Mohon tunggu...
Nurelisa
Nurelisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Hasanuddin

Mahasiswa Prodi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Gizi Ibu dalam Mencegah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

24 September 2024   16:17 Diperbarui: 24 September 2024   16:31 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

BBLR merupakan bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO, 2019). Bayi yang terlahir dengan BBLR memiliki risiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan diatas 2500 gram. Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian akibat BBLR di Indonesia mencapai 22.362 (1,32%) dari seluruh kematian di Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia berada pada peringkat 76 dari 183 negara dalam TOP 50 Causes Of Death untuk kasus kematian akibat BBLR (World Health Statistics, 2020).

Menurut Kementerian Kesehatan (2022), beberapa faktor penyebab BBLR meliputi:

  1. Kelahiran prematur (di bawah 37 minggu)
  2. Masalah kesehatan selama kehamilan, seperti hipertensi, anemia, preeklamsia, dan diabetes
  3. Usia ibu yang tidak ideal, yaitu di bawah 18 tahun atau di atas 35 tahun
  4. Infeksi selama kehamilan
  5. Pola hidup tidak sehat, seperti konsumsi obat-obatan keras dan alkohol

Salah satu cara untuk mencegah terjadinya bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu dengan memperbaiki status gizi pada ibu hamil. Hal ini didukung bahwa pada masa kehamilan memerlukan perhatian khusus karena masa ini merupakan periode penting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Selama kehamilan kebutuhan nutrisi pada ibu menjadi meningkat karena digunakan untuk pemenuhan nutrisi bagi janin. Nutrisi yang dibutuhkan pun juga harus seimbang, apabila tidak, akan berdampak terhadap perkembangan janin. Bila makanan yang dikonsumsi ibu selama kehamilan tidak mencukupi, maka janin akan mengambil persediaan yang ada di dalam tubuh ibunya (Kemenkes, 2022).

Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat gizi (baik makro maupun mikro) yang dibutuhkan oleh seorang ibu hamil baik pada trimester I, trimester II, trimester III serta harus mencukupi jumlah yang dibutuhkan, mutu yang dapat dipenuhi dari kebutuhan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik dan tidak memiliki gangguan. Namun, kurangnya pengetahuan pada ibu saat kehamilan menyebabkan ia tidak memerhatikan asupan yang dikonsumsi. 

Salah satu permasalahan yang sering terjadi di masyarakat, yaitu ketidakpatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet zat besi (Fe) hingga menyebabkan anemia. Padahal anemia merupakan penyebab tertinggi terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Pada umumnya, saat kehamilan zat besi pada ibu hamil akan mengalami penyusutan zat besi sehingga akan memberi sedikit zat besi kepada janin di dalam kandungan. Konsumsi zat besi yang tidak adekuat dapat menyebabkan kematian pada janin, kelainan bawaan, dan lahirnya bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Oleh karena itu, Ibu hamil perlu mendapatkan edukasi tentang pentingnya mengonsumsi tablet zat besi dan menjaga pola makan yang sehat. Misalnya, memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan sumber zat besi seperti daging merah dan sayuran berdaun hijau. Peran pemerintah juga penting dalam mendukung kesehatan ibu selema kehamilan. Banyak negara, termasuk Indonesia, memiliki program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan memberikan suplementasi gizi, seperti tablet zat besi, asam folat, serta program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil. Upaya ini bertujuan mencegah kekurangan gizi pada ibu hamil yang berisiko terhadap BBLR.

Gizi yang baik selama kehamilan sangat krusial dalam memastikan bayi lahir dengan berat badan normal. Nutrisi yang seimbang membantu pertumbuhan janin yang sehat, mengurangi risiko BBLR, dan mendukung kesehatan ibu dan bayi secara keseluruhan. Penting juga bagi pemerintah dan organisasi kesehatan untuk terus meningkatkan akses terhadap makanan bergizi, edukasi, serta program kesehatan ibu hamil. Dengan begitu, angka BBLR dapat ditekan, dan kesehatan bayi dapat ditingkatkan di masa mendatang.

REFERENSI:

Kemenkes, 2022. Gizi Seimbang Ibu Hamil. [Online]
Available at: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/405/gizi-seimbang-ibu-hamil

Kemenkes, 2022. Kenali Faktor-Faktor Penyebab Berat Badan Lahir Rendah. [Online]
Available at: https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-faktor-faktor-penyebab-berat-badan-lahir-rendah

WHO, 2019. Preterm and low birth weight infants. [Online]
Available at: https://www.who.int/teams/maternal-newborn-child-adolescent-health-and-ageing/newborn-health/preterm-and-low-birth-weight

World Health Statistics. (2020). WHO. In Kaos GL Dergisi (Vol. 8, Issue 75)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun