Mohon tunggu...
Nur Dwi Yanti
Nur Dwi Yanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Adakala ketika kita mencoba bersama untuk bergerak, sebagian ada yang mundur teratur. Adakala ketika kita terdiam semua bergerak...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pernahku

22 Oktober 2023   09:20 Diperbarui: 22 Oktober 2023   09:23 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah atma nyaris terpisah

Membekas, meninggalkan pilu.

Pernah asa nyaris hilang

Membangun bilur kepedihan.

Baca juga: Merapal Harap

Pernah baluarti nyaris roboh

Menyisakan daya yang ada.

Pernah itikad nyaris runtuh

Menyisakan kehampaan.

Baca juga: Rapuh

Pernah pautan tercerai

Baca juga: Bejad

Memberi kesunyian dan sepi.

Pernah luka menggores

Mengiris, perih menyakitkan.

Di antara rentetan pernah hanya satu bahwa aku tak kan runtuh

Ijinkanlah agar aku bertahan tuk lebih baik.

Tangerang Selatan, 09 10 2023 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun