Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

NU Perlu Mendisiplinkan Anggotanya Supaya Tidak Menjadi Alat Propaganda Zionis Israel

17 Juli 2024   09:09 Diperbarui: 17 Juli 2024   09:13 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang dilakukan oleh lima oknum anggota Nahdhatul Ulama (NU)bertemu dengan Presiden Zionis Israel,Isaak Herzog bukannya hanya bertentangan dengan politik pemerinrah negara kesatuan Republik Indonesia(NKRI)akan tetapi telah menyakiti melukai perasaan bangsa Indonesia .Betapa tidak,disaat komuinitas internasional menekan mengisolasi rezim Zionis Israel supaya menghentikan genosidanya terhadap bangsa Palestina.namun terdapat beberapa anggota organisasi yang kononnya terbesar di Indonesia itu justru melakukan sebaliknya dengan mengunjungi Zionis Israel dan bertemu dengan Presiden rezim penjajah ,Isaak Herzog .Meskipun mereka yang terdiri dari Gus Syukron Makmun,Zainul Maarif,Munawir Aziz,Izza Annafisah Dania berdalih untuk berdiskusi bertukar gagasan dengan presiden Isaak Herzog,namun tidak bisa meredam kemarahan bangsa Indonesia.

Dalama akun Insfagram Zenmaarif yang diduga miliknya Zainul Maarif itu menulis bahwa "saya bukan demontran melaiankan filsuf agamawan .Alih-alih demontasi dijalanan dan melakukan pemboikotan saya lebih suka berdiskusi dan mengungkap gagasan".Mestinya sebagai salah seorang dosen di Universitas NU daan lembaga Bahtsul Masail PBNU yang juga pengurus pusat Studywarisan Ibrahim untuk perdamaian bisa disebut"Rahim Koalasi "yang mewadahi antara Yahudi,Muslim dan kaum Bani Nuh Indonesia lebih bersikap bijaksana dalam memilih waktu yang tepat untuk mengunjungi negara penjajah Palestina tersebut.Kunjungan mereka sekarang dan bertemu langsung dengan Presiden Zionis Israel Isaak Herzog aapapun alasannya tentu tidak bisa diterima oleh bangsa Indonesia dan juga komunitas internasional .

Memang beberapa delegasi dari oknum NU itu pernah melakaukan hal serupa beberapa waktu lalu,yang dibantu oleh Elisheva Stroos anggota Steering Committee untuk bertemu dengan Duta Besar Zionis Israel di Singapore Eli Vered Hazan 12-16 Agustus 2023.Anggota Rahim yang bertemu dengan Eli Vered Hazan itu dipimpin Leo Agustinus Yuwono dengan anggota=anggotanya terdiri dari KH.Mukti Ali Qusyairi,KH.Zainul Maarif,KH.Asnawi Ridwan,KH.Roland Gunawan dan Yohannes Elias.Mereka juga bertemu dengan Israeli Deputy Chief of Mission Hila Rose,Frindman di Singapore,sehingga sesungguhnya beberapa anggota Rahim yang juga oknum anggota NU tersebut sudah terbiasa bertemu dengan pejabat tinggi dari Zionis israel yang melancarkan genosidanya dalam menjajah Palestina. 

Propagada  Zionis israel memang semakin efektif dan efisien terhadap anggota yang bernaung dibawah Nahdhatul Ulama(NU)sejak dirintis dahulu oleh KH.Abdurahman Wahid(Gus Dur)saat beliau menjadi presiden Indonesia yang ke 4.Pada tahun 1993 PM Zionis Israel saat itu,Yitzak Rabin mengunjungi Indonesia secara rahasia bertemu Gus Dur,lalu Gur Dur mengadakan kunjungan balasan dengan mengunjungi Zionis israel pada tahun 1994 dan berikutnya hal serupa dilakujkan pada tahun 1997 sebagaimana dirilis The Diplomat.Kendatipun antara Zionis Israel dengan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik ,akan tetapi banyak pejabat Indonesia justru bersahabat dengan rezim Zionis Israel tersebut.Oleh karenan itu bukannya hanya organisasi seperti NU saja yang menentang politik luar negeri Indonesia yang anti Zionis Israel karena masih menjajah Palestina,tetapi beberapa oknum pejabat Indonesia juga membangkang poitik luar Indonesia yang mengutuk Tel Aviv dan tidak mengakui Zionis Israel karena masih menjajah Palestina.

Kunjungan yang dilakukan oleh beberapa oknum anggota NU ke negara Zionis Israel ,negara yang  melancarkan genosidanya di Palestina dengan  melawan keputusan ICJ ICC dan membangkang seruan komunitas Internasional sesungguhnya sangat amat  menguntungkan rezim Zionis israel yang berhasil menggiring oknum NU itu menjadi media propagandanya dalam melawan tuntutan komunitas internasional .Rezim Zionis Israel berhasil memamfaatkan oknum-oknum NU yang polos kurang memiliki wawasan kedepan dalam peraturan politik internasional,sehingga oknum anggota NU semacam itu perlu dibekali dengan ilmu politik dan tidak cukup hanya menguasai kitab kuning belaka.Meskipun dalam Islam dikenal ada ilmu siasiyah,akan tetapi terkesan kurang mendapat perhatian serius menyebabkan mudah digiring laksana buih dilautan bergerak karena terjangan ombak hingga terpecah cerai berai .Dalam konteks ini NU perlu mendisiplinkan anggotanya supaya tidak mengambil langkah-langkah dan keputusanya sendiri tanpa sepengetahun organisasi indukya,NU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun