Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buruk Muka Cermin Di Belah:Demokrat Serukan Beikot Media !

18 Februari 2012   21:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:29 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepala Biro Hukum dan Hak asasi manusia Partai Demokrat,Jimmy Setiawan menyerukan supaya para kader Partai Demokrat melancarkan gerakan beikot terhadap  media masa,baik media cetak apalagi media elektronika yang senantiasa merilis berbagai berita tentang kebobrokan para elite Demokrat sekarang ini. Hal ini buykanlah yang pertama coba dilakukan oleh para kader Partai yang berkuasa saat ini,karena sebelumnnya juga hal serupa pernah diserukan oleh Dipo Alam,salah seorang juru bicara SBY dari sekian banyak orang yang berseliweran di seputar istana yang kadangkala dalam mengomentari sesuatu terkesan asal bunyi(ASBUN)dan kelihatan kurang kordinasi dengan baik tersebut.

Dalam hal ini tidak perlu heran atas kebijakan itu,karena memang para kader Demokrat bukanlah individu-individu yang profesional dalam bidangnya masing-masing sehingga mereka tidak mengetahui tugasnya sendiri, apalagi untuk mengambil sessuatu kebijakan yang tepat guna bagi kesejahteraan bangsa Indonesia.

Ketua Dewan Pembinanya sendiri,Susilo Bambang Yudoyono juga sudah secara terbuka mengakuinya bahwa para kader Partai demokrat itu memang kurang cerdas .Karenanya mereka itu di rekruit bukan berdasarkan pertimbangan keprofesionalitasnya masing-masing tetapi hanya berdasarkan suatu pertimbangan besar kecilnya investasi yang di tanamkan terhadap Partai Demokrat.

Dalam kiprahnya ,hampir delapan tahun Indonesia diatur oleh Partai demokrat pimpinan SBY kelihatannya berbagai kebijakan yang pro rakyat sangat langka,sebagai buktinya berbagai keperluan hajat hidup rakyat banyak semakin tinggi harganya.Berbagai kebijakannya kontraproduktif,seperti SBY menganjurkan kehidupan sederhana namun ia sendiri justeru membeli pesawat khusus yang milyaran harganya.Kemudian SBY tidak henti-hentinya melancarkan wajib belajar 12 tahun ,tetapi dissisi lain ia tidak berupaya untuk menghentikan biaya pendidikan yang semakin saja tinggi saja itu.

Selain itu SBY dan kader Demokrat lainnya sebelum berkuasa berjanji akan memberantas korupsi,tetapi setelah berkuasa dua periode jabatannya itu justeru korupsi semakin subur terutama yang dilakukan oleh kader-kader Partai demokrat sendiri.Beberapa diantaranya namanya sering disebut-sebut dalam sidang pengadilan Tipikor  oleh saksi-saksi  Sindo Rosalina Manulang,Yulianis ,dan mantan bendahara umum Demokrat Muhammmad Nazarudin  ,terdakwa  skandal korupsi Wisma Atlet namun belum diapa-apakan .

Nama-nama teresebut adalah Andi Malarangeng,Mirwan Amir,Anas urbaningrum,dan Angelina Sondakh yang sudah menjadi tersangkapun masih eksis di komisi x DPR kembali setelah mendapat protes dari KPK dan berbagai kalangan ketika Angelina Sondakh dipindahkan ke kominsi III oleh petinggi Demokrat itu.Anehnya lagi Jafar Hafsah mengatakan,bahwa permindahan Angelina Sondakh dari komisi X  DPR kep Komisi III memang sudah di rencanakan sebelumnya.Padahal orang awam saja bisa memahami segala dampaknya jika seseorang yang sudah berstatus tersangka oleh KPK berada di komisi III DPR yang membidangi masalah hukum.

Selain itu kader-kader Demokrat lainnya juga masih tersangkut mafi pemilu,seperti Andi Nurpatti namun masih tetap bercokol di tubuh Demokrat sebagaimana yang lainnya.Memang para elite Demokrat sebagaimana halnya Ketua Dewan Pembinanya sendiri,SBY sangat lamban dan kaku dalam mengambil sesuatu kebijakan.Dan jikapun akhirnya memang melakukan sesuatu kebijakan,maka bisa di pastikan dengan membuat suatu badan khusus untuk itu yang tidak efektif sama sekali selain hanya untuk menghambur-hambur uang negara.

Dan jika memang Partai demokrat akhirnya membeikot media massa,karena dianggapnya dengan kebijakan yang tidak cerdas itu bisa memperbaiki citra Demokrat maka hal itu lebih baik supaya semakin cepat lengser mereka dari birokrasi korup Indonesia ini.Mereka menganggap dengan membeikot media,maka soal skandal korupsi Wisma Atlet,Hambalang,Bank Century dan berbagai skandal lainnya akan terabaikan .Begitulah persepsi elite Demokrat yang sangat dangkal tersebut yang semakin kontra produktif dengan janji-janji mereka sebelumnya saat kampanye dahulu.KIta tunggu ,dan jika memang kedepan Demokrat akan membeikot media massa maka media juga bisa melancarkan balasan setimpal dengan membeikot pula semua aktifitas rejim SBY yang senantiasa ketinggalan kereta api itu.  Buruk muka cermin di belah,padahal yang tepat adalah cermin di jadikan sebagai alat control untuk  mengetahui wajah bagaimana sesungguhnya wajah Demokrat sendiri,hingga segera melakukan koreksi dan  memperbaikinya jika memang  masih kurang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun