Tentu untuk menghasilkan produk tersebut membutuhkan bahan dan komitmen untuk tetap konsisten dalam berjuang.Â
Sayangya perguruan tinggi hari ini tidak cukup waktu dan bahan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. perguruan tinggi hari ini masih sibuk seputaran mengatur dan mendikte mahasiswa/i untuk tidak turun aksi, menentang pemerintah, seakan-akan mahasiswa adalah sekelompok hewan ternaknya. "
Bumi pertiwi menjadi saksi perjuangan HMI kurang lebih 74 tahun, sejak 5 februari 1947 M bertepatan dengan 16 rabiyyul awal 1366 H yang di prakarsai oleh ayahanda Lafran Pane bersama 14 sahabatnya.Â
Menjadikan HMI sebagai salah satu wadah yang di perutukkan untuk mahasiswa muslim, telebih 14 sahabatnya Lafran Pane bergabung HMI dengan tekad dan semangat semata-mata untuk memperdalam ke-islamannya, di satu sisi kondisi bangsa yang baru 2 tahun merdeka masih sangat riskan untuk di jajah kembali oleh sekutu, maka HMI kemudian merumuskan tujuan awalnya (1. Mempertahankan NKRI dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia, 2. Menegakkan dan Mengembangkan ajaran Islam).
Tujuan ini pula dalam perjalan waktu dikenal dengan dua komitmen dasar HMI "Komitmen Keumatan (akhirat) dan Komitmen Kebangsaan (Dunia), di samping itu HMI berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader, berperan sebagai organisasi perjuangan dan ber azaskan Islam.Â
Dengan status, fungsi, peran dan azasnya tersebut HMI bisa di kategorikan sebagai salah satu alternatif untuk menambal kekurangan perguruan tinggi dalam menyelesaikan persoalan tadi, ditambah HMI bersifat independen, maka tak jarang HMI dikenal sebagai second university.Â
Perkaderan sebagai jantung organisasi merupakan faktor penentu HMI bertahan dari gempuran-gempuran selama 74 tahun berdiri, mulai dari PKI hingga penerapan UU asas tunggal, dan kini HMI sedang berhadap-hadapan dengan perkembangan teknologi dan percepatan informasi memaksa kader-kader HMI untuk tanggap dan responsif dalam menghadapinya, berbekal semangat yang terpancar dari nilai-nilai ke-Islaman hasil pendalaman NDP, koreksi dari sejarah lahirnya HMI, dan tuntutan KMO dalam mewujudkan MISSION HMI menuju masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT merupakan pengejawantahan tugas-tugas para rasul Allah SWT.
Dalam suasana yang demikian HMI, ternyata HMI mengalami gejolak yang luar biasa, hal ni terlihat dari mencuatnya beragam permasalah internal HMI, terutama HMI belum mampu membuat zona perkaderan yang sesuai dengan lingkungannya dan mengimbangi kajian keilmuan, baik keilmuan berbasi agama maupun keilmuan bebasis sains.Â
Dampaknya adalah cahaya-cahaya penerang secara perlahan meredup, apalagi HMI merupakan organisasi yang memiliki basis anggota sangat banyak, maka jaringan yang tercipta sangat besar dan presisi membuat kemungkinan terjadinya kesepakatan senior-junior. Dengan berbagai faktor dan problem yang di hadapinya , maka tak salah jika buku 44 indikator kemunduran HMI mencuat sebagai tanda bahwa HMI sedang dalam kondisi terjangkit virus.Â
Virus yang menggerogoti ruh sekaligus organ vital HMI perlahan-lahan mengikis independnsi, azas membuat segala aktivitas HMI hanya sekedar mengisi waktu luang saja, namun esensi dan ketajaman nilai yang tertanam lewat ideopolstratak gagal mencuat dan mencerahkan kadernya, pada akhirnya HMI Â akan menjadi motor penggerak lahirnya manusia-manusia penyembah berhala, di bawah kaki ada adinda di atas kepala ada kakanda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H