Mohon tunggu...
Nurdini LadyTaminta
Nurdini LadyTaminta Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa uinsu

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Cara mengatasi islamphobia

20 Desember 2024   22:44 Diperbarui: 20 Desember 2024   22:44 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil dari internet 

Islam menyebar melalui dua cara utama yaitu dakwaah dan penaklukan wilayah. Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya menyebarkan ajaran islam dengan berdakwah secara damai, mengajak masyarakat untuk memeluk agama islam tanpa paksaan. Di sisi lain, penalkukan wilayah-wilayahh baru dilakukan untuk meemperluas kekuasaan politik dan wilayah kekhalifahan islam. Seiring waktu, penyebaran islam juga terjadi melalui jalur perdagangan dan perkinan. Para pedagamg muslim yang berdagang ke berbagai wilayah tiddak hanya memperjual belikan barang dagangan, tetapi juga menyebarkan ajaran islam kepada masyaarakat setempat dengan berdakwah. Selain itu, perkawinan antara muslim ddan non-muslim turut berperan dalam penyebaran islam secara alami. 

 Faktor yang mendukung penyebaran islam lainnya adalah keberhasilan peradaban islm dalam mencapi kemajuan diberbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, seni, arsitektur, dan sistem pemerintahan. Kejayaan peradaban islam pada masa keemasan menarik minat masyarakat non muslim untuk mempelajari dan memeluk agama islam. Penyebara agama islam terus berlanjut, tetapi pasti terdapat tantangan dalam hal ini seperti ada saja kebencian seseorang terhadap islam yang disebut ismophobia bagi kalangan orang yang tidak menyukai dengan islam dan dijadikan sebagai ketakutan maupun kebencian.

  Islamophobia adalah isu yang memang seolah menjadi bagian dari darah daging kehidupan umat, bahkan seolah sesuatu yang telah "destined" oleh keputusan sepihak. Sehingga kerap kali menyikapinya menjadi seolah menyikapi peristiwa hidup yang lumrah.

 Pada perkembangan terorisme muncul kecenderungan baru dengan melibatkan unsuur keluarga batih atau inti. Berdasarkan kasus tersebut orang beranggap bahwa islam sebagai seorang teroris karena kasus tersebut pelaku sebagai penganut agama, padahal orang tersebut sebagai penganut islam radikal. Hal ini sebagai faktr pendorong untuk mencari upaya dalam mengatasi ketakutan dan prasangka umat beragama ataupun non-muslim terhadap islmophobia. Berdasarkan opini publik bahwa menggambarkan islam dan ajarannya adalah dalang terorisme dunia. 

 Islamophobia ini sudah menyebar dimana-dimana yang memunculkan ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, dan rasa tidak aman muncul karena pandangan terhadap islam yang tidak sesuai dengan esensi sejatinya. Islam adalah agama yang esensi sosial yang tinggi. Islam menjunjung tinggi nilai-nilai sosial masyarakat, pendidikan karakter, hukum, dan aspek-aspek lainnya. Dalam hal ini kita bisa membantah bahwa islam itu bukan lah penyebar teroris maupun terooris itu sendiri, tetapi hanya oknum yang ingin berniat buruk terhaadap agama islam.

   Terdapat beberapa tips untuk menyikapi islamophobia yaitu

 Pertama, jadikan allah sebagai pegangan. Kerap kali kita menyaksikan orang-orang mengaku memperjuangkan islam dan kebenaran, tapi pada dirinya sendiri, islam dan kebenaran itu dipegangi setengah hati. Mengaku memperjuangkan agama allah, tapi allah dan agamanya sekaddar hiasan dan slogan murah.

 Kedua, pemahaman agama yang solid. Keadaann ini juga biasanya berakibat fatal. Reaksi terhadap masalah yang dihadapi, menjadi labil dan sering dilandasi emosi yang mengesampingkan rasioonalistas. Akibatnya orang lain menuduh islam sebgai agam yag emosional dan amarah.

 Ketiga, jadikan rasullah sebgai role model. Dalam segala perilakunya, muslim harusnya menjadkan rasullah SAW sebgai role model atau contoh tauladan. Beliau mengedepankan hati dan akal sehat. Beliau santun dalam kata dan karakter. 

 Fenomena islamophobia dapat disikap sebagai wuud yang natural dari proses prasangka dalam sebuaah komunitas masyarakat, namun beberapa hal perlu ditindaklanjuti agar prasangka antar eklompok tersebut tidak makin meruncing dan menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan serta merugikan bagi suatu komunitas masyrakat. Pemahaman yang benar dan positif, keterbukaan pandangan serta kejernihan sikap hisup dan kulitas mental dalam menerima keberadaan elompok lain akan membantu masing-masing kelompok dalam komunitas yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun