Menjelang pesta demokrasi 14 Februari tahun 2024 kondisional perpolitikan Indonesia semakin memanas.Betapa tidak ? sejak Partai Nasdem mencalonkan Prof.Dr.Anies Baswedan sebagai calon presiden tahun 2024,partai Nasdem terkesan diabaikan oleh pemerintah walaupun Nasdem yang pertama sekali menjagokan Joko Widodo sebagai presiden RI ke 7.Sejak menjagokan Prof.DR.Anies  Rasyid Baswedan sebagai capres tahun 2024  berbagai badai politik,fitnah dan hujatan berqagam Hoax  dialamatkan kepada Nasdem partai koalisi dalam kabinet mantan walikota Solo  itu.
Prof.Dr.Anies Rasyid Baswedan yang mulanya diusung oleh Nasdem,Demokrat dan PKS tersebut mulai terkesan dianak tirikan oleh rezim Jokowi,seperti saat Presiden Jokowi mengumpulkan partai koalisinya di istana sering tanpa kehadiran Nasdem karena memang tidak diundang oleh mantan Gubennur DKI tersebut.Namun demikian Nasdem jalan terus tetap kokoh dalam kebijakannya,yang pada  akhirnya Surya Paloh berhasil membujuk PKB yang keluar dari KIM(Komisi Indonesia Maju) untuk bergabung dalam KPP(Komisi Pembaharuan untuk Persatuan)walaupun Demokrat keluar dari KPP lalu bergabung ke pihak Prabowo pimpinan KIM.
Namun demikian Nasdem,PKB dan PKS terus maju pantang surut kebelakang ,yang selanjutnya mendapat dukungan Partai Umat,Masyumi dengan capres-cawapresnya Prof.Dr.Anies Rasyid Baswedan dan Dr.Muhaimin Iskandar .Kini Prof.Dr.Anies Rasyid Baswedan dan Dr.Muhaimin Iskandar  usungan Nasdem,PKB dan PKS dengan dukungan Masyumi dan Partai Umat pada tanggal 19 Oktober 2023 sudah resmi mendaftar di KPU sebagai pendaftar yang pertama yang diantar oleh puluhan ribu simpatisannya.Pasangan Ganjar-Mahfud MD usungan PDIP,PPP dll sebagai pendaftar kedua di KPU.Sementara pasangan Prabowo-Gibran rencananya akan mendaftar pada tanggal 25 Oktober 2023.
Keiukutsertaan putra sulung Jokowi ,Gibran sebagai cawapres bersama capres Prabowo Subianto )KIM)sempat terjadi kontroversi karena dianggap oleh masyarakat sebagai realisasi prses politik  dinasty setelah MK pimpinan pamannya Anwar Usman memberikan "Karpek Merah"kepada Gibran untuk bisa mencalonkan dirinya sebagai cawapres.Hal tersebut menyebabkan MK(Mahkamah Konstitusi)dipelesetkan oleh sebagian masyarakat sebagai Mahkamah Keluarga(MK)yang tentu saja dibantah keras oleh Anwar Usman dan kawan-kawannya.
Namun demikian terlepas dari kontroversial atau polemik dalam kancah perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu 14 Februari 2024 tersebut,tidak bisa dipungkiri bahwa suka tidak suka elektabilitas PDIP turut berdampak negatif terbelah sehingga sangat menguntungkan pasangan  capres cawapres Prof.DR.Anies Rasyid Baswedan-DR.Muhaimin Iskandar yang diusung  KPP.
Nah,karenanaya dengan kata lain bisa dikatakan bahwa politik Cawe-Cawe bukannya mengurangi elektabilitas "AMIN"tetapi merugikan dirinyas sendiri.Jadi politik Cawe-Cawe taidak ubahnaya menjadi "senjata makan tuan".Semoga kedepan Indonesia dipimpin pemimpin yang bersih,jujur ,cerdas sehingga mampu membawa Indonesia kearah yanag lebih makmur adil dalam keseteraan berkeadilan sosial bagi seluruh banagsa Indonesia.Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H