Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Debat Capres: Kemukakan Gagasan, Bukannya Emosi Saat Sulit Memberi Tanggapan

14 Desember 2023   08:43 Diperbarui: 14 Desember 2023   08:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebagian besar bangsa Indonesia dari Aceh sampai Papua telah menyaksikan debat capres yang diselengagarakan oleh KPU,Selasa malam tanggal 12 Desember 2024 sebagai salah satu rangkain tahapan langkah  menuju pesta demokrasi yang puncaaknaya tanggal 14 Februari 2024.Bangsa Indonesia telah menyaksikan dan menilai kwalitas capres mereka saat mengemukakan gagasan,memberikan pertanyaan dan menanggapinya dalam debat tersebut sebagai refleksi dari kesiapan , kecerdasan mereka sebagai kandidat pemimpin Indonesia lima tahun kedepan.

Hanya sosok yang cerdas berwawasan luas jauh kedepan yang mampu mengelola perasaan emosinya saat mengemukan berbagai gagasannya,menanggapi pertanyaan kandidat lainnya didepan jutaan mata bangsa Indonesia.Pemimpin yang cerdas dengan sistematis rapi dalam mengemukakan gagasannya,dan mampu memberi tanggapannya dengan susunan kosa kata yang tertata rapi berdasarkan data sehingga kendatipuni pertanyaan dan tanggapannya tajam namun selalu dalam batas-batas koridor etika yang santun 

Banyak pengamat mengomentari kwalitas debat capres  selasa malam 12 Desember 2023 dipanggung KPU tersebut relatif baik ,meskipun beberapa gagasan yang dikemukakan oleh nomor urut 1 yang begitu baik kurang mendapat tanggapan dari nomor urut 2 yang hanya memuji Jokowi.Mestinya nomor urut 2  dalam menanggapi gagasan yang dikemukakan oleh nomor urut 1 dan 3 itu tidak hanya memuji-muji kebijakan Jokowi tetapi lebih baik mengemukakan gagasannya sendiri sesuai dengan harapan bangsa Indonesia yang ingin perubahan.

Apalagi lagi kalau saat terdesak karena sulit memberi tanggapan yang tepat untuk merespon pertanyaan nomor urut 1 dan 3 harfusnya nomor urut 2 meanggapinya dengan tepat tegas tanpa diwarnai dengan aksi-aksi kekanak-kanakan sebagi upaya menutupi  emosinya yang meningkat .Bangsa Indonesia yang tekun cermat dalam menyaksikan debat perdana itu tentu saja sudah mengetahui karakter aslinya dari masing-masing capres .

Nah terserah bangsa Indonesia yang menjatuhkan pilihannya pada tanggal 14 Februari 2024 kepada siapa yang cocok memimpin Indonesia lima tahun  kedepan.Memilih pemimpin yang memiliki gagasan dilengkapi data  berwawasan luas,atau pemimpin yamng pintar berjoget emosiaonalnya bangkit saat sulit memberi tanggapan dari pertanyaan  capres lainnya ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun