Gemeletak pecahan kayu terbakar anala, memecah sunyi.
Lidah mu menarikan tarian memukau bergerak erotis, berbahaya.
Terpapar radiasi memencar memberi racun karbon monoksida walau nuansa hangat merayap.
Akankah kau hisap racun itu diantara rasa hangatmu?
Aku mencoba meraih menyadarkan,
Terlalu banyak kau hisap racun yang terbalut kehangatan.
Merajuk dalam duka kau bertahan,Â
Pedihmu aku tahu,Â
Racun itu telah merasuk rongga membakar parumu hingga kau muntahkan dalam tangis.
Dalam diam,
Aku hanya dapat memberikan kehangatan semu, tanpa ikrar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!