyarakat global. Dari sini kita dapat melihat seberapa besar pengaruh itu dalam kehidupan kita baik yang berasal dari kaum elit sampai rakyat jelata. 

Pernahkah kalian berpikir bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita itu terjadi karena adanya ego dan nafsu dari mafia-mafia serakah? Para kaum elit yang hanya ingin mengeksploitasi kita atau lebih jelasnya para kapitalis yang arogan. 

Kata Karl max yang merupakan ahli ekonomi politik pada abad kesembilan belas yang terkenal yang memfokuskan kapitalisme di Eropa, ia berpendapat bahwa klas Borjuis atau kapitalis menggunakan kekuatan ekonominya untuk mengeksploitasi dan menekan kaum proletatar atau kelas pekerja pernyataan yang begitu related akan kondisi Indonesia saat ini bukan.

Nah bagaimana pendapat kalian akan sistem pemerintahan Indonesia? 

Apakah yang telah ditetapkannya sesuai dengan realita yang terjadi saat ini atau bahkan sebaliknya, karena sejujurnya kalau dilihat dari perkembangan Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dari negara-negara maju lainnya, syukurnya intervensi presiden ke-8 Indonesia pak Prabowo Subianto telah membawa pengaruh yang begitu besar, lewat gerakannya yang berhasil membasmi para tikus-tikus berdasi yang selama ini telah menjadi sumber benalu yang sangat merugikan bangsa Indonesia dan sangat-sangat berperan besar atas kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia.

Timbulnya rasa iri atas pencapaian dan keberhasilan negara-negara maju di luar sana merupakan hal yang wajar, karena negara-negara Digdaya seperti mereka yang bebas dari kemiskinan dan kekurangan pastinya tidak mengenal yang namanya rasa lapar berbanding terbalik akan nasib rakyat Indonesia, apalah daya kita yang masih mempertahankan titel negara berkembang, akankah negara kita dapat menyandang gelar itu juga dan mungkinkah semua mimpi terealisasikan. 

Kemiskinan merajalela, jangankan untuk sekadar bermimpi setinggi langit bisa tertidur saja merupakan suatu bentuk kesyukuran. Mimpi yang paling sederhana dari anak bangsa hanya ingin merasakan hidup tanpa gelar miskin yang melekat, mereka hanya ingin bebas, sangat simpel namun begitu rumit dalam perwujudannya serta mereka juga hanya sekadar ingin merasakan hidup tanpa memikirkan beban-beban yang melebihi kapasitas kemampuannya. 

andai saja kita sudah menjadi negara maju mungkin tidak ada lagi anak-anak yang terlantar di jalanan, tidak ada lagi bocah bocah seles pembawa koran di lampu merah, tidak ada lagi konser dadakan di jalanan dan tidak ada lagi demo mahasiswa yang hanya meminta sebuah keadilan. 

Namun entah sampai kapan mimpi buruk itu akan berakhir?

Andai Soekarno hidup di zaman ini ada beberapa pertanyaan yang timbul atas apa yang beliau ucapkan, katanya seribu orang tua hanya dapat bermimpi namun satu orang pemuda dapat mengubah dunia dan dari pernyataannya tersebut kita berharap para pemuda (gen milineal dan gen z) dapat mengubah bangsa Indonesia, ditengah kekacauan dan permasalahan yang diciptakan para generasi sebelumnya yang telah menghancurkan pondasi negara lewat berbagai macam praktik yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja besar harapan bangsa kepada para pemuda khususnya gen milineal dan gen z dapat bersama-sama mewujudkan Indonesia emas 2045.

Dari sini dapat di simpulkan bahwa sistem pemerintahan Indonesia bukanlah sistem demokrasi melainkan lebih mengarah ke sistem kleptokrasi. Mengapa demikian? Karena, kleptokrasi adalah sistem pemerintahan yang secara aktif memindahkan uang dari rakyat jelata kepada para elit itulah sebabnya mengapa para elit bangsa kita itu hidupnya terjamin, sedang rakyatnya sengsara. 

Saya berharap dengan adanya opini ini dapat membangkitkan semangat para generasi-generasi emas di Indonesia agar kedepannya tidak mewarisi paradigma yang merugikan bangsa Indonesia, mari bersama-sama mewujudkan Indonesia emas 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun