Mohon tunggu...
Nur Edi Nomalisa
Nur Edi Nomalisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan karyawan swasta

Muda, dinamis dan bersahaja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Survival Intellegence, sebuah keniscayaan

13 Juni 2024   21:40 Diperbarui: 13 Juni 2024   23:11 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Survival Intellegence, sering disebut sebagai kemampuan untuk beradaptasi, bertahan, dan berkembang dalam menghadapi kesulitan, merupakan aspek mendasar dari sifat manusia. Ini mencakup beragam keterampilan, termasuk pemecahan masalah, pengaturan emosi, akal, dan ketahanan. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi konsep survival intlelegence dan signifikansinya dalam menghadapi tantangan hidup, mengambil pandangan dari psikologi, sosiologi, dan pengalaman kehidupan nyata.

Memahami Survival Intelligence:

Survival Intelligence tidak semata-mata tentang kelangsungan hidup  di lingkungan ekstrem, namun itu meluas ke berbagai aspek kehidupan, termasuk kelangsungan hidup sosial, emosional, dan psikologis. Pada intinya, survival intelligence melibatkan kapasitas untuk menilai situasi, mengidentifikasi sumber daya, dan merespons secara efektif untuk mengatasi hambatan. Ini mencakup sifat bawaan dan perilaku yang dipelajari yang memungkinkan individu beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan yang beragam.

Adaptasi dan Fleksibilitas:

Salah satu komponen kunci dari survival intelligence adalah adaptasi -- kemampuan untuk menyesuaikan pikiran, perilaku , dan strategi seseorang terhadap perubahan lingkungan dan keadaan. Psikolog Charles Darwin pernah menyatakan, "Bukan spesies yang terkuat yang dapat bertahan hidup, atau spesies yang paling cerdas, namun spesies yang paling tanggap terhadap perubahan." Prinsip ini berlaku tidak hanya pada evolusi biologis tetapi juga pada ketahanan dan kelangsungan hidup individu dalam sistem sosial yang kompleks.

Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan:

Survival intelligence melibatkan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang mahir, memungkinkan individu menilai risiko, mempertimbangkan pilihan, dan memilih tindakan yang efektif. Pemecahan masalah yang efektif memerlukan pemikiran kritis, kreativitas, dan kemampuan mengantisipasi hasil. Dengan menganalisis situasi secara objektif dan mempertimbangkan semua hal dari berbagai perspektif, individu dapat membuat keputusan yang meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup dan sukses.

Regulasi dan Ketahanan Emosional:

Kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam survival intelligence, karena kemampuan mengelola emosi dan mengatasi stres sangat penting untuk ketahanan. Ketahanan mengacu pada kapasitas untuk bangkit kembali dari kesulitan, kemunduran, dan trauma. Individu dengan tingkat ketahanan yang tinggi menunjukkan optimisme, ketekunan, dan tujuan, memungkinkan mereka untuk menavigasi tantangan dengan baik.

Pentingnya Survival Intelligence:

Di dunia yang serba cepat dan tidak dapat diprediksi saat ini, kecerdasan untuk bertahan hidup menjadi lebih berharga dari sebelumnya. Kemajuan teknologi yang pesat, perubahan sosial-ekonomi, dan krisis global menuntut kemampuan beradaptasi dan ketahanan dari individu dan komunitas. Selain itu, pandemi COVID-19 telah menyoroti pentingnya ketahanan dalam menghadapi tantangan dan gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mengatasi Ketidakpastian dan Kompleksitas:

Survival Intelligence membekali individu dengan alat dan strategi yang diperlukan untuk mengatasi ketidakpastian dan kompleksitas. Di dunia yang ditandai dengan perubahan cepat dan keterhubungan, kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas sangat penting untuk menghadapi situasi ambigu dan hambatan yang tidak terduga. Dengan mengembangkan survival intelligence, individu dapat menerima ketidakpastian sebagai peluang untuk berkembang, bukan sebagai sumber ketakutan.

Membangun Komunitas yang Lebih Kuat:

Survival Intelligence bukan semata-mata merupakan sifat individu; hal ini juga berkontribusi pada ketahanan komunitas dan masyarakat. Pada saat krisis, masyarakat yang menunjukkan kekompakan, kerja sama, dan pemecahan masalah secara kolektif akan lebih siap menghadapi tantangan dan pulih lebih cepat. Dengan memupuk budaya saling mendukung dan penuh akal, masyarakat dapat membangun ketahanan dan berkembang dalam menghadapi kesulitan.

Menumbuhkan Survival Intelligence:

Meskipun beberapa aspek Survival Intelligence mungkin bersifat bawaan, aspek lainnya dapat dikembangkan dan disempurnakan melalui latihan dan pembelajaran yang disengaja. Berikut adalah beberapa strategi untuk menumbuhkan Survival Intelligence:

1. Kesadaran diri:

- Renungkan kekuatan, kelemahan, dan area pertumbuhan kita.

- Identifikasi pola perilaku , pikiran, dan emosi yang mungkin memengaruhi kemampuan kita untuk beradaptasi dan berkembang.

2. Pembelajaran Berkelanjutan:

- Tetap penasaran dan berpikiran terbuka, mencari pengalaman dan perspektif baru.

- Terlibat dalam pembelajaran seumur hidup melalui pendidikan formal, belajar mandiri, dan kegiatan pengembangan keterampilan.

3. Keterampilan Memecahkan Masalah:

- Berlatih berpikir analitis, pemecahan masalah secara kreatif, dan pengambilan keputusan dalam berbagai konteks.

- Mencari umpan balik dari orang lain dan belajarlah dari keberhasilan dan kegagalan.

4. Regulasi Emosional:

- Mengembangkan strategi untuk mengelola stres, kecemasan, dan emosi negatif.

- Mengembangkan praktik seperti perhatian, meditasi, dan perawatan diri untuk meningkatkan kesejahteraan emosional.

5. Membangun Ketahanan:

- Menumbuhkan pola pikir berkembang, menerima tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

- Membina hubungan yang mendukung dan hubungan sosial yang memberikan dorongan dan validasi.

Contoh Survival Intelligence di Kehidupan Nyata:

1. Ekspedisi Antartika Ernest Shackleton:

- Meski menghadapi kondisi dan kesulitan ekstrem, Shackleton menunjukkan kemampuan survival intelligence yang luar biasa selama ekspedisi Antartika yang bernasib buruk. Melalui kepemimpinan yang efektif, kemampuan beradaptasi, dan ketekunan, ia berhasil menjaga krunya tetap hidup dan mempertahankan semangat sampai mereka diselamatkan.

2. Pemenjaraan Nelson Mandela:

- Selama 27 tahun dipenjara, Mandela menunjukkan ketangguhan dan tekad yang luar biasa. Beliau mempertahankan prinsip-prinsipnya, tetap teguh dalam komitmennya terhadap keadilan dan rekonsiliasi, dan muncul sebagai simbol harapan dan ketahanan bagi jutaan orang di seluruh dunia.

3. Advokasi Malala Yousafzai:

- Meski menghadapi ancaman dan kekerasan karena aktivitasnya, Malala Yousafzai terus melakukan advokasi untuk pendidikan anak perempuan dan hak asasi manusia. Keberanian, ketahanan, dan komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap perjuangannya menunjukkan kekuatan survival intelligence dalam mengatasi kesulitan dan menghasilkan perubahan positif.

Pada akhirnya, kemampuan survival intelligence mencakup beragam keterampilan dan kualitas yang memungkinkan individu beradaptasi, bertahan, dan berkembang dalam menghadapi kesulitan. Dengan memupuk kemampuan beradaptasi, kemampuan memecahkan masalah, ketahanan emosional, dan tujuan, individu dapat menavigasi tantangan hidup dengan kebijaksanaan dan rahmat. Di dunia yang semakin kompleks dan tidak menentu, kecerdasan untuk bertahan hidup adalah aset berharga yang memberdayakan individu dan komunitas untuk mengatasi hambatan dan membangun masa depan yang lebih cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun