Sebut saja namanya Rere, Rere adalah putri dari pak Arif. Sekarang Rere duduk dikelas 3 SD di sebuah sekolah terbaik diLampung. Dari kecil Rere dikenal dengan putri yang cantik, manis dan cerdas. Mulai dari masuk sekolah PAUD Rere memang sudah menunjukkan kecerdasannya, sampai akhirnya duduk dikelas 2 SD. Akan tetapi setelah menginjak masuk ke kelas 3 SD prestasi yang selalu dibanggakan kini mulai hilang. Orang tua Rere memang terkenal tak suka memuji, jangan kan memuji orang anaknya pun tak pernah mendapaykan pujian. Walaupun dari kecil Rere selalu mendapatkan prestasi akan tetapi dari orang tuanya tidak pernah memuji dan membanggakannya. Beda halnyadengan Rara yang merupakan putri tunggal dari keluarga sederhana, Rara anak yang manis, sopan dan rajin. Akan tetapi Rara tidak secerdas Rere yang dari kecil memang selalu berprestasi. Rara dan Rere adalah teman sebaya, mereka berdua sangat akrab karena memang dari kecil selalu bermain bersama, selain memang rumah mereka berdekatan. Karena mungkin anak tunggal dan memang dari keluarga sangat menyayangi Rara, apa pun yang dilakukan Rara selalu mendapatkan pujian dari kedua orang tuanya. Karena memang dari kecil tidak mendapatkan prestasi akan tetapi orang tuanya selalu memberikan pujian. Dan selalu memberikan hadiah. Waktu berjalan dan memangterus berjalan, akhirnya setelah menginjak ke kalas 2 SD Rara berhasil mendapatkan prestasi dikelasnya. Dari awla Rara memang selalu berada dibawah Rere jika dilihat dari akademik. Waktu terus berjalan memasuki ke kelas 3 SD akhirnya dengan semangat dan ketekunan serta motivasi yang selalu diberikan orang tuanya sekarang Rara mendapatkan prestasi yang sangat membanggakan hingga dapat mengalahkan Rere.
Setelah mengetahui bahwa anaknya turun prestasinya, kemudian orang tua Rere memarahi anaknya. Ibu “ kenapa bisa turun prestasinya, kenapa bisa kalah sama Rara??? Ibu kecewa sama kamu. Rere hanya bisa tertunduk dan menangis. Rere pun tak berani menjawab pertanyaan orang tuanya. Hanya menangis dan menangis lagi. Sementara Rara senang sekali mendapatkan hadiah yang lebih besar dari biasanya ketika dia tidak mendapat prestasi. Orang tuanya selalu memuji dan memujinya, baik ketika dia tidak berprestasi lebih-lebih ketika dia sekarang mendapat kan prestasi yang membanggakan. Dari cerita diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan kognitif anak dipengaruhi beberapa foktor diantaranya, faktor internal dan faktor eksternal. Dari faktor internal meliputi dari keluarga itu sendri, sebagai orang tua jangan pernah bosan dan jangan ragu untuk selalu memberi pujian kepada anak dan selalu memotivasinya, karena sekecil apapun pujian yang orang tua berikan sangat berarti bagi sang anak. Faktor eksternal meliputi lingkungan dan teman merupakan faktor terpenting karena banyaknya teman juga mempengaruhi prestasi sang anak jangan larang anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H