Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kesediaan Melanjutkan Dialog, Strategi Politik Tarik-Ulur Rezim Zionis Israel

9 Agustus 2024   10:00 Diperbarui: 9 Agustus 2024   10:44 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Strategi politik yang dijalankan rezim Zionis Israel pimpinan PM.Benyamin Netanyahu tentang kesediaannya untuk melanjutkan dialog perundingan dengan para pejuang kemerdekaan Palestina yang sudah beberapa bulan tertunda itu kelihatannya tidak lebih sekadar siasat tarik ulur belaka,untuk meredam seranagan pembalasan Republik Islam Iran yang diperkirakan dilancarkan beberapa hari kedepan .

Karena sudah beberapa bulan sebelumnya proposal gencatan senjata tiga tahap ajuan Presiden AS ,Joe Biden ditolak oleh Zionis israel Dalam konteks ini masihkah dapat dipercaya ,tapi sekarang PM.Benyamin Netanyahu mengatakan bahwa delegasi yang terdiri dari agen-agen Mossasd dan Sein Betz dikirim ke Cairo atau Doha tanggal 15 Agustus 2024 untuk melanjutkan dialog dengan para pejuang kemerdekaan Palestina.

Strategi politik mengulur-ngulur waktu tersebut dilakukan oleh PM.Benyamin Netanyahu sengaja dilakukannya seiring menunggu hasil Pilpres AS tanggal 5 November 2024.Jikapun Zionis Serius hendak melanjutkan dialog sesuai proposal ajuan Joe Biden tentunya PM.Benyamin Netanyahu tidak terus menerus melanjutkan genosidnya di jalur Gaza dan tebing barat Palestina.Akan tetapi apa yang dilakukannya di jalur Gaza justru berbanding terbalik dengan apa yang keluar dari mulut PM.Benyamin Netanyahu dukungan partai ekstrimis sayap kanan Zionis Israel.

Selain rejim Zionis Israel tidak menghendaki kemerdekaan bagi  negara palestina,malahan Benyamin Netanyahu dalam berbagai pidatonya di Majlis Umum PBB selalu mengatakan bahwa tidak mengakui keberadan negara Palestina dan Palestina harus dihapus dari peta bumi.Senada dengan itu Menteri Keuangan Zionis Israel,Bezalel Smotrich sebelumnya mengatakan bahwa bangsa Palestina tersebut layak dibom dengan senjata nuklir,dan pada hari Rabu 7 Agustus 2024 Bezalel Smotrich kembali mengeluarkan pernyataannya bahwa bangsa palestina pantas dibiarkan mati kelaparan,namun walaupun begitu Zionis Israel membuka sedikit akses bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza hanya karena terpaksa ,ujarnya.

Oleh sebab itu kesediaan PM.Benyamin Netanyahu untuk melanjutkan dialog perjanjian gencatan senjata dengan para pejuang kemerdekaan Palestina yang diprakarsai Qatar,Mesir dan AS hanya isapan jempol belaka,karena Tel Aviv tidak akan mengakui kemerdekaan negara Palestina sebagai solusi dua negara.Rezim Zionis israel mengendaki jalur Gaza sebagaimana wilayah Palestina lainnya tettap menjadi pemukiman milik Yahudi ,padahal bangsa palestina menghendaki kemerdekaan negara Palestina yang wilayahnya meliputi garis batas sebelum perang 7 hari tahun 1967 dengan Yeruzalem sebagai ibukotanya.Kemerdekaan negara Palestina yang bisa mengentaskan berbagai konflik dikawasan tersebut,dan jika Zionis israel tidak mengakuinya mustahil peperangan antara Zionis Israel dengan Palestina akan berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun