Mohon tunggu...
Mohamad Nurfahmi Budiarto
Mohamad Nurfahmi Budiarto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Think...than write...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Preview Piala Dunia 2014 Australia vs Belanda: Sayatan Pedang Kembar

17 Juni 2014   21:51 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:21 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Live On ANTV / TV ONE / K-Vision Rabu, 18 Juni 2014 Pukul 23.00 WIB

Dok : cbssportslocal

Belanda memulai kampanye untuk merengkuh gelar juara dunia dengan sempurna. Kemenangan di laga perdana Grup B kontra Spanyol, menjadi mesiu luar biasa bagi negeri Kincir Angin tersebut untuk meneruskan tren positif tersebut. Apalagi, mencetak lima gol ke gawang tim Matador berstatus rekor sepanjang sejarah partai pembuka Belanda di ajang Piala Dunia. Tak heran, permainan menawan saat bersua Andres Iniesta dkk menjadi modal berharga kala menatap tantangan Australia, di Estádio Beira-Rio, Porto Alegre, Rabu (18/6) malam nanti. Catatan khusus sudah pasti tertuju pada dua nama yang sangat tajam pada partai pertama, yakni Arjen Robben dan Robin Van Persie. Dipasang sebagai pedang kembar, keduanya ternyata mampu menjawab tantangan Pelatih Louis Van Gaal, dengan masing-masing menuai dua gol. Prestasi mereka juga menjadi sejarah sebagai duo penyerang Tim Oranye yang mampu dua kali menjebol tim unggulan di ajang putaran final Piala Dunia. Tidak hanya itu, performa keduanya kala mencetak gol ke gawang Spanyol, membuat mereka menjadi pemain pertama timnas Belanda yang mampu mencetak gol di tiga gelaran Piala Dunia secara beruntun. Sebelumnya, baik Robben maupun Van Persie mencetak gol di Piala Dunia Jerman (2006), Afrika Selatan (2010), dan tentu saja sekarang di Brasil 2014. Penampilan keduanya juga semakin menunjukkan ketajaman yang diberikan untuk kubu Belanda sepanjang penampilan mereka. RvP misalnya, dua golnya menjadikan bomber Manchester United tersebut menuai 10 gol pada sembilan penampilan terakhir berkostum Belanda. Sedangkan Robben mencatat tujuh gol dalam tujuh laga bersama timnas. Melihat rangkaian catatan gemilang tersebut, sudah tentu keduanya bisa dibilang sedang on fire. Gawang Australia pun diprediksi bakal menjadi sasaran yang jauh lebih empuk ketimbang jala Iker Casillas. Apalagi corak ofensif yang menjadi karakter permainan Belanda di bawah Louis Van Gaal, tergolong anyar di ajang Piala Dunia, sehingga masih susah untuk ditemukan titik kelemahan atau cara tepat guna mencegah. Robben sendiri berjanji untuk tampil lebih menggigit jika mendapatkan kesempatan. Apalagi kali ini ia merasa feeling-nya lebih bagus, ketimbang Euro 2012 maupun Afsel 2010. "Selalu ada saat Anda merasa tampil nyaman dan rileks. Kali ini, saya bisa merasakan kalau aura timku sangat bagus, dan secara pribadi saya lebih enjoy dengan yang kulakukan di lapangan. Australia akan menjadi target berikutnya," tegasnya, di De Telegraaf, kemarin. Sementara Pelatih Belanda, Louis Van Gaal meyakinkan, siapapun pemain yang bermain bagus dan menunjukkan totalitas, akan mendapatkan tempat. "Saya senang dengan apa yang diperagakan anak buahku. Mereka memiliki determinasi tinggi, dan tak mudah puas dengan apa yang mereka peroleh. Australia tim yang masih harus diraba dalam 10-15 menit. Tapi saya yakin, hasil yang akan didapat anak buahku tak jauh berbeda dibanding partai perdana," janji Van Gaal. Ucapan sang mentor sudah menunjukkan karakter ofensif yang kembali akan diperagakan. Robin Van Persie, yang menciptakan gol sundulan spektakuler, yakin Australia akan mendapatkan 'lebih dari yang diperoleh Spanyol'. Meski tak ingin jemawa, namun kepercayaan diri rekan- rekannya menjadi modal berharga bersua tim yang belum terlalu diketahui warna aliran bolanya seperti The Socceroos. Pelatih Aussie, Ange Postecoglou mengaku timnya harus bekerja keras untuk menambal kesalahan saat takluk di tangan Cile. Konsentrasi lini belakang menjadi titik tolak awal. Absennya Ivan Franjic menjadi masalah tersendiri, yang membuat area belakang menjadi semakin rawan. "Belanda sedang berada dalam top form, dan kami masih harus membangun kekuatan. Karenanya, kami tak ingin terlalu banyak bereaksi. Hal terbaik, kami hanya ingin memperkuat lini tengah," ungkap Postecoglou. ============ Fleksibel yang Menawan APA yang disajikan Belanda pada laga pembuka Grup B kontra Spanyol, tak pernah habis untuk dibahas. Para penggemar sepak bola tentu terkejut dengan rangkaian formasi yang sebenarnya tak lazim bagi tim nasional Belanda. Namun, nyatanya corak 5-3-2, yang dianggap defensif, justru menghadirkan malapetaka bagi sang juara bertahan. Australia, yang menjadi lawan berikutnya akan menghadapi kesulitan tingkat tinggi. Apalagi, Belanda tak terkalahkan dalam sebelas partai terakhir di fase grup, delapan menang dan tiga seri. Kekalahan terakhir di fase grup terjadi pada 1994 kontra Belgia. Di luar itu, pola terbaru ala Louis Van Gaal patut mendapatkan perhatian tersendiri. Sempat ditentang para legenda Belanda, Van Gaal tetap bersikukuh untuk menjadikan formasi 5- 3-2 sebagai andalan. Format terbaru seperti taktik anti-football atau sepakbola defensif. Namun, realitasnya justru berbeda. Apa yang tersaji tidak seperti bayangan sebagian besar orang. Inti perubahan yang diterapkan Van Gaal adalah memasang satu bek tengah ekstra serta membantu peran gelandang pengontrol sepeninggal Kevin Strootman yang absen di Brasil akibat cedera. Formasi itu bekerja dengan baik menghadapi Spanyol. Butuh waktu tak sedikit untuk mematenkan pola permainan tersebut. Setidaknya, Van Gaal butuh dua kali uji coba kontra Ekuador dan Ghana, guna melancarkan taktik anyar tersebut. Apalagi, tak seperti sepak bola modern, formasi ini mengaplikasikan umpan-umpan panjang dan diagonal ala timnas Inggris zaman dulu. Namun Van Gaal selalu punya alasan. Khusus laga kontra Spanyol, ia memiliki alibi. Timnas Belanda tak mungkin menghadapi Tim Matador dengan corak 4-3-3, karena itu sama saja dengan bunuh diri jika melihat komposisi pemain yang dimiliki sekarang. Penyerang Australia, Tim Cahill mengakui apa yang disajikan Belanda menjadi catatan tersendiri, yang membuat Brasil 2014 semakin meriah. "Di luar kedigdayaan dan dominasi mereka, Belanda telah memberi sesuatu yang baru. Mereka terlihat menampilkan formasi bertahan, tapi nyatanya justru jauh lebih ofensif. Sekarang, kami harus lebih hati-hati lagi agar tak seperti Spanyol," tukasnya. Player to Watch Tommy Oar (Gelandang Australia) PEMUDA berusia 22 tahun ini masuk dalam jajaran The Rising Star di kubu Australia. Kemampuan daya jelajahnya yang di atas rata-rata deretan gelandang lain di Aussie, membuatnya selalu mendapat kepercayaan masuk dalam tim utama. Meski timnya takluk di tangan Cile pada laga perdana Grup B Piala Dunia 2014, pemuda berpostur 170 cm ini mampu memberi banyak kontribusi. Tercatat, dua peluang bersih di dapatnya. Sayang, jala Cile masih rapat dijaga kiper Claudio Bravo. Kini, kemampuan pemilik nomor punggung 11 ini diandalkan lagi saat Australia bersua Belanda. Kreasinya menjadi bagian penting, terutama alur bola bagi Tim Cahill ataupun Mathew Leckie dan Adam Taggart. Di sisi lain, ia harus bekerja keras untuk membendung aliran bola dari para gelandang milik Belanda. Daley Blind (Bek Belanda) MENAPAK jejak sejarah milik sang ayah. Itulah yang diprediksi banyak orang ketika namanya masuk dalam skuat timnas Belanda di putaran final Piala Dunia 2014. Sebuah ekspektasi yang wajar, karena ia mampu menampilkan performa hebat kala Belanda melahap Spanyol pada laga pertama Grup B Piala Dunia 2014. Ia tergolong pemain dengan karakter multi-talenta. Bersama Louis Van Gaal, ia bisa berperan sebagai bek kiri ataupun gelandang bertahan. Posisi inilah yang membuat pemuda berusia 24 tahun ini mampu berkembang pesat, dan tak tergantikan. Daya jelajah dan kemampuannya memotong arus bola, akan berstatus krusial sepanjang Brasil 2014. Termasuk saat bersua Australia nanti malam, ia harus berjibaku untuk memotong si kulit bundar yang mengarah ke Tim Cahill dkk. Lebih dari itu, kemampuannya dalam membantu serangan pun tergolong luar biasa. Buktinya, dua asis dipersembahkan pada laga versus sang juara bertahan. ====================================== Ulasan Pelatih Ange Postecoglou (Australia) Kerja Keras TAK sedetikpun kami akan hilang konsentrasi. Kami harus bekerja keras agar tak memberikan ruang pada para gelandang Belanda untuk berkreasi. Di sisi lain, kami harus memancing mereka untuk berbuat kesalahan. Mungkin sulit, tapi tak selamanya Belanda tampil sempurna. Kami masih punya peluang, dan timku sudah mengevaluasi beberapa hal dari video. sumber : www.theguardian.com Louis Van Gaal (Belanda) Waspada Kejutan TIM sudah menggambarkan determinasi tinggi untuk selalu menang. Namun kami tak boleh lengah dengan apa yang sudah kami tampilkan. Bisa saja kami akan berubah mendadak, dan mungkin itu akan terjadi saat bersua Australia. Satu yang patut dicatat, Aussie bukan tanpa kejutan, dan karenanya tim harus waspada dengan kejutan mereka. sumber : www.mirror.co.uk ===================== match background -Partai ini menjadi kali pertama kedua tim bertemu di ajang Piala Dunia. -Australia tak terkalahkan dalam tiga pertemuan terakhir kontra Belanda, menang sekali dand ua seri. Partai terakhir mereka terjadi pada 10 Oktober 2009 di Sydney, dengan hasil 0-0. -Australia hanya menuai satu kemenangan di Piala Dunia saat berhadapan dengan tim asal Eropa, yakni kontra Serbia pada 2010 (2-1), sekali seri dan empat kalah. -Australia selalu kebobolan ketika bersua tim asal Eropa di Piala Dunia. -Robin van Persie melesakkan 10 gol pada sembilan partai terakhir bersama Belanda. -Arjen Robben mencetak tujuh gol pada tujuh penampilan terakhir bersama Belanda. -Mencetak gol ke gawang Spanyol, Robbend an Van Persie menjadi pemain pertama asal Belanda yang mampu mencetak gol di tiga gelaran Piala Dunia, yakni 2006, 2010 dan 2014. -Tim Cahill selalu mencetak gol pada tiga partisipasi di Piala Dunia, tak ada pemain Australia yang mampu melakukan tersebut. -Capaian Cahill, empat gol dan satu asis, terkonversi menjadi 56 persen partisipasi sang pemain bagi gol Australia dalam sejarah Piala Dunia. Australia sudah mencetak sembilan gol di pesta sepak bola empat tahunan tersebut. -Australia hanya sanggup menuai dua kemenangan dalam sebelas laga Piala Dunia, enam kekalahan dan tiga seri. -Belanda tak terkalahkan dalam sebelas partai terakhir di fase grup, delapan menang dan tiga seri. Kekalahan terakhir di fase grup terjadi pada 1994 kontra Belgia. ====================== 1. Arjen Robben 7 dalam 7 Gol ke-7 vs Spanyol Menit 53' PD 2014 14 Juni 2014 Gol ke-6 vs Spanyol Menit 80' PD 2014 14 Juni 2014 Gol ke-5 vs Wales Menit 32' Persahabatan 5 Juni 2014 Gol ke-4 vs Jepang Menit 39' Persahabatan 16 November 2013 Gol ke-3 vs Turki Menit 8' Kualifikasi PD 2014 16 Oktober 2013 Gol ke-2 vs Hungaria Menit 90' Kualifikasi PD 2014 11 Oktober 2013 Gol ke-1 Menit 2' vs Estonia Kualifikasi PD 2014 7 September 2013 Total Timnas Menit main : 5.679 Main : 76 Starter : 64 Pengganti : 12 Gol : 25 2. Robin Van Persie Gol ke-10 Menit 72' vs Spanyol PD 2014 14 Juni 2014 Gol ke-9 Menit 44' vs Spanyol PD 2014 14 Juni 2014 Gol ke-8 vs Ghana Menit 5' Persahabatan 1 Juni 2014 Gol ke-7 Menit 37' vs Ekuador Persahabatan 18 Mei 2014 Gol ke-6 vs Hungaria Menit 53' Kualifikasi PD 2014 12 Oktober 2013 Gol ke-5 vs Hungaria Menit 44' Kualifikasi PD 2014 12 Oktober 2013 Gol ke-4 vs Hungaria Menit 16' Kualifikasi PD 2014 12 Oktober 2013 Gol ke-3 vs Andorra Menit 54' Kualifikasi PD 2014 11 September 2013 Gol ke-2 vs Andorra Menit 50' Kualifikasi PD 2014 11 September 2013 Gol ke-1 vs Estonia Menit 94' Kualifikasi PD 2014 7 September 2013 Total Timnas Menit main : 6.148 Main : 86 Starter : 77 Pengganti : 9 Gol : 45 =================== Prakiraan Pemain Australia : 1-Ryan, 3-Davidson, 6-Spiranovic, 22-Wilkinson, 19-McGowan, 5-Milligan, 15- Jedinak, 11-Oar, 23-Bresciano, 7-Leckie, 4-Cahill Cadangan : 12-Langerak, 18-Galekovic, 2-Franjic, 8-Wright, 10-Halloran, 13-Bozanic, 14-Troisi, 16-Holland, 17-McKay, 20-Vidosic, 21-Luongo, 9-Taggart Belanda : 1-Cillessen, 3-Vrij, 2-Vlaar, 4-Indi, 5-Blind, 6-Jong, 8-Guzmán, 7-Janmaat, 10- Sneijder, 9-Persie, 11-Robben Cadangan : 22-Vorm, 23-Krul, 12-Verhaegh, 13-Veltman, 14-Kongolo, 16-Clasie, 18-Fer, 20- Wijnaldum, 21-Depay, 15-Kuyt, 17-Lens, 19-Huntelaar ============================

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun