Dua sahabat sejati sejak kecil, sebut saja namanya Rendy dan Rena. ,ereka merupakan sahabat sejati sejak kecil. Tak heran jika kemana-mana selalu berdua. Mulai dari bermain, makan, berangkat sekolah, berangkat mengaji, dan masih banyak hal yang mereka lakukan bersama-sama. Disisi lain mereka juga berada ditempat yang sangat berdekatan, orang tua mereka pun sangat akrab. Walaupun jenis mereka berbeda namun, tak ada penghalang bagi mereka untuk tetap bersahabat. Waktu demi waktu terus berjalan tak terasa persahabatan yang sudah terjalin sejak duduk dibangku TK hingga sekarang menginjak ke bangku SMA.tanpa disadari persahabatan yang sudah sekian lama terjalin dengan berjalannya waktu kedua insan ini pun mulai acuh tak acuh satu sama lain. Mulai tak perduli dengan sahabatnya, karena sudah memiliki kesibukan masing-masing. Dimana disamping itu juga Rendy dan Rena berbeda sekolah, jadi tak mengetahui apa yang menjadi kesibukan dari masing-masing sahabat ini. Waktu pun terus berjalan hingga keduanya memasuki bangku kuliah, tak disadari hubungan keduanya pun sudah tak terjalin.
Sekarang masing-masing mereka sudah mempunyai dunia yang berbeda, dunia kampus yang katanya mengasyikkan. Tanpa disadari hubungan keduanya pun sudah tidak ada lagi. Sekarang Rendy sudah mempunyai pacar begitu juga dengan Rena. Dulu ketika masih kecil tak perduli jika ada teman baru yang datang diantara mereka, mereka pun tak pernah jauh. Akan tetapi ketika mereka masih kecil mereka sesungguhnya belum mengetahui apa yang dimaksud dengan sahabat sejati karena pada hakikatnya manusia dapat menemukan sahabat sejatinya ketika mereka sudah mencapai pada kemampuan kognitif dan emosi yang sudah matang. Karena pada hakikatnya persahabatan yang kuat melibatkan komitmen yang sama dan saling memberi dan menerima. Dengan teman-teman mereka, anak juga belajar berkomunikasi dan kerja sama. Mereka saling membantu walaupun dalam kondisi yang penuh tekanan, seperti memulai hari disekolah baru atau menyesuaikan diri pada perceraian orang tua. Anak-anak akan merasa tertekan jika menghadapi kondisi lingkungan yang baru, contohnya ketika orang tua bercerai kemudian salah satu dari orang tua tersebut menikah lagi maka mau tidak mau anak harus menyesuaikan kondisi lingkungan yang baru.
Apalagi anak sering menonton televisi yang programnya sinetron, dimana tidak jarang film-film yang ditayangkan menuju pada sebuah keluarga dimana itu ibu tiri maka dianggap jahat. Maka pemikiran anak kemudian mengarah kesana. Dalam kehidupan nyata pada hakikatnya tidak semua keluarga tiri itu jahat. Akan tetapi dari kecil mungkin anak sudah terlalu sering melihat peristiwa seperti itu yang ada ditelevisi jadi pemikiran anak berlanjut hingga kedunia nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H