Mohon tunggu...
Nur Fatikha Aulia
Nur Fatikha Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Pemilu 2024 Selebritis Yang Terjun ke Dunia Politik dalam Pandangan Stratifikasi Sosial

13 Mei 2024   16:28 Diperbarui: 16 Mei 2024   23:40 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu Legislatif (Pileg) tahun 2024 dilaksanakan bersamaan dengan Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024 (Pilpres) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Tentu sudah tahu sejumlah artis atau selebritis Tanah Air yang juga aktif di dunia politik dengan bergabung bersama partai politik (Parpol) hingga menjabat sebagai anggota legislatif maupun eksekutif. Apa motivasi dari public figure untuk terjun ke dunia politik? Benarkah sebagian besar dari mereka yang ikut bagian dalam perpolitikan hanya bermodal ketenaran?

Menurut pengamat politik dan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, fenomena para selebritis yang mencicipi dunia politik ini adalah hal yang manusiawi. "Saya kira artis juga manusia ya. Bisa punya aspirasi, punya minat, punya panggilan ke dunia politik".

Lain halnya menurut Wijayanto pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, beliau berpendapat bahwa fenomena selebritis terjun dalam dunia politisi mencerminkan keadaan kaderisasi partai politik di Indonesia. Wijayanto menjelaskan bahwa partai politik yang mencalonkan pimpinan/calon legislatif yang bukan dari kadernya bisa diindikasikan dengan melalui adanya krisis kaderisasi dari partai politik tersebut.

Kasusnya dengan pengusaha seperti Sandiaga Uno yang juga sudah punya segalanya kemudian terjun ke politik, namanya motivasi itu macam-macam, ada yang panggilan berbakti pada negara, melakukan perubahan, atau memberi manfaat kepada orang banyak. Bisa juga alasan personal seperti mencari tantangan baru karena udah berhasil di bidang sebelumnya, bisa sesederhana itu. 

Dari tahun ke tahun ada artis yang masuk ke pemilu, itu merefleksikan bahwa memang kaderisasi partai politik kita itu masih buruk sampai sekarang. Anggapan bahwa para selebritis Tanah Air hanya bermodal ketenaran saja untuk memperoleh suara dalam pemilu muncul dari netizen yang sebenarnya memiliki underestimate dengan artis yang menjadi politikus. Beberapa artis yang nyalonin dan berpotensi kepilih bisa jadi hanya karena popularitas. Tidak kelihatan skill nya dan tidak tau bagaimana dan kerjaannya apa, itu menjadi saran untuk tidak asal memilih.

Desy Ratnasari, anggota DPR dari kalangan artis yang juga bekerja dengan sungguh-sungguh. Bukan sekadar formalitas. Karena itu, dia meminta semua pihak melihat anggota dewan dari kalangan artis sama dengan anggota dewan lainnya, yang menurutnya agar bisa menepis isu-isu yang hanya mengandalkan popularitas saja tapi tidak menunjukkan kinerjanya. Tentunya kami menunjukkan potensi terbaik kami bekerja sebagai anggota dewan, itu yang terpenting, kata Desy di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. 

Tokoh sosiologi Max Weber menjelaskan bahwa stratifikasi sosial merupakan penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa (privilege), dan kehormatan (prestise). Singkatnya, orang yang memiliki kekuasaan besar, juga memiliki privilege dan prestise. Pengelompokan masyarakat yang berkaitan dengan konsep kekuasaan yaitu ada pada sekelompok masyarakat yang memang lebih berkuasa, bahwa apabila dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang lainnya ialah mengenai selain soal kekuasaan, stratifikasi sosial yang terbentuk karena berkaitan pula dengan konsep status sosial.

Rieke Diah Pitaloka, Rachel Maryam, Eko Patrio, dan Rano Karno merupakan salah satu dari selebritis yang punya karir awet di dunia politik. Beberapa dari mereka ada yang berada di kursi legislatif maupun eksekutif. Rieke tidak pernah absen menjadi anggota DPR RI mulai tahun 2009. Apabila Rieke menuntaskan jabatannya sampai 2024 mendatang, maka Rieke telah 15 tahun berada di gedung parlemen. Selama jadi anggota DPR RI, Rieke membuat sejumlah gebrakan. Di antaranya adalah RUU tentang Aparatur Sipil Negara dan menjadi pimpinan PANJA Rancangan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 yang melahirkan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Rano Karno yang berkarir di dunia politik sejak tahun 1997 di MPR bahkan telah mencicipi jabatan di legislatif (anggota MPR & DPR) dan eksekutif (Wakil Bupati Tangeran, Wakil Bupati Banten, Bupati Banten) sekaligus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun