Dalam resep di atas didapatkan pencampuran obat yang tidak seharusnya yaitu antara obat-obat simptomatis (bila diperlukan) dan kausatif (yang harus dihabiskan) dalam hal ini pencampuran antibiotik (Erysanbe®) dan obat lain yang bukan antibiotik. Seperti yang diketahui antibiotik dalam penggunaanx harus dihabiskan, jika tidak akan menyebabkan meninhkatnya resiko resistensi bakteri terhadap antibiotika tersebut. Sedangkan obat simptom pemakaiannya dapat dihentikan jika sakit yang diderita sesuai indikasi obat tersebut telah sembuh.
Ada baiknya jika kita sebagai seorang Farmasis jika mendapatkan resep-resep lain yang sama mengkomunikasikan dan mendiskusikan hal tersebut dengan dokter yang bersangkutan dan dapat memberikan solusi yang tepat agar kelak kejadian seperti ini dapat dihindari yang tentu saja kita pun bisa meningkatkan keamanan pasien dan masyarakat umum dalam menggunakan obat, khususnya penggunaan obat golongan narkotika dan psikotropika.
“Setiap pilihan selalu mengandung resiko. Resiko yang tentu saja tidak kita senangi, tapi selalu dibutuhkan. Untuk memastikan, apakah kita benar-benar yakin dengan pilihan kita.” (Nazrul Anwar)
Referensi
1. Priyanto., L. Batubara., 2010, Farmakologi Dasar Ed. II, LESKONFI.
2. MIMS Petunjuk Konsultasi, 2014/2015, BIP Bhuana Ilmu Populer; Jakarta.
3. Karen Baxter, et al., 2008, Stockley’s Drug Interaction Eighth Edition, Pharmaceutical Press, London.
4. Medscape drug interaction., www.medscape.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI