Mohon tunggu...
Mohamad Nurfahmi Budiarto
Mohamad Nurfahmi Budiarto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Think...than write...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Preview Piala Dunia 2014 Kroasia vs Meksiko : Berebut Kesempatan Terakhir

23 Juni 2014   05:20 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:47 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Live On
TV ONE / K-Vision
Selasa, 24 Juni 2014
Pukul 02.00 WIB

KROASIA dan Meksiko datang ke putaran final Piala Dunia 2014 dengan modal realistis. Mereka mengaku susah untuk mengungguli Brasil, karena faktor tuan rumah dan materi pemain. Kini, jelang partai pamungkas Grup A, keduanya memenuhi ekspektasi tersebut.
Walhasil, Arena Pernambuco, Recife, Selasa (24/6) dini hari bakal menjadi ajang perang bubat alias habis-habisan bagi Kroasia dan Meksiko. Mereka harus saling berjibaku agar bisa menemani Brasil, yang punya kans untuk lolos lebih besar.
Meski begitu, keduanya juga sedang mengintip kesempatan jika terjadi keajaiban, yakni Kamerun bisa menaklukkan tuan rumah. Jika hal itu terjadi, satu di antara mereka bisa berstatus juara grup. Lebih ekstrem lagi, andai saja Kamerun bisa unggul lebih dari empat gol tanpa kebobolan, tentu saja Brasil akan tersingkir karena kalah selisih gol dengan Meksiko, andai nama terakhir kalah dari Kroasia.
Namun daripada berhitung yang pelik, kubu Kroasia dan Meksiko mengaku ingin memanfaatkan kesempatan terakhir tersebut agar tak pulang lebih cepat. "Kami datang dengan mengukur kekuatan sendiri. Seharusnya kami sudah bisa berada di atas andai wasit berbuat seimbang saat laga perdana. Saat itu, bisa saja kami meraih satu angka, sehingga sekarang tinggal memilih lawan. Namun semuanya sudah terjadi, dan kini satu-satunya yang ada di kepala kami adalah kemenangan," tegas Niko Kovac, di situs FIFA, kemarin.
Perseteruan di lapangan diprediksi akan sangat ketat. Maklum, keduanya juga dibekali rekor kurang bagus jika berada di partai akhir pada putaran grup Piala Dunia. Sebut saja, Kroasia tidak pernah memenangi duel terakhir di babak grup Piala Dunia, dengan hanya menuai dua seri dan dua kekalahan. Sementara Meksiko belum pernah memenangkan duel terakhir di babak grup Piala Dunia sejak 1986.
Artinya, dua tim memiliki perimbangan dari sisi tradisi. Pelatih Meksiko Miguel Herrera, mengaku siap memberikan lanjutan kejutan. Modal faktual di dapat setelah mereka bisa menahan imbang tuan rumah pada partai kedua Grup A, Selasa (17/6) lalu.
"Para pemain telah menunjukkan spirit luar biasa agar kami tak menyia-nyiakan kesempatan terbesar. Bagiku pribadi, ini pertaruhan besar karena harapan para pendukung begitu besar agar kami bisa melangkah lebih jauh. Kini, kesempatan itu hanya ada pada diri kami, dan tim inilah yang akan memutuskan, apakah kami akan pulang atau bertahan," tegas Herrera.
Keuntungan memang mengarah ke kubu Meksiko. Tim Sombrero ini hanya butuh hasil seri untuk melengnggan ke fase knock out. Sebaliknya, Kroasia wajib menang jika ingin menyusul Brasil ke babak berikutnya.
Kubu Meksiko hanya perlu waspada, karena Kroasia juga punya dukungan mental dan psikologis yang luar biasa. Kembalinya Mario Mandzukic seolah memberi solusi di lini depan, yang sedikit melempem pada pertarungan pembuka kontra Brasil.
Buktinya, armada Niko Kovac memiliki modal berharga lantaran mereka sukses membantai Kamerun 4-0. Mandzukic di pertandingan itu tampil taktis dengan mengemas dua gol setelah sebelumnya harus menonton timnya dipecundangi Brasil karena mendapati akumulasi kartu di laga kualifikasi zona Eropa.
"Kemampuannya sangat baik. Setiap pelatih akan puas memiliki pemain seperti itu dalam barisan mereka. Saya tahu dia akan menyuntikkan beberapa energi dalam pertandingan dan membawa kami menuju kemenangan," sebut Kovac.
Sementara itu, Meksiko arahan Miguel Herrera ingin membidik sebuah kesuksesan lainnya setelah berhasil menahan juara dunia lima kali, Brasil, dengan skor imbang 0-0. Kiper Guillermo Ochoa menjadi bagian penting bagi perjalanan Meksiko, termasuk saat menuai satu angka dari Selecao.
"Kami sudah memberi bukti untuk tampil kompetitif. Dan ini tak boleh berhenti. Kami punya kans besar, dan tak peduli siapa lawan kami di babak berikutnya, sekalipun itu Belanda. Kini, fokus kami adalah mengamankan tiket ke putaran selanjutnya," tegas Herrera.

==================================
match bakcground
-Kroasia mendulang dua kemenangan dari tiga pertandingan terakhir melawan Meksiko.
-Kali terakhir Meksiko meraih kemenangan atas Kroasia, ketika Cuauhtemoc Blanco mencetak gol dari titik putih pada 2002, menjadi satu-satunya pertemuan di antara kedua tim di ajang Piala Dunia.
-Kroasia tidak pernah kebobolan lebih dari satu gol melawan Meksiko.
-Meksiko baru menuai tujuh kemenangan dari 30 pertandingan Piala Dunia melawan tim dari Eropa.
-Meksiko hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke babak 16 besar. Namun jika Brasil sukses mengatasi Kamerun, Kroasia harus menang untuk melaju dengan melangkahi tim Sombrero.
-Meksiko mungkin saja akan melaju ke babak 16 besar meski baru mencetak satu gol di Piala Dunia 2014.
-Mario Mandzukic berhasil mengemas dua gol dari dua tendangan on target.
-Kroasia mengemas lebih banyak gol (empat) di pertandingan terakhir melawan Kamerun, melebihi jumlah gol mereka di lima partai terakhir Piala Dunia (3).
-Kroasia tidak pernah memenangi duel terakhir di babak grup Piala Dunia, dua seri dan dua kekalahan.
-Meksiko belum pernah memenangkan duel terakhir di babak grup Piala Dunia sejak 1986.

----------------------------------------------
Ulasan Pelatih
Niko Kovac (Kroasia)
Serangan Balik
BANYAK hal dari pertandingan kontra Kamerun. Anak asuhku lebih nyaman dengan pola serangan balik, meski itu sepertinya juga menjadi strategi Meksiko. Jika kami punya celah, tentu saja pola fast break itu akan berlaku. Tapi kalau ada kesempatan untuk menguasai bola lebih banyak, tentu saja tak akan kami sia-siakan. Intinya, kami akan bermain dengan tak ada celah di area pertahanan, terutama di area sepertiga lapangan.
sumber : www.dailymail.co.uk

Miguel Herrera (Meksiko)
Bermain Taktis
KAMI tak terlalu menderita saat bersua Brasil, bahkan ada beberapa kejadian yang seharusnya bisa menjadi gol jika pemainku lebih tenang. Kroasia sudah menunjukkan kekuatan aslinya. Kami harus bermain taktis, terutama aliran bola yang lebih variatif lagi di lini tengah. Beruntung, saya memiliki beberapa variasi pemain di lini depan, dan itu sangat membantu.
sumber : www.metro.co.uk

==========================================
Player to Watch
Ivan Rakitic (Kroasia)

DAYA jelajah dan kreasi di lapangan menjadi keunggulan utama dari pemain berusia 26 tahun ini. Tandemnya di lini tengah, Luka Modric sampai harus berterima kasih, karena kemampuan Rakitic tak hanya dalam menyerang, melainkan juga turun untuk membantu pertahanan. Cepat, gesit, agresif dengan presisi tembakan yang di atas rata-rata, membuat Pelatih Niko Kovac menjadikan Rakitic sebagai prioritas utama di belakang Modric dan Mandzukic. Tak heran, kemampuan itulah yang membuatnya menjadi magnet bagi klub raksasa, Barcelona. Rakitic punya keseimbangan dalam menyerang dan bertahan, serta bisa beroperasi dari sisi kiri maupun kanan. Penetrasinya tergolong berbahaya, apalagi juga pandai menempatkan diri. Begitu juga saat mendapat kesempatan eksekusi bola-bola mati di area 30 meter pertahanan lawan, tembakannya bisa menjadi malapetaka bagi kiper lawan. Pemuda dengan caps 64 dan sumbangsih sembilan gol ini juga punya tradisi mampu menyulitkan area tengah lawan. Bersua Meksiko yang punya sederet bintang lapangan tengah menawan, Rakitic layak menjadi andalan bagi Kroasia. Maklum, kelas lini tengah lawan yang diisi Paul Aguilar, Héctor Herrera, Andrés Guardado sampai José Juan Vázquez, jelas tak bisa diremehkan begitu saja. Terbukti, mereka bisa menahan akselerasi para gelandang Brasil. Rakitic bisa berperan sebagai pemecah solusi jika Modric dan Mandzukic tak bisa bergerak bebas.

Oribe Peralta (Meksiko)
USIANYA sudah tak muda lagi, tapi jangan tanya soal akselerasi, penempatan diri, pergerakan tanpa bola ataupun sifat opportunisnya yang sangat tinggi. Ragam keunggulan itu pula yang membuatnya bisa menggeser peran dan posisi bomber Manchester United yang bersinar pada Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, Javier Hernandez. Pelatih Miguel Herrera menganggap, pemain berpostur 179 ini memiliki spirit dan kreasi yang lebih tinggi untuk menaklukkan lini pertahanan lawan. Buktinya, ia terkenal memiliki kepandaian dalam menyambut bola-bola atas, meski secara postur kurang ideal untuk beradu fisik di udara. Selain itu, ia juga punya kecepatan, yang membuat kinerja lini tengah menjadi lebih ringan untuk mendistribusikan bola ke daerah depan. Apalagi, di sana ada sang tandem, Giovani dos Santos, yang berkarakter lebih ke belakang sebagai pelayan. Berbekal kemampuan dan pengalaman, Peralta bisa menjadi masalah besar bagi lini pertahanan Kroasia. Apalagi, gaya sang bomber belum terlalu terkenal karena pemilik caps 35 dan pengoleksi 17 gol tersebut lebih banyak berkarier di liga lokal, baik di kawasan Amerika Utara maupun Amerika Selatan. Benefit itulah yang dipastikan akan membuat Dejan Lovren dkk harus memberikan perhatian ekstra. Jika lengah, kecepatan dan presisi tembakan Peralta akan memberi hukuman setimpal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun