Mohon tunggu...
NUR FAISAL H
NUR FAISAL H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Nur Faisal Hamzah seorang yang memiliki hobi membaca dan menulis suatu karya entah itu puisi atau sajak bahkan novel sedang ku kerjakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Antara Takdir Chapter 2

6 September 2022   19:22 Diperbarui: 6 September 2022   19:25 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bintang melanjutkan perjalanan menuju senja, saat ia ingin tiba, adzan Maghrib berkumandang menandakan bahwa siang akan digantikan malam, baskara bersiap untuk berimajinasi dalam mimpi, Bintang melangkah menuju surau melaksanakan shalat maghrib kemudian ia terdiam sejenak yang membuatnya terpanah bukan karena senja yang begitu indah di pandang melainkan ada sesosok gadis yang memiliki wajah nan berseri bak lampu lentera di Dieng dan seanggun Rembulan jauh dikahyangan, bintang ingin berkenalan, namun sepertinya Masa tak ingin berhenti sedetikpun seketika bintang termenung dalam larutnya senja.

setelah sholat Bintang bersiap mengais ilmu agama, didalam aula bintang tak mafhum dengan bahasanya, tatkala suara adzan isya berkumandang, seraya terdiam, dan terpikirkan dikepala kemudian ia menanyakan hal yang enggan masuk kedalam kepalanya, seraya tertawa setelah kecanggungan itu, memang apa yang salah dengan pertanyaan itu?, Ibu nyai menjawab dan memberikan argumentasi tentang suatu permasalahan dalam ilmu fiqh tentang nikah.

Amarah dan emosi bintang bergejolak diatas cakrawala malam ketika bulan menyanyikan musik dimalam yang tenang ini, karena ia dirundung tentang pertanyaan tersebut. Tapi semua itu tak digubris olehnya, memang manusia disini memiliki pemikiran yang berbeda dengan imanjinasi dan konspirasi, kemudian air panas dan kopi tersedia sebagai peneman tak lupa tembakau yang selalu ia bawa, cakrawala malam yang ditemani oleh rembulan yang bersinar seakan ingin menunjukkan parasnya, bintang membaca buku dan menikmati suasana yang syahdunya bukan main yang membuatnya berbaring lemas di selimuti terpal yang luas.

Esoknya Purwokerto di terpa hujan badai matahari sepertinya tidak ingin menyinari, keberangkatan menuju kampus dikala hujan deras disertai angin kencang. Bintang memesan taksi online menuju kampus agar ia secepatnya sampai disana, saat dikelas seperti halnya dengan awal masuk SMA, pada diam dan tidak ada yang mengobrol padahal di grup Whatsapp sangat bersemangat untuk pertemuan pagi hari ini. Bintang memulai hari dengan sebuah perbincangan tentang suatu pengalamannya saat pertama kali menginjakkan kaki disini dan riuk kelas seperti halnya pesta dimalam yang penuh dengan tarian dari mulut temannya, kemudian dari kejauhan terlihat gadis yang sempat ia lihat dan di jumpai saat melangkah menuju masjid dijalan setapak saat senja tiba. Lalu bintang memberanikan diri melawan ego yang merasakan insecure, lalu ia menyapanya dan bermutualan di kursi belakang.

"hallo, siapa namamu?"

"aku, Indriana kamu bisa mengambil potongan antara Indri atau ana" jawab dengan santai dan penuh candaan.

"kamu sendiri siapa namamu?" ia berbalik bertanya kepadaku.

"Bintang Pratama, biasa di panggil bintang atau tama"

"salam kenal, Tama, sepertinya kita pernah bertemu ya?" ia bertanya perihal kemarin, aku senang dengan ia mengatakan itu.

"iya, aku tinggal di pondok pesantren, rumahmu disana? Jawabku sambil bertanya.

"Nggak kok, aku juga Tinggal disana, di pondok itu, kamu sepertinya bukan orang asli sini ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun