Meskipun Asisten Guru sebagai fitur berbasis AI menawarkan segudang manfaat, ada potensi dampak negatif yang perlu diwaspadai oleh kita selaku pendidik.
Bersikap bijak dan selektif untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan pada Asisten Guru. Karena hal ini akan menurunnya kreativitas pendidik. Sehingga kurang terdorong untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam mengajar. Selanjutnya menurunnya kompetensi pendidik dalam mencari sumber. Dalam hal ini pendidik terbiasa menerima informasi instan dari Asisten Guru, sehingga  kemampuan untuk mencari dan mengevaluasi sumber belajar secara mandiri  bisa menurun.
Satu sisi AI dalam hal ini Asisten Guru dapat menimbulkan ketidakberpihakan. Hal ini terjadi karena bank data yang digunakan untuk sistem kecerdasan buatan (AI) seperti Asisten Guru akan didominasi oleh sudut pandang atau informasi tertentu. Untuk itu maka guru harus mampu menyesuaikan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan sehingga relevan.
Maka kembali bagaimana pendidik harus mampu bersikap bijak dalam pemanfaatan fitur tersebut dengan melakukan evaluasi berkelanjutan. Pendidik harus  tetap  melakukan  verifikasi  informasi  dan menggunakan Asisten Guru sebagai alat bantu, bukan pengganti  keahlian dan kreativitas  dalam mengajar.
Efisiensi kerja dengan menggunakan teknologi memang sangatlah penting di tengah dinamika pendidikan yang terus berkembang, namun kembali kompetensi guru merupakan unsur terpenting dalam pemanfaatan teknologi yang lebih bijak dalam mengolah informasi yang berdampak langsung terhadap peserta didik.
Be smart, be wise to our education for our students in Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H