JANJI Massimiliano Allegri untuk meneruskan catatan positif usai menang atas Atalanta, justru berbuah petaka. Bertandang ke Città del Tricolore, Senin (13/1) dini hari WIB, AC Milan justru takluk di tangan tim yang berada di zona degradasi, Sassuolo. Sempat unggul dua gol dalam rentang 13 menit, mereka mengakhiri pertandingan dengan kekalahan 3-4.
Kekalahan ini memaksa I Rossoneri harus tetap berada di posisi ke-11 klasemen sementara. Sedangkan Sassuolo berhasil keluar dari zona merah setelah mengoleksi 17 poin dan merangsek ke posisi ke-16. Tidak hanya itu, partai thriller ini ikut mencoreng debut Honda, yang diharapkan bisa mengatrol permainan AC Milan.
Tim tamu sebenarnya tampil gemilang setelah dua gol Robinho di menit ke-9 serta Mario Balotelli, lima menit berselang. Sayang, mereka justru lengah, sehingga tercipta empat gol ke gawang Christian Abbiati dalam 32 menit.
Pelakunya cuma satu orang, yakni Domenico Berardi. Bomber yang dimiliki bersama Juventus tersebut merobek jala tim tamu pada menit ke-15, 28', 41' dan dua menit usai rehat. Sementara Riccardo Montolivo memberi hadiah hiburan bagi Il Diavolo Rosso, empat menit sebelum usai pertandingan.
Hasil buruk ini sekaligus mengakhiri prahara buruk yang dibuat Pelatih Massimiliano Allegri sejak November tahun lalu. Sinyal penggantian sang allenatore sebenarnya sudah muncul pada medio tersebut. Kini, hal itu makin diperkuat.
Dua petinggi AC Milan, Barbara Berlusconi dan Adriano Galliani, sudah menyiratkan hal tersebut. Nama pelatih tim Primavera, Filippo Inzaghi, menjadi persona yang akan menukangi sementara Kaka dkk sampai akhir musim.
"Ini sangat mengecewakan dan penampilan yang tidak bisa diterima. Ini memastikan kami sangat butuh perubahan secepat mungkin," ujar Barbara Berlusconi, dilansir Football Italia. Bahkan di Calciomercato.com, sumber internal klub memastikan nama Super Pippo sebagai pelaksana tugas.
"Ini malam yang mengecewakan, seperti sebelum-sebelumnya. Penampilan seperti ini tidak bisa ditoleransi lagi. Fans kami tak bisa menonton pertandingan seperti ini," imbuh putri bos besar Milan, Silvio Berlusconi.
Usai laga, Chief Executive Officer (CEO), Adriano Galliani, memilih untuk tidak bicara pada media dan langsung menuju ruang ganti pemain. Hal yang tidak biasa dilakukan olehnya. "Dia sangat kesal, dan sepertinya akan terjadi perubahan besar setelah ini," ujar sumber Calciomercato.com tersebut.
Beberapa pihak mendukung Inzaghi untuk menjadi pelatih sementara. Pelatih Sassuolo, Eusebio Di Francesco dan eks full back AC Milan, Gianluca Zambrotta, mendukung keputusan klub tersebut. Mereka mengakui, Super Pippo, adalah kandidat paling layak. Selain karisma yang luar biasa di mata fans karena dua gelar Liga Champions (2002-2003 dan 2006-2007), Inzaghi punya modal kepelatihan.
Saat ini Pippo bertanggung jawab terhadap tim Primavera. Ia layak untuk naik ke level senior, da dianggap lebih baik daripada memaksakan kedatangan Clarence Seedorf.
Sementara sang 'terdakwa', Massimiliano Allegri enggan berkomentar. Ia memilih untuk berpendapat terkait penampilan anak asuhnya. Ia tidak menyangkal tim besutannya kehilangan konsentrasi setelah unggul 2-0.
"Ini kekalahan yang sangat jelek. Aneh karena kami sudah memimpin 2-0 setelah 13 menit. Semua akan tampak mudah. Sayang, kami kemudian kebobolan tiga gol di babak pertama. Proses terciptanya gol tersebut identik," sebut Allegri, di Football Italia, kemarin.
Allegri mengakui, Sassuolo tampil lebih baik. Di matanya, Kaka dkk bermain jelek sebagai individu dan tim. Terlalu banyak kesalahan yang dilakukan tim asuhannya. Hingga Sassuolo menghukum Milan lewat empat gol Berardi.
"Anda tidak boleh mencetak tiga gol kemudian kebobolan empat gol. Saya penasaran dan ingin melihat tayangan ulangnya. Kami mampu mengantisipasi umpan silang mereka, tapi kesalahan barisan pertahanan membuat mereka bisa mencetak empat gol," kesal Allegri.
"Posisi kami dalam klasemen sangat mencemaskan. Tapi kami harus melakukan pendeketan berbeda dalam situasi genting dan tetap konsentrasi di momen tertentu dalam permainan," beber Allegri.
Di kubu lawan, kemenangan ini terasa spesial sang arsitek, Eusebio Di Francesco. Ia mengungkapkan rasa gembira karena bisa membalaskan dendamnya pada Milan. Saat melatih Lecce dua musim lalu, Milan mengalahkan tim asuhannya 4-3 padahal sempat tertinggal tiga gol terlebih dulu.
Partai tak Terlupakan Berardi
NAMA Domenico Berardi menjadi sensasi tersendiri saat membantu timnya, Sassuolo mengandaskan perlawanan AC Milan, Senin (13/1) dini hari WIB. Pemain 19 tahun itu meraih catatan istimewa, sebagai pemain pertama yang mampu mencetak empat gol sekaligus ke gawang Milan dalam sejarah berdirinya klub tersebut.
Pada laga itu sebenarnya Rossoneri berhasil unggul cepat dua gol lewat aksi Robinho dan Mario Balotelli. Namun, Berardi mampu memperkecil keteringgalan pada menit ke-15. Pemain yang mengaku sebagai fans Inter Milan itu kembali mencetak gol untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-28.
Sebelum jeda, Berardi mencatatkan hat-trick pada menit ke-41 memanfaatkan kesalahan dari Daniele Bonera. Dia berhasil menambah pundi-pundi golnya ke gawang Christian Abbiati semenit setelah babak kedua dimulai.
Fakta lain dari Berardi adalah, bahwa pemain ini juga dimiliki oleh Juventus sebesar 50 persen. Selain itu, empat gol yang disarangkan Berardi menambah pundi-pundi golnya di Serie A kini menjadi 11 menyamai raihan Carlos Tevez
"Ini adalah malam yang jelas tidak akan saya lupakan. Saya senang dengan empat gol ini karena ini adalah penting untuk Sassuolo. Saya dedikasikan gol ini untuk teman kami Francesco Acerbi, keluarga saya, pacar, dan pelatih Eusebio Di Francesco," ujar Berardi, di Football Italia.
"Ini adalah pekan yang berat karena rumor yang mengatakan apakah pelatih akan pergi atau tidak, jadi kemenangan ini akan sangat penting untuk memperpanjang waktunya. Kami senang mempertahankan dia, karena dia membawa kami ke Serie A dan memiliki perasaan yang sama dengan pemain," imbuhnya.
Sang pelatih ikut bahagia dengan kemenangan historis ini. Menurut Di Francesco, skema permainan 4-3-3 yang ditampilkan Sassuolo memberikan tekanan yang berat untuk Milan.
"Kami bisa bermain melebar dengan lebih baik. Saya senang dengan dengan semua gol yang tercipta karena semua mampu berkoordinasi baik dengan pergerakan Berardi," kata Di Francesco.
Susunan Pemain:
Sassuolo: Gianluca Pegolo, Alessandro Longhi, Luca Antei, Lorenzo Ariaudo, Marcello Gazzola, Francesco Magnanelli, Jasmin Kurtic, Raman Chibsah, Simone Zaza, Domenico Berardi (Schelotto, 78'), Reto Ziegler
AC Milan: Christian Abbiati, Mattia De Sciglio, Christian Zapata, Daniele Bonera, Urby Emanuelson, Antonio Nocerino (Pazzini, 55'), Bryan Cristante (Montolivo, 55'), Nigel De Jong, Robinho (Honda, 66'), Kaká, Mario Balotelli
Statistik pertandingan
Sassuolo            AC Milan
12(8)       Tembakan      16(7)
23       Pelanggaran      18
4       Tendangan sudut   3
3       Offsides       5
42%       Penguasaan bola   58%
5       Kartu kuning      3
0       Kartu merah      0
4       Penyelamatan      4
Kandidat Pengganti Allegri
Clarence Seedorf
MENJADI satu di antara kandidat terkuat. Sudah melakukan pembicaraan dengan Adriano Galliani. Punya kedekatan dengan AC Milan, membuatnya dianggap cepat menyatu. Pria yang saat ini masih berlaga bersama Botafogo, Brasil tersebut, diprediksi bisa membawa strategi baru musim depan. Sayang, dia belum berpengalaman untuk menukangi tim besar, plus tekanan hebat dari tifosi serta jajaran direksi.
Cesare Prandelli
MENCUAT setelah memastikan pengunduran diri usai Piala Dunia 2014. Punya karakter sendiri, meski sangat senang dengan taktik serangan balik yang mematikan. Meski dianggap defensif, pria berusia 56 tahun ini akan mampu memberi dasar permainan menawan bagi Rossoneri. Usianya yang sangat matang, juga memberi benefit tersendiri. Runner up Euro 2013 dan tempat ketiga Piala Konfederasi, plus pengalamanannya menukangi Parma, AS Roma dan Fiorentina, sudah lebih dari cukup.
Andre Villas-Boas
AGRESIF dan suka karakter ofensif. Gaya ini dianggap cocok bagi AC Milan, yang musim depan bakal diisi deretan pemain muda. Dia juga punya tipikal sebagai pencipta bintang baru, yang bakal membuka kesempatan bagi anggota Primavera AC Milan, untuk mencicipi tim senior lebih cepat. Kelemahannya terletak pada faktor pengenalan terhadap lingkungan. Butuh waktu bagi AVB untuk mengenal tim tradisional seperti AC Milan.
Roberto Di Matteo
MEMBERI Chelsea Piala FA dan Liga Champions saat berstatus interim, sudah menjadi bukti kualitas pria kelahiran Schaffhausen, Swiss ini. Karakter yang tenang, plus variasi permainan yang lebih banyak, menjadi faktor kuat. Asli Italia menjadi penguat, yang membuatnya bisa langsung menyatu. Handycap-nya muncul, karena dia tak pernah berada di lingkup San Siro.
Diego Simeone
TAMPIL moncer dengan membawa terbang tinggi Atletico Madrid, plus ramuannya musim ini, memberi garansi tersendiri bagi AC Milan jika merekrutnya. Senang dengan formasi 4-4-2, ia dianggap cocok untuk memaksimalkan beberapa pemain baru musim depan, terutama Keisuke Honda.
Guus Hiddink
BARKARAKTER dan senang dengan hal terkait statistik pemain, membuat Guus dianggap sebagai pelatih yang dekat dengan sistem teknologi. Sisi modernitas ini yang menjadi unggulan, selain corak permainan yang variatif.