Mohon tunggu...
Nurdin Jeneponto
Nurdin Jeneponto Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto

Mari Kita Budayakan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Reseliensi Diri Dalam Pengambilan Kebijakan

1 Februari 2025   11:46 Diperbarui: 1 Februari 2025   11:46 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reseliensi Diri Dalam Pengambilan Kebijakan

oleh : Ighor Nurdin

Resiliensi diri dalam pengambilan kebijakan merupakan kemampuan yang sangat penting bagi seorang pemimpin atau pembuat keputusan. Kemampuan ini mencerminkan ketangguhan mental untuk tetap teguh dan adaptif ketika menghadapi berbagai tantangan dan tekanan dalam proses pengambilan keputusan. Seorang pemimpin yang resilien mampu mempertahankan keseimbangan emosional dan kejernihan berpikir, bahkan di tengah situasi yang penuh ketidakpastian atau krisis.

Dalam konteks pengambilan kebijakan, resiliensi diri membantu seseorang untuk tidak mudah goyah oleh kritik atau penolakan dari berbagai pihak. Setiap kebijakan yang diambil pasti akan mengundang berbagai reaksi, baik positif maupun negatif. Pemimpin yang resilien mampu menerima umpan balik dengan pikiran terbuka, namun tetap teguh pada prinsip dan nilai-nilai yang menjadi landasan pengambilan keputusan. Mereka tidak membiarkan tekanan eksternal mengaburkan visi jangka panjang yang ingin dicapai.

Resiliensi juga berkaitan erat dengan kemampuan belajar dari kegagalan dan kesalahan. Dalam proses pengambilan kebijakan, tidak semua keputusan akan berhasil sesuai harapan. Pemimpin yang resilien memandang kegagalan sebagai kesempatan untuk evaluasi dan perbaikan, bukan sebagai akhir dari segalanya. Mereka mampu bangkit dari kesalahan, menganalisis penyebabnya, dan mengambil pembelajaran berharga untuk perbaikan di masa depan.

Pengembangan resiliensi diri dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti meningkatkan pengetahuan dan kompetensi, membangun jaringan dukungan yang kuat, serta menjaga kesehatan fisik dan mental. Seorang pembuat kebijakan perlu terus memperbarui wawasan dan keterampilan mereka, menjalin hubungan baik dengan para pemangku kepentingan, serta menjaga keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan profesional. Hal ini akan membantu mereka memiliki fondasi yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan dalam pengambilan keputusan.

Pada akhirnya, resiliensi diri dalam pengambilan kebijakan bukan hanya tentang bertahan menghadapi kesulitan, tetapi juga tentang kemampuan untuk tetap produktif dan efektif dalam mencapai tujuan. Pemimpin yang resilien mampu mempertahankan optimisme dan motivasi tim, bahkan dalam situasi yang menantang. Mereka menjadi teladan bagi orang lain dalam menunjukkan ketangguhan dan komitmen terhadap pencapaian visi bersama. Dengan resiliensi yang kuat, seorang pembuat kebijakan dapat mengarahkan organisasi atau institusinya melewati berbagai tantangan menuju kesuksesan yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun