Lebih aneh lagi,bahwa PKI organisasi terbesar dan sangat teratur di Asia itu hanya dalam sehari bisa di tumpas oleh RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edi Wibowo,dan selanjutnya Sukarno kononnya memberikan Supersemar(surat perintah 11 maret)kepada nSuharto untuk memelihara keamanan dan ketertiban,tetapi kemudian di belokkannya sehingga terjadi Sidang Nawaksara yang melengserkan Sukarno.Kejanggalan lain adalah dalam film G 30 S/PKI itu tampak  jelas para jenderal itu di siksa sangat biadab di lubang buaya(belakang bandara halim),di silet kemaluannya  oleh Gerwani sambil meneriakkan"Yel-Yel , darah merah jenderal "dan sebagainya.Namun hasil visum dokter yang  memeriksa jenazah para jenderal yang diambil oleh Presiden Suharto,yang foto kopinya baru beberapa tahun kemudian diketemukan bahwa sebenarnya tidak ada tanda-tanda penyiksaan seperti itu  terhadap  jenazah para jenderal , pahlawan  revolusi itu.
Kemudian juga Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang naskah aslinya  sampai sekarang masih misterius ,tidak diketahui keberadaaanya padahal itu sangat penting bagi pelurusan sejarah Indonesia.Dan Supersemar tersebut merupakan landasan berdirinya rejim Orde Baru,yang kemudian menjadi PKI sebagai bahaya laten meskipun sudah di bubarkannya sebagai respon terhadap  tuntutan para mahasiswa  yang terkenal dengan sebutan angkatan 66.Mereka menuntut pembubaran PKI dan ormasnya, resuffel Kabinet Dwikora dan turunkan harga , sebagai yang dikenal dalam sejarah Nasional Indonesia sebagai Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat)tersebut.
Untuk melueruskan sejarah nasional Indonesia ,memang sangat di butuhkan berbagai akdemisi sejarawan yang memang profesional dan berkompeten dalam masalah tersebut.Supaya masalah seperti peristiwa G 30 S/PKI 1965 itu terungkap kebenarannya. Hal ini bukan untuk mencari siapa saja yang bertanggung  jawab sehingga terjadinya tragedi  kemanusiaan terbesar di Indonesia,akan tetapi untuk kepentingan  perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H