Mohon tunggu...
Nur Fatonah
Nur Fatonah Mohon Tunggu... Mahasiswa - N U R F A :), need person who care about me.

menjelajah banyak berkah dari Illahi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Coventional Media Vs New Media: Which One is Better?

31 Maret 2021   14:10 Diperbarui: 31 Maret 2021   16:03 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menilai media baik atau buruk dapat dilihat dari bagaimana peran aktif diri individu untuk memanfaatkan media konvensional maupun media baru. Penilaian tersebut berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, sebagai saksi peradaban peralihan media.

Memanfaatkan merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan situasi arus media konvensional pada saat itu. Seperti media elektronik yang dapat kita jumpai pada iklan di radio, televisi, serta media cetak berupa, koran, majalah, atau media bentuk apapun yang dapat menyampaikan pesan atau informasi.

Ada cerita pengalaman, pada saat saya masih SD latihan tari saman menggunakan alunan music kaset dari radio. Sangat menarik. Can’t believe that I don’t expect  to be a part of mungkin bisa dibilang ‘peralihan media’. Setiap anak wajib mempunyai kaset kosong untuk diisi music tarian  tradisional nusantara agar dapat digunakan untuk latihan di rumah. Dan sederhana, dengan begitu arus penyampaian isi kaset melalui take record sangat dapat membantu. Hasilnya tentu bernilai baik pada saat itu. Lumayanlah.

Surat menyurat juga menjadi kegiatan yang selalu dilakukan saat berkabar, bahkan istilah sahabat pena yang menjadi tend kala itu. Saya akan sedikit bercerita tentang kelakuan waktu saya kecil, saat itu waktu menunjukkan pukul 2 siang, berangkat les dengan bersepeda. Kemudian masuk hingga tiba saatnya pelajaran. Di tengah pelajaran terdapat segenggam kertas putih, dan ternyata setelah dibuka terdapat tulisan-tulisan alay masa kecil (I can’t remember well what the text means). Dan seterusnya, kertas menjadi salah satu media untuk menyampaikan pesan dengan surat-menyurat.

Bahkan sejak saya lahir, perkembangan media konvensional sudah ada hingga akhir masa Sekolah Dasar. Sering dan kerap kali Ibu Guru Evi menyuruh kami membuat kliping Tarian Tradisional yang bersumber dari Koran atau majalah, lalu dipotong dan ditempel dengan kertas HVS dan dikreasikan menggunakan alat tulis lalu dijilid. Waw, perjuangan kala itu hingga keliling kesegala penjuru toko Koran.

Dan lagi, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menyuruh kami untuk mendengarkan siaran berita di stasiun televise sebagai kemampuan dalam skill writing dan listening dengan baik. Apa yang telah disampaikan oleh penyiar berita di televisi dicatat kemudian ditulis ulang sesuai apa yang disampaikan dan dengan informasi berita yang tepat juga tentunya.

Saya sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja, Universitas Ahmad Dahlan yang dapat merasakan pengalaman mengalami masa transisi dimana beberapa orang yang masih abai dan belum tertarik untuk menggunakan new media. Padahal sebenarnya justru kita dimudahkan dalam banyak hal. Dari sudut pandang komunikasi, perkembangan media baru menjadi salah satu kunci untuk dapat berkomunikasi dengan jauh lebih baik dan meminimalisir terjadinya noise atau gangguan.

McQuail medefinisikan media baru sebagai wadah dimana segala sesuatu pesan atau informasi dapat lebih terpusat dan rinci, serta mudah disalurkan dengan menggunakan tegnologi internet sehingga melibatkan audiens untuk meningkatkan proses interaksi dan komunikasi. Rovolusi informasi membuat new media berkembang diberbagai aspek kehidupan manusia. Internet berkembang untuk memudahkan dan membawa pengaruh yang baik sebagai solusi mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengan komunikasi.

Facebook menjadi platform media baru pertama yang pernah saya jelajahi. Bermain facebook dapat mengetahui orang lain dan juga untuk mengenalkan diri kepada dunia maya. Fitur-fitur yang mulai berkembang menjadi icon aplikasi tersebut digemari oleh banyak orang. Fungsi utamanya adalah untuk menambah pertemanan, ada juga sebagai ajang untuk membuka lapak industri usaha kecil yang dapat dipromosikan. 

Saat ini banyak aplikasi-aplikasi yang lebih unggul dan beragam untuk berinteraksi melalui media sosial. Justru dengan adanya perkembangan media ini mampu memberikan dampak positif serta sebagai peluang untuk berinteraksi dengan oranglain tanpa batas dan memudahkan menjalani aktivitas sehari-hari.

Pengalaman saya menggunakan media baru masih dapat saya nikmati hingga detik ini. Salah satunya unggahan postingan story experience seperti ini. Informasi ataupun isi pesan yang disampaikan akan dengan mudah tersebar tanpa batasan apapun. Memanfaatkan teknologi media baru itu perlu, di samping untuk memudahkan dalam mendapatkan informasi, media baru juga akan meminimalisir adanya kertas yang digunakan sebagai media dalam era media konvensional yang dapat menjaga kelestarian pohon agar tidak dengan sembarang ditebangi.

Di sini, perbedaan mencolok antara media konvensional dengan media baru adalah mengenai media yang digunakan pastinya. Dalam media baru sudah menggunakan internet untuk dapat terhubung keberbagai belahan penjuru dunia tanpa adanya batasan yang menghalangi. Selain itu, soal waktu yang digunakan juga berpengaruh terhadap penerimaan yang tidak secara serentak tahu, namun pada media konvensional adanya informasi missal dari radio hanya orang yang mendengar yang mengetahui berita atau informasi tersebut.

Dalam hitungan hari mungkin pesan akan tersebar menyeluruh karena orang lain yang belum tentu menerima pesan tidak dapat repeat untuk mengulanginya lagi. Oleh karena itu masalah timing menjadi perbedaan yang sangat mencolok antara kedua era media ini. Perbedaan lain yang mungkin dapat dirasakan yaitu mengenai akses. Dalam media baru, aktivitas seluruhnya menggunakan jejaring internet. Bahkan dalam masa pandemic seperti ini. Akses yang diperlukan hanyalah dengan handphone yang maybe sebagian besar orang memiliki karena mudah dibawa kemana-mana serta efisien. Sementara media konvensional lebih lama dalam akses penerimaan informasi tersebut.

Sebagai tantangan dalam arus globalisasi dan teknologi yang semakin maju, kini eksistensi new media sebagai wadah kiprah berkembangnya suatu tatanan media menjadi alasan utama yang mendorong adanya efisiensi waktu dalam pengolahannya dan dikemas dengan informasi terkini. Potensi positif media baru untuk diri pribadi yaitu dapat dimanfaatkan sebagai media yang membantu untuk mencari informasi dengan mudah tentunya, serta dapat dengan cepat untuk mencarinya. Potensi lain yaitu hilangnya batas-batas antar pribadi sehingga semua orang memiliki akses dan memiliki hak untuk merasakannya tanpa memandangjabatan atau suatu kehormatan.

Pemanfaatan secara baik tentunya akan menimbulkan dan menghasilkan output yang positif juga tentunya. Namun, jika penggunaan media baru digunakan secara sembarang dan semena-mena untuk kepentingan yang tidak baik akan menimbulkan suatu bentuk kejahatan misalnya penipuan online, peretasan, bahkan hingga menimbulkan aksi kekejaman seperti terorisme. Hal ini akan mengakibatkan kurang percayanya dan kurang antusias khalayak lain terhadap media baru ini. Dan harapannya tidak selalu bergantung pada media baru ini yang dapat mengurangi kegiatan interaksi sosial kepada orang lain.

Bahkan saat ini pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-undanganyang mengatur tentang UU ITE, dan telah banyak juga yang dilaporkan karena perbuatan yang tidak baik tersebut.

Oleh karena itu, saya pribadi dalam menggunakan media baru ini harus dapat memilih dan memilah mana yang menurut saya bagus dan harus selektif agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak manapun. Serta dapat memanfaatkan potensi baik ini untuk hal-hal yang bermanfaatkan dan menguntungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun