Jika mengamati krisis politik yang sedang bergulir di Mesir sekarang ini,maka perlu dipertanyakan siapa yang berkuasa saan ini di negeri piramid tersebut.Karena Mahkamah Konstitusi Mesir sebelumnya juga telah membatalkan hasil pemilu Parlemen yang dimennangi secara demokratis oleh Ihkawanul Muslimin dan Salafis,lalu Parlemen-pun dibubarkan pertengahan Juni lalu oleh Dewan Agung militer Mesir(SCAF).
Sebelumnya SCAF juga sudah membuat semacam aturan yang memangkas wewenang kekuasaan Presiden terhadap angkatan bersenjata Mesir,serta SCAF pimpinan Muhammad Husein Tantawi menetapkan bahwa jabatan Depdagri,Kemenlu dan Pertahan hanya miliki militer.
Seiring dengan itu Presiden Muhamamad Mursi mengintruksikan supaya Parlemen dipulihkan dan segera melakujkan sidangnya Selasa,9 Juli 2012 .Namun setelah sidang berlangsung sekitar lima menit ,Ketua Parlemen Saad Al Katatni meundanya utuk menghindari konfrontasi dnegan angkatan bersenjata Mesir .
Dekrit Presiden Muhammad Mursi untuk memulihkan Parlemen kembali kini juga sudah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi,suatu lembaga yang dikuasai oleh loyalis rejim mantan diktator Husni Mubaraq sebagai juga SCAF ,mitra MK yang sangat kompak dalam mengganjal kubu Muslim .Berdasarkan konstalasi politik yang sedang melanda Mesir sekarang ini,maka sesungguhnya di negara hadiah sungai Nil itu sedang terjadi"perebutan kekuasaan"antara Presiden Muhammad Mursi dukungan Ikhwanul Muslimin-Salafis dan MK-SCAF dukungan liberalis sekuler dan Barat.
Meurut Ketua Parlemen Saad Al Katatni,bahwa mereka akan memeperkarakan pembatalan hasil Pemilu dan pembubaran parlemen oleh MK dan SCAF tersebut kepengadilan banding tingkat tinggi, kemungkinannya juga akan menghasilkan serupa sebab dijajaran pegadilan juga masih terdiri dari hakim-hakim loyalis rejim sebelumnya.
Kalau gejalanya  sudah begitu menurut pengamat politik ,maka Mesir akan terjerumus kembali kedalam konflik yang berkelanjutan yang kemungkinan saja bisa meruntuhkan kembali sistem demokrasi yang mulai bertunas tersebut.Ini yang sangat memprihatinkan ,sekiranya hal tersebut masih terus berjalan negara Mesir akan menjadi ajang kerusuhan,yang dengn mudah diarahkan oleh pihak-pihak tertentu yang sejak lama memang tidak menghendaki kubu muslim berkuasa di Mesir.Perebutan kekuasaan sedang terjadi di mesir anttara kubu muslim dan kubu liberalis sekuler,meskipun kubu muslim berhasil dalam pemilu dengan sukses namun pihak yang kalah sedang merekayasa untuk membalikkan keadaannya.
Dan hal semacam itu tidak mustahil akan terjadi di Mesir,apalagi Presiden Muhamamad Mursi telah hilang kekuasaannya terhadap angkatan bersenjatan Mesir hasil rekayasa SCAF.Sebelumnnya juga Mursi telah di "ikat tangannya" dengan pembubaran Parlemen oleh MK itu.Praktis sekarang Presiden Muhammad Mursi tidak berdaya,sehingga dekritnyapun dibatalkan oleh MK sebagaimana nasib pemilu Parlemen sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H