Mohon tunggu...
NURFADILLAH DINASTI
NURFADILLAH DINASTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

ekonomi pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dicaci dan Dihina? Ini yang Harus Kamu Lakukan

4 Juli 2022   14:20 Diperbarui: 4 Juli 2022   14:29 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap manusia pasti punya pemikiran, pendapat dan pilihannya tersendiri.  Akan tetapi, itu bukan alasan untuk mengecam dan membenci apalagi menghujat seseorang yang bebeda pendapat. Namanya juga manusia kita tidak akan bisa mengendalikan mereka. Kita hanya bisa mengendalikan respon kita.

Lalu apa yang harus kamu lakukan ketika kamu dicaci dan dihina padahal, mungkin itu bukan salah kamu. Hal ini mengingatkan pada sebuah cerita perselisihan antara seorang pemuda dan guru spiritual. Perselisihan ini terjadi karena adanya beda pendapat antara pemuda dan guru sehingga pemuda itu mengeluarkan kecaman dan kata-kata yang sangat kasar. Ia meluapkan kebencian kepada guru tersebut. Sang guru hanya diam mendengarkan dengan sabar dan tenang. 

Pemuda itupun pergi, kemudian murid yang melihat kejadian tersebut penasaran dan bertanya kepada guru mengapa beliau diam saja tidak membalas makian tersebut. Sang gurupun bertanya kepada murid "jika seseorang memberimu sesuatu dan kamu tidak mau menerimanya, lantas menjadi milik siapakah pemberian itu?". Muridpun menjawab dengan cepat "tentu milik si pemberi". Jawaban dari murid sangat benar, begitu pula dengan kata-kata tersebut. Sang guru tidak mau menerima kata-kata itu maka, kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya. Dia harus menyimpannya sendiri. Hal ini juga sejalan dengan orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Coba bayangkan kalau kamu ingin meludahi langit, yang akan terjadi adalah ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajah kamu sendiri.

Jadi jika di luar sana ada orang yang marah-marah ke kamu, biarkan saja karena mereka sedang membuang sampah hati mereka. Jika kamu diam saja maka, sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri. Akan tetapi, kalau kamu menanggapi berarti kamu menerima sampah itu.

Saya harap siapapun yang membaca artikel ini dapat mengingatkan kamu untuk menjadi orang yang lebih bijak. Tidak dapat dihindari zaman sekarang begitu banyak orang yang hidup dengan membawa sampah di hatinya baik itu kekecewaan, kebencian, kemarahan, dengki, iri hati dan masih banyak lagi hal-hal negatif yang berada di sekitar kita. Untuk itu sadarlah, ada saatnya kamu harus merespon tapi ada juga saatnya untuk kamu diam saja.

Kalau kamu tidak mampu mengubah hal negatif menjadi positif maka, jangan terima hal negatif yang berusaha dikeluarkan kepadamu. Biarlah berlalu karena kamu jauh lebih layak dari perkataan itu. Ketika kamu belum bisa memuji janganlah menghujat dan mengujar kebencian. Inilah saatnya kita, kamu dan saya menjadi pribadi yang lebih dewasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun