Pemimpin yang mampu mengelola diri dalam pengembangan kompetensi dan menerapkan dalam proses mendidik dan mengajar.
Guru penggerak merupakan predikat yang diberikan sebagai sosok guru yang bergerak dan mampu menggerakan. Predikat tersebut merupakan bentuk apresiasi akan setiap upaya yang sudah dilakukan dalam perkembangan proses pembelajaran yang berdampak bagi peserta didik.Â
Tidak hanya itu saja yang dapat dilakukan oleh guru penggerak, guru penggerak memiliki komitmen dan integritas dalam menjalankan aksi nyata bagi dirinya, rekan sejawat, komunitas orangtua serta masyarakat.Â
Setiap guru adalah guru penggerak, guru yang memimpim pembelajaran baik di kelas, di ruang lingkup satuan pendidikan dan masyarakat. Namun semua kembali kepada masing-masing individu, apakah memiliki keinginan untuk bergerak, bertranformasi, berkomitmen? Semua kembali kepada sosok pribadi masing-masing.
Guru penggerak menjadi pemimpin? Mengapa tidak, berikut adalah poin penting yang menunjukan seorang kepemimpinan dari guru penggerak.
Guru Penggerak Mampu Mengelola Kekuatan Diri
Kemampuan dalam mengelola kekuatan diri merupakan bagian penting saat kita merefleksikan apa, bagaimana, mengapa, di mana, siapa dan kapan saat kita sudah bertindak dan atau akan bertindak sebagai wujud dari refleksi diri.Â
Melalui refleksi maka kita akan mampu memetakan kekuatan yang kita miliki dalam menentukan strategi dan langkah yang akan kita ambil.
Ketika kita bergerak maka kita sudah mampu menjadi sosok pemimpin bagi diri sendiri, mampu mengelola serta memutuskan tindakan apa yang akan kita lakukan. Komitmen, konsisten dan bertanggung jawab bagi diri.
Guru Penggerak Mampu Mengelola Kekuatan Di Luar Dirinya
Seperti apa kekuatan di luar diri? kembali kita telaah apa, bagaimana, mengapa, di mana, siapa dan kapan saat kita mengamati keadaan di sekitar kita, yang terdekat, yang sering kita hadapi dalam kegiatan keseharian.Â
Siswa, orangtua siswa, guru, sekolah bahkan masyarakat. Disinilah peran dalam pengelolaan kekuatan di luar diri, ketika kita membangun suatu relasi yang saling keberpihakan satu dengan yang lain.Â
Dalam proses membimbing dan mengajar sosok guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola dan pengambilan keputusan bagi keberhasilan dalam mengajar yang berpihak kepada murid.Â
Kekuatan yang dapat kita petakan di kelas terbentuk dari diri sendiri, siswa, sarpras bahkan perangkat ajar yang kita siapkan. Proses pemetaan dan mengelola, mengorganisir hingga menghasilkan suatu keputusan telah menunjukan sosok kepemimpinan di dalam kelas.
Sama halnya saat kita memetakan kekuatan dari orangtua, guru, bahkan masyarakat. Sosok pemimpin ketika mampu menganalisis, memetakan kekuatan dari orangtua, guru, bahkan masyarakat serta membangun relasi yang harmonis dalam merancang beragam program untuk kemajuan satuan pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa guru penggerak mampu menjadi seorang pemimpin.
Pemimpin Pembelajaran Dalam Mengelola Kekuatan Sumber Daya
Pemimpin yang siap belajar dan mengajar, pemimpin sebagai individu yang mampu mengapresiasi diri dalam mengelola, mengorganisir dan mengambil keputusan, belajar sepanjang hayat, mengajar wujud penerapan dan aksi nyata dalam membimbing dan mengajar.
Pemimpin Pembelajaran adalah individu yang senantiasa bergerak dan menggerakan komunitas di lingkungan satuan pendidikan dalam pengelolaan sumber daya sebagai kekuatan. Sumber daya merupakan kekuatan yang melibatkan baik dari unsur manusia bahkan lingkungan fisik, finansial bahkan perangkat program kegiatan.
Seorang pemimpin pembelajaran dalam aksinya senantiasa menjadi sosok yang menginspirasi dalam perubahan. Dalam pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Kegiatan yang dilakukan dalam komunitas kecil dalam hal ini di kelas dengan memetakan minat, gaya belajar, hingga keterampilan yang dimiliki siswa.Â
Di satu sisi pemanfaatan sumber belajar dan sarana lingkungan sekolah juga merupakan bagian kekuatan dengan menerapkan unsur budaya lokal sehingga terwujud pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa dan membentuk pribadi yang memiliki cipta, karya, rasa dan karsa.
Sikap kepemimpinan ini memiliki relevansi dalam membangun budaya positif membangun keyakinan diri dan potensi yang dimiliki dari setiap unsur melalui coaching. Dari perbedaan karakter dan heterogonitas setiap unsur, nilai-niai kebajikan universal merupakan dasar pembentukan karakter yang bertanggung jawab tanpa mengabaikan kodrat alam dan kodrat zaman.Â
Melalui rancangan BAGJA Â serta pendekatan berbasis kekuatan serta pengembangan komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD), maka seorang pemimpin pembelajaran akan mampu memfasilitasi setiap kekuatan yang ada untuk mewujudkan visi dan misi di sekolah.Â
Guru penggerak menjadi pemimpin?
Ya, sebagai pemimpin bagi dirinya dan orang lain, sebagai pemelajar dan pembelajar yang akan membawa dampak positif menuju perubahan. Melalui pendekatan berbasis kekuatan maka kita akan fokus mengembangkan potensi mejadi lebih baik.Â
Pergeseran paradigma dalam memahami pemimpin pembelajaran menjadi tolok ukur keberhasilan seorang guru dalam menghadapi perkembangan pendidikan.Â
Kita akan terus berproses dan terus bertransformasi menjadi role model refleksi dari Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara, Â ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H