Mohon tunggu...
Mohamad Nurfahmi Budiarto
Mohamad Nurfahmi Budiarto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Think...than write...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Semifinal Liga Champions: Mengulang Sejarah Memburu Rekor

23 April 2015   21:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:45 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

“FASE semifinal yang luar biasa. Kita akan disuguhi pertandingan kelas atas dari tim-tim terbaik yang kini menguasai kompetisi domestik. Banyak drama akan terjadi, dan tentu saja membuat kita tak sabar menantikan momen itu,”

KALIMAT tersebut telontar dari mulut dua legenda sepakbola dunia, Gheorghe Hagi (Rumania) dan Gary Lineker (Inggris). Keduanya menyorot hasil akhir Babak 8 Besar Liga Champions yang menelorkan empat tim ke level semifinal, yakni Barcelona dan Real Madrid yang mewakili La Liga Spanyol, Juventus (Serie A Italia) dan Bayern Muenchen (Bundesliga Jerman).

Keberadaan partisipan semifinal Liga Champions 2014/2015 tersebut dianggap sebagai representasi terbaik bagi Eropa musim ini. Tidak hanya kultur dari Spanyol, Jerman dan Italia saja, melainkan juga mewakili tiga kompetisi yang dianggap terbaik di Eropa, bahkan di dunia.

Menurut Lineker, peserta semifinal kali ini dianggap yang terbaik dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. “Empat tim tersebut menjadi simbol dari kekuatan masing-masing negara. Jangan lupa, masing-masing dari mereka juga punya representasi komplet pesepakbola dunia. Jadi, saya pikir semifinal kali ini semakin penuh warna, juga penuh ambisi dan gengsi,” tuturnya.

Bukan isapan jempol semata. Karena melihat komposisi empat tim tersebut, memang merepresentasikan kekuatan yang kini sedang berada di puncak. Keempatnya adalah penguasa di liga masing-masing. Sebut saja, Barcelona dan Real Madrid kini saling berjibaku untuk menjadi pemilik trofi La Liga di akhir musim.

Tak ketinggalan performa Juventus yang duduk sebagai pemuncak Serie A. Bianconeri hampir dipastikan meraih scudetto, sehingga kekuatan maksimal mereka akan dialihkan ke Liga Champions. “Kami tak ingin jemawa, scudetto sudah pasti di tangan. Sekarang, sudah saatnya menghabiskan tenaga dan pikiran ke Liga Champions,” sebut Massimiliano Allegri, Pelatih Juventus, di Tuttosport.it, kemarin.

Begitu juga dengan posisi Bayern Muenchen. Armada Josep Guardiola ini menjadi penguasa Bundesliga. Corak permainan mereka terus mendapat pujian dari ragam pihak. Gelandang Mario Gotze mengakui, semangat mereka berlipat ganda menuju empat besar. Satu penyebabnya tak lain babak final yang akan berlangsung di negara mereka, tepatnya di Olympiastadion, Berlin.

Selain performa musim ini yang sedang ‘hot’, empat klub tersebut juga menjadi simbol pertempuran para raksasa tradisional Eropa. Hitung-hitungannya, dari empat klub tersebut, total ada 21 trofi juara Piala Champions / Liga Champions. Tak hanya itu, total ada 37 penampilan final di antara mereka!

Rinciannya, Real Madrid menuai 10 trofi juara dan tiga runner-up, lalu disusul Bayern Muenchen (5 trofi dan 5 runner-up), Barcelona (4 juara dan 3 runner-up) serta Juventus (2 juara dan 5 runner-up). Tak heran, proses pengundian babak semifinal yang digelar malam ini di markas UEFA, di kota Nyon, Swiss, bakal berlangsung menegangkan. Sementara itu, duel babak empat besar rencananya berlangsung pada 5 dan 6 Mei untuk leg 1, serta 12 dan 13 Mei untuk leg 2. Partai puncak sendiri dihelat di Berlin, Jerman, pada 6 Juni 2015.

Menurut Hagi, kehadiran empat tim tersebut terbilang lebih dari beberapa partai semifinal dalam beberapa tahun lalu. Legenda Rumania ini mengungkapkan, ada beberapa partai empat besar lain yang berlangsung ketat. “Tapi saya pikir edisi musim ini yang paling ramai,” tegasnya.

Beberapa suasana semifinal yang berlangsung ‘panas’ antara lain pada musim 2013/2014, kala saling baku bunuh antara Real Madrid kontra Bayern Muenchen dan Atletico Madrid versus Chelsea. Lalu musim 2011/2012, berkat kehadiran Bayern Muenchen, Real Madrid, Chelsea dan Barcelona.

Mundur pada 2008/2009, partai seru terjadi kala Manchester United bersua Arsenal dan Barcelona berjumpa Chelsea. Terakhir pada 2006/2007, degan Chelsea bertemu Liverpool, dan Manchester United bersua AC Milan. “Tetap musim ini yang paling bergengsi. Empat tim tersebut benar-benar mewakili tim besar di Eropa dengan tradisi kuat,” kata Hagi, di www.prosport.ro.

Tak hanya itu, semifinal kali ini juga dilabeli sebagai laga penuh ambisi mengulang sejarah, juga mengejar rekor. Real Madrid sedang mengejar rekor koleksi trofi ke-11. Lalu Juventus juga sedang berusaha membangun mimpi untuk merengkuh juara, sesuatu yang kali terakhir mereka rasakan pada Piala Champions edisi 1995/1996.

Tak hanya di level klub. Para pemain juga saling berlomba untuk mencatat rekor tersendiri. Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo misalnya, bersaing untuk memastikan mereka menjadi yang tersubur dalam urusan menjebol jala musuh. Saat ini, keduanya sama-sama mengoleksi 75 gol di Liga Champions.

Ada juga Xavi Hernandez (Barcelona) dan Iker Casillas (Real Madrid), yang berjibaku untuk terus menambah caps di Liga Champions. Saat ini, Hernandez mengoleksi 152 partai, lebih banyak lima partai dengan Casillas.

Tak kalah bergengsi adalah perebutan pemain yang ingin meraih gelar Liga Champions dengan dua tim berbeda. Motivasi tersebut ada pada gelandang Bayern Muenchen, Xabi Alonso, yang pernah berjaya bareng Real Madrid pada musim 2013/2014.  Begitu juga dengan Thiago Alcantara, yang pernah meraih trofi jawara Liga Champions musim 2010/2011.

Di kubu Real Madrid, ada Toni Kroos yang membawa spirit juara bersama Bayern Muenchen pada 2012/2013. Martin Caceres juga ikut berambisi setelah ia merasakan manisnya status jawara bersama Barcelona pada 2008/2009. Bintang Juventus, Carlos Tevez juga sedang mengarahkan mimpi juara, setelah menuai hasil manis bersama Manchester United pada Liga Champions 2007/2008.

Dua nama besar lain yang juga berambisi merebut trofi adalah gelandang Juventus Andrea Pirlo, yang pernah juara bareng AC Milan (2002/2003, 2006/2007) dan bek kiri Juventus, Patrice Evra. Nama terakhir menjadi juara kala berkostum Manchester United pada edisi Liga Champions 2007/2008.

“Hal yang kupikirkan adalah juara Liga Champions. Saya tak peduli siapa yang akan kami hadapi di babak semifinal. Semua tim pasti berat, tapi kondisi tim saat ini sangat bagus. Saya ingin mengakhiri musim ini dengan juara di Eropa,” kata Carlos Tevez, bomber Juventus yang sudah berencana kembali ke Argentina musim panas nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun