Live On
ANTV / TV ONE / K-Vision
Senin, 14 Juli 2014
Pukul 02.00 WIB
PELATIH Argentina, Alejandro Sabella menyebut timnya butuh konsistensi emosi agar bisa terus termotivasi. Sementara arsitek Jerman, Joachim Loew menegaskan, timnya perlu penjaga keseimbangan agar tak kehilangan ritme permainan. Keduanya pun sepakat, butuh seorang pemain berpengalaman plus jenderal lapangan, yang bisa membuat suasana seperti itu kala kedua tim bertemu di partai final Piala Dunia 2014, di Estádio do Maracana, Rio de Janeiro, Senin (14/7) dini hari.
"Jelas, setiap pemain harus bekerja keras. Tapi tentu saja selalu ada katalisator di sana, dan dia adalah sosok pemain dengan level ketenangan tinggi, plus punya jiwa membara," ujar Loew, di Bild.de, kemarin. Seolah sepakat, Sabella mengaku tak bisa terlalu menggantungkan warna permainan pada sosok Lionel Messi saja.
"Leo (Messi-red) punya keterbatasan. Saya memiliki pemain yang pantas untuk menjaga area stabilitas atau konsistensi setiap gerak pemain di lapangan. Laga ini tak hanya sisi teknis, melainkan faktor pengalaman dan ketenangan. Saya punya itu pada diri Mascha," tutur Sabella.
Penegasan Sabella pada sosok bernama lengkap Javier Mascherano, memang berbeda dengan apa yang dilontarkan Loew. Der Trainer tersebut tak mengungkapkan secara riil. Namun, kalangan media di Jerman sepakat, persona yang dimaksud sang pelatih tentu saja gelandang Bastian Schweinsteiger.
Dua pemain senior tersebut juga dipastikan bakal saling berjibaku untuk mengamankan daerahnya masing-masing. Bahkan, bukan tidak mungkin mereka bakal head to head, karena posisi bermain yang saling berhadapan. Di tim Argentina, sepanjang Brasil 2014, Mascha lebih banyak difungsikan sebagai gelandang bertahan. Sementara Schweini, panggilan Bastian Schweinsteiger, tetap diposisikan sebagai breaker. Tak pelak, melihat fungsi tersebut, keduanya dipastikan bakal saling 'baku hantam'.
Fungsi keduanya tak hanya di sisi teknis, melainkan juga di area motivasi. Mereka dianggap mampu mengangkat moral para pemain. Status sebagai pemain senior, memberi keduanya pengaruh yang besar.
Baik Mascha maupun Schweini memang seimbang dalam banyak hal, seperti usia, caps bersama timnas dan pengalaman tampil di putaran final Piala Dunia. Keduanya juga beberapa kali bertemu di level klub, terutama di ajang Liga Champions.
Tak heran, peran keduanya memang sebagai pembeda sekaligus katalisator penyeimbang. "Mascha mampu menahan Robben yang sedang menggila, tapi dia juga sanggup mengkreasi alur serangan. Di final, peran itu sangat vital, dan saya berharap dia bisa melakukan tugasnya dengan baik," komentar Angel Di Maria, winger Argentina, di O Globo, kemarin.
Secara kualitas, Mascha menjadi penyeimbang dan penghubung sederet pemain yang ada di depanya. Lionel Messi, Angel Di Maria, Enzo Perez dan Ezequiel Lavezzi sangat merasakan benefit keberadaan pemain berusia 30 tahun tersebut.
Apa yang dialami lini tengah Argentina, sama persis dengan aroma di dapur serangan kubu Jerman. Peran Bastian Schweinsteiger sangat strategis. Pesepakbola berusia 29 tahun ini menjadi kreator, penahan bola pertama, sekaligus breaker bagi kubu Jerman. Dia juga menjadi 'penyambung tali' bagi Mesut Ozil, Toni Kroos dan Thomas Mueller, kala menyatroni area pertahanan musuh. Duetnya bersama Sami Khedira dipastikan menjadi ancaman besar bagi Tim Tango.
Schweinsteiger mengakui, timnya butuh kerja keras meski lebih difavoritkan menjadi juara. "Argentina tetaplah Argentina, sebuah tim besar. Apalagi kondisinya kini berbeda. Suasana final juga menjadikan kedua tim memulai penampilan dari nol," beber pemain asal Bayern Muenchen tersebut.
=================
Jerman (4-2-3-1)
1-Neuer
Main : 6
Menit : 570
Gol : -
Akurasi umpan : 81,1%
4-Höwedes
Main : 6
Menit : 570
Gol : -
Akurasi umpan: 79,2%
20-Boateng
Main : 6
Menit : 526
Gol : -
Akurasi umpan : 81,4%
5-Hummels
Main : 5
Menit : 389
Gol : 2
Akurasi umpan : 81,5%
16-Lahm
Main : 6
Menit : 570
Gol : -
Akurasi umpan : 86,6%
6-Khedira
Main : 5
Menit : 376
Gol : 1
Akurasi umpan : 87,5%
7-Schweinsteiger
Main : 5
Menit : 385
Gol : -
Akurasi umpan : 88,8%
18-Kroos
Main : 6
Menit : 570
Gol : 2
Akurasi umpan : 85,4%
8-Öezil
Main : 6
Menit :Â 535
Gol : 1
Akurasi umpan : 78,2%
13-Müller
Main : 5
Menit : 562
Gol : 5
Akurasi umpan : 74,8%
11-Klose
Main : 4
Menit : 192
Gol : 2
Akurasi umpan : 66,7%
Cadangan : 12-Zieler, 22-Weidenfeller, 2-Großkreutz, 3-Ginter, 15-Durm, 17-Mertesacker, 14- Draxler, 19-Götze, 9-Schürrle, 10-Podolski
========
========
Argentina (3-2-3-1)
1-Romero
Main : 6
Menit : 600
Gol : -
Akurasi umpan : 69,5%
16-Rojo
Main : 5
Menit : 495
Gol : 1
Akurasi umpan : 72,8%
2-Garay
Main : 6
Menit : 600
Gol : -
Akurasi umpan : 87,8%
15-Demichelis
Main : 2
Menit : 210
Gol : -
Akurasi umpan : 87,2%
4-Zabaleta
Main : 6
Menit : 600
Gol : -
Akurasi umpan : 79,2%
14-Mascherano
Main : 6
Menit : 600
Gol : -
Akurasi umpan : 86,6%
6-Biglia
Main : 6
Menit : 229
Gol : -
Akurasi umpan : 85,9%
22-Lavezzi
Main : 5
Menit : 312
Gol : -
Akurasi umpan : 77,1%
10-Messi
Main : 6
Menit : 573
Gol : 4
Akurasi umpan : 81,7%
7-MarÃa
Main : 5
Menit : 423
Gol : 1
Akurasi umpan : 76,9%
9-HiguaÃn
Main : 6
Menit : 493
Gol : 1
Akurasi umpan : 85,7
Cadangan : 12-Orión , 21-Andújar, 3-Campagnaro, 17-Fernández, 23-Basanta, 5-Gago, 8-Pérez, 11-RodrÃguez, 13-Fernández, 19-Alvarez, 18-Palacio, 20-Agüero
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H